Implikasi Manajerial HASIL DAN PEMBAHASAN

perusahaan ini. Karena apabila cuaca dalam keadaan bagus maka proses penebangan kayu juga akan berjalan lancar. Proses penebangan kayu yang lancar dapat mempengaruhi pendapatan perusahaan karena apabila penebangan berjalan lancar, pengiriman kayu ke PT. Tanjung Enim Lestari dapat berjalan lancar. Kerja sama dengan pihak lain dalam mengelola hutan bersama masyarakat MHBM dan mengelola hutan rakyat program yang menempatkan masyarakat sekitar hutan sebagai mitra sejajar pengusaha HTI dalam mengelola hutan tanaman industri, suksesnya program ini dapat mendukung perusahaan dalam melaksanakan proses usahanya. Sedangkan program mengelola hutan rakyat MHR merupakan program penanaman tanaman HTI dengan pola bagi hasil antara perusahaan dengan pemilik lahan. Suksesnya program MHR ini dapat meningkatkan penjualan perusahaan. Selain itu, penanaman modal dari PT. Inhutani V dan PT. Tanjung Enim Lestari juga dapat mempengaruhi. Karena modal perusahaan berasal dari PT. Inhutani V sebesar 40 dan PT. Tanjung Enim Lestari 60. Kebijakan pemerintah juga ikut andil dalam hal ini karena dapat mempengaruhi pendapatan perusahaan. Seperti kebijakannya mengenai UU kehutanan dan lain-lain.

4.11. Implikasi Manajerial

Implikasi manajerial yang dapat dimunculkan dalam penelitian ini adalah bagaimana menciptakan kinerja keuangan yang lebih baik sehingga dapat memberikan nilai yang positif bagi perusahaan pada tahun-tahun yang akan datang, untuk itu diperlukan cara-cara agar kinerja keuangan perusahaan meningkat seperti: a. Untuk memperbaiki likuiditas dan solvabilitas perusahaan maka perusahaan harus meningkatkan jumlah kas pada perusahaan dengan cara melakukan lebih banyak transaksi penjualan secara tunai, serta mengurangi penumpukan persediaan. b. Untuk lebih meningkatkan profitabilitas pada perusahaan, maka sebaiknya perusahaan lebih menekan lagi biaya-biaya yang ditimbulkan dari keseluruhan kegiatan perusahaan, sehingga laba yang diperoleh perusahaan seimbang dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. c. Perusahaan hendaknya menstabilkan tingkat perputaran semua unsur modal kerja yang ada, terutama pada persediaan dan piutang KESIMPULAN DAN SARAN 1.Kesimpulan a. Perkembangan keuangan PT. Musi Hutan Persada selama 4 tahun pengamatan dengan menggunakan analisis trend pada sisi aktiva menunjukkan komponen aktiva lancar dan aktiva tetap yang cenderung mengalami peningkatan secara fluktuatif. Walaupun aktiva tetap di tahun 2008 sempat mengalami penurunan. Penurunan tersebut disebabkan oleh peningkatan nilai beban yang ditangguhkan disertai dengan peningkatan amortisasi. Sedangkan untuk aktiva lain-lain cenderung mengalami penurunan di tahun 2008 dan 2009. Sementara pada sisi pasiva kondisinya menunjukkan kecenderungan yang meningkat kecuali kewajiban jangka panjang yang kondisinya menunjukkan penurunan. Penurunan ini dikarenakan hutang kepada pemegang saham menjadi ditiadakan. Pada laporan laba rugi terlihat bahwa komponen penjualan, harga pokok penjualan, dan laba bersih cenderung meningkat pada setiap tahunnya. Sedangkan pada komponen laba kotor dan biaya cenderung mengalami penurunan. Dengan adanya penurunan biaya-biaya ini sangat menguntungkan bagi perusahaan karena dapat meningkatkan laba bersih yang diperoleh perusahaan. b. Hasil analisis rasio memperlihatkan tingkat likuiditas perusahaan cenderung menurun. Walaupun begitu, perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendek karena aktiva yang tersedia mampu memenuhi kewajiban lancarnya. Tetapi apabila tanpa persediaan, perusahaan masih belum mampu memenuhi kewajiban lancarnya. Sedangkan tingkat solvabiltas cukup beresiko karena rasio total hutang dan total aktiva mengindikasikan perusahaan sering melakukan peminjaman dengan pihak luar. Selain itu rasio total hutang dengan modal sendiri menunjukkan rendahnya kemampuan modal perusahaan dalam menjamin kewajiban perusahaan. Begitu pula dengan rasio modal sendiri dengan total aktiva karena modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan yang digunakan unuk membiayai aktiva terlalu sedikit. Dari rasio aktivitas terlihat rasio perputaran piutang dan rasio perputaran mengalami peningkatan di dua tahun terakhir pengamatan. Walaupun terjadi peningkatan nilai rasio perputaran aktiva PT. Musi Hutan Persada masih dikatakan belum baik karena perusahaan belum mampu menginvestasikan aktivanya secara optimal. Sementara rasio perputaran aktiva tetap menunjukkan cukup baik karena perusahaan cukup efisien dalam pengoperasian aktivanya Sedangkan untuk rasio rasio perputaran piutang, perusahaan melakukan kegiatan penagihan piutang sebanyak 5 kali atau jangka waktu penagihan piutang sebanyak 68 hari. Tingkat profitabilitas perusahaan cenderung mengalami peningkatan hal ini mencerminkan telah efisiennya pengelolaan sumber daya perusahaan dalam memaksimalkan keuntungsn. Tetapi rasio marjin laba kotor mengalami kecenderungan turun setiap tahunnya. Berdasarkan hasil analisis Du Pont, perkembangan kinerja keuangan perusahaan cenderung meningkat. Hal ini dicerminkan dari nilai ROE yang cenderung meningkat. Peningkatan ROE ini disebabkan oleh tingkat profitabilitas perusahaan yang cenderung meningkat untuk 4 tahun terakhir. Berdasarkan forcasting untuk tahun 2011, komponen neraca yang diramalkan akan naik yaitu aktiva lancar,kewajiban lancar dan ekuitas. Sedangkan untuk komponen laba rugi yang diramalkan akan mengalami peningkatan yaitu penjualan, harga pook penjualan,laba kotor, serta laba bersih. c. Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor yang berasal dari internal perusahaan antara lain yaitu penjualan, biaya dan aktiva serta Sumber Daya Manusia. Dengan adanya peningkatan penjualan maka marjin laba dan perputaran aktiva juga akan mengalami peningkatan sehingga akan meningkatkan nilai ROI perusahaan. Sedangkan faktor eksternal seperti cuaca dan pihak lain yang ikut bekerja sama dengan PT. Musi Hutan Persada serta pemerintah yang sifatnya sementara dan tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan. 2.Saran a. Perusahaan harus meningkatkan jumlah kas pada perusahaan, dengan cara melakukan lebih banyak transaksi penjualan secara tunai, serta mengurangi penumpukan persediaan. b. Perusahaan menambah jumlah modal sehingga perusahaan mampu menutupi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya terhadap para kreditur dengan modal sendiri. c. Peningkatan keuntungan dapat dengan meminimalkan biaya-biaya seperti biaya operasi dan lain-lain serta meningkatkan angka penjualan. DAFTAR PUSTAKA Brigham, E. F dan J. F. Houstoun. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Salemba Empat, Jakarta. Budiman, H. 2006. Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan PT. Pupuk Kujang Persero Cikampek. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Harahap, S. S. 2002. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hariri, E. 2010. Evaluasi Kinerja Keuangan Usaha Budidaya Ikan Kerapu Macan Pada Anggota Kelompok Sea Farming Di Pulau Panggang. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Heizer. J. dan B. Render. 2005. Manajemen Operasi. Salemba Empat, Jakarta. Lukviarman. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Andalas University Press, Padang. Mulyadi. 1993. Akuntansi Manajemen. Konsep, Manfaat, Dan Rekayasa. Edisi 3. Universitas Gajah Mada. Salemba Empat, Jakarta. Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta. Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Ghalia, Jakarta. Pelatihan Analisis PAD Trenggalek. Pdf application pdf object http:www.rofiq.web.idfilesPelatihan20Analisis20PAD20Trengga lek.pdf [7 Agustus 2011]. PT. Musi Hutan Persada. 2007. Laporan Keuangan PT. Musi Hutan Persada Tahun 2007. PT. Musi Hutan Persada, Muara Enim. _____________________. 2008. Laporan Keuangan PT. Musi Hutan Persada Tahun 2008. PT. Musi Hutan Persada, Muara Enim. _____________________. 2009. Laporan Keuangan PT. Musi Hutan Persada Tahun 2009. PT. Musi Hutan Persada, Muara Enim. _____________________. 2010. Laporan Keuangan PT. Musi Hutan Persada Tahun 2010. PT. Musi Hutan Persada, Muara Enim. Sawir, A. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Suseno, I. 2010. Analisis Kinerja Keuangan PT. Bimatama Indonesia Estetika. Skripsi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Lampiran 1. Laporan Laba Rugi 31 Desember 2007 PT. MUSI HUTAN PERSADA LAPORAN LABA RUGI 31 DESEMBER 2007 1. Penjualan 263.910.311.820

2. Harga Pokok Penjualan

a. Persediaan Awal 21.996.739.339 b. Biaya Produksi - Pembiayaan Produksi 170.851.801.958 - Penyusutan dan Amortisasi 22.755.684.446 Sub. Total Biaya Produksi 193.607.486.404 c. Kayu Tersedia untuk Dijual 215.604.225.743 d. Persediaan Akhir 45.385.809.409 Harga Pokok Penjualan 170.218.416.334 Laba Rugi Kotor 93.691.895.486

3. Biaya Operasi, Bunga Pinjaman, dan Biaya Lain-lain

a. Biaya Operasi 10.314.882.367 b. Bunga Pinjaman 42.752.177.996 c. Biaya Lain-lain 29.236.205.764 Total Biaya Operasi, Bunga Pinjaman, dan Biaya Lain-lain 82.303.266.127

4. Laba Rugi Sebelum Pajak 11.388.629.359

5. Pajak Penghasilan Badan 3.399.088.808

6. Laba Rugi Setelah Pajak 7.989.540.551