Kemudian laba bersih di tahun 2009 dan 2010 mengalami peningkatan kembali sehingga laba bersih perusahaan di tahun tersebut bernilai 275,50
persen dan 447,11 persen. Selain laba bersih, nilai perputaran aktiva juga mempengaruhi nilai ROA. Rata-rata nilai perputaran aktiva perusahaan yaitu
sebesar, 0,54 persen. Penjualan yang terus meningkat juga ikut mempengaruhi nilai ROA. Dimana nilai penjualan rata-rata yang didapat PT. Musi Hutan
Persada yaitu sebesar 127,46 persen. Perkembangan nilai ROE yang cenderung meningkat mencerminkan
tingginya efektivitas pengelolaan sumber daya perusahaan dalam upaya memaksimalkan tingkat keuntungan perusahaan. Pada tahun 2010 didapat
nilai ROE terbesar, ini menunjukkan kinerja perusahaan yang terus membaik.
4.10. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan
Dengan melihat kondisi keuangan dan analisis rasio maupun du pont selama 4 periode pengamatan yaitu tahun 2007 sampai 2010 menunjukkan
bahwa kinerja perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor yang berasal dari internal perusahaan seperti
penjualan, harga pokok penjualan, biaya, aktiva, kewajiban dan ekuitas. Dimana biaya-biaya tersebut dapat mempengaruhi keuangan perusahaan.
Selain hal tersebut sumber daya manusia juga menjadi salah satu faktor internal yang mempengaruhi perusahaan, semakin baik kinerja sumber daya
manusia perusahaan maka akan meningkatkan pendapatan laba perusahaan. Dengan adanya peningkatan penjualan, maka marjin laba dan
perputaran aktiva juga akan mengalami peningkatan. Adanya peningkatan margin laba dan perputaran aktiva secara bersama-sama akan meningkatkan
nilai ROI PT. Musi Hutan Persada. Peningkatan penjualan dan memperkecil harga pokok produksi dan biaya-biaya dapat ebih meningkatkan laba bersih
perusahaan. Selain itu, jumlah modal ikut berpengaruh karena modal perusahaan belum mampu menutupi kewajiban jangka pendek maupun jangka
panjangnya terhadap para krditur dengan modal sendiri. Faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja perusahaan di antaranya
adalah seperti cuaca dan pihak lain yang ikut bekerja sama pada PT. Musi Hutan Persada serta pemerintah. Cuaca sangat mempengaruhi dalam
perusahaan ini. Karena apabila cuaca dalam keadaan bagus maka proses penebangan kayu juga akan berjalan lancar. Proses penebangan kayu yang
lancar dapat mempengaruhi pendapatan perusahaan karena apabila penebangan berjalan lancar, pengiriman kayu ke PT. Tanjung Enim Lestari
dapat berjalan lancar. Kerja sama dengan pihak lain dalam mengelola hutan bersama
masyarakat MHBM dan mengelola hutan rakyat program yang menempatkan masyarakat sekitar hutan sebagai mitra sejajar pengusaha HTI
dalam mengelola hutan tanaman industri, suksesnya program ini dapat mendukung perusahaan dalam melaksanakan proses usahanya. Sedangkan
program mengelola hutan rakyat MHR merupakan program penanaman tanaman HTI dengan pola bagi hasil antara perusahaan dengan pemilik lahan.
Suksesnya program MHR ini dapat meningkatkan penjualan perusahaan. Selain itu, penanaman modal dari PT. Inhutani V dan PT. Tanjung
Enim Lestari juga dapat mempengaruhi. Karena modal perusahaan berasal dari PT. Inhutani V sebesar 40 dan PT. Tanjung Enim Lestari 60.
Kebijakan pemerintah juga ikut andil dalam hal ini karena dapat mempengaruhi pendapatan perusahaan. Seperti kebijakannya mengenai UU
kehutanan dan lain-lain.
4.11. Implikasi Manajerial