77.83 100 121.37 46.48 100 74.03 82 71.77 Rasio Lancar Current Ratio

Tabel 2. Forecasting Kondisi Neraca Tahun 2011 Komponen Tahun 2011 Aktiva Lancar 291,950,148,326 Aktiva Tetap 136,317,140,223 Aktiva Lain-lain 1,121,258,259.54 Kewajiban Lancar 208,405,073,798 Kewajiban Jangka Panjnag 311,658,692,324 Ekuitas 311,658,692,324 Sumber: Laporan keuangan PT. Musi Hutan Persada Periode 2007-2010 diolah Analisis trend terhadap forecasting laporan neraca dilakukan untuk melihat kondisi keuangan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang pada periode berikutnya. Forcasting kondisi neraca PT. Musi Hutan Persada periode 2007-2011 dapat dilihat dalam Gambar 5 . Analisis Trend Terhadap Forcasting Laporan Neraca Tahun 2007-2011 100 88.43

62.26 77.83

61.41 100

149.63 157.08 170.06 213.15 100 94

97.1 121.37

119.6 100 182.21 191.78 200.58 277.77 100 94.64 87.83 87.83

82.32 100

107.8 125.45 141.66 249.86 50 100 150 200 250 300 2007 2008 2009 2010 2011 Tahu n P e rs e n ta se Ak tiva Lain -lai n Akti va Lan car Ak tiva Te tap Kewaji ban Lancar Ke waji ban Jan gk a Panjan g Eku i tas Gambar 5. Forcasting kondisi neraca PT. Musi Hutan Persada Periode 2007 - 2011. Pada Gambar 5 dapat dilihat forcasting kondisi neraca PT. Musi Hutan Persada untuk tahun 2011. Dilihat dari gambar tersebut, aktiva lancar diramalkan akan mengalami peningkatan sebesar 43,09 persen dari tahun 2010 sehingga aktiva diperkiran akan bernilai Rp291,950,148,326,-. Kemudian untuk aktiva tetap diramalkan akan bernilai Rp 136,317,140,223,- karna mengalami penurunan sebesar 1,77 persen dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2010. Berdasarkan dari hasil analisis diramalkan aktiva lain-lain perusahaan pada periode 2011 akan mengalami penurunan sebesar 16,42 sebesar menjadi Rp1,121,258,259.54 ,- . Kewajiban jangka panjang PT. Musi Hutan Persada diperkiran akan mengalami penurunan sebesar 5,51 persen. Tetapi kewajiban lancar perusahaan diramalkan akan mengalami peningkatan sebesar 77,19 persen sehingga kewajiban lancar akan bernilai Rp 208,405,073,798,-. Ekuitas perusahaan juga akan mengalami peningkatan menjadi 249,86 persen karena diperkiran ekuitas perusahaan akan bernilai Rp 311,658,692,324,-.

4.7.2 Forecasting Kondisi Laba Rugi

Forcasting atau peramalan kondisi laba rugi juga sangat dibutuhkan oleh PT. Musi Hutan Persada. Peramalan tersebut berguna untuk memperkirakan bagaimana kondisi laba rugi PT. Musi Hutan Persada pada periode berikutnya sehingga dapat dilakukan perbaikan sedini mungkin. Hasil peramalan kondisi laba rugi untuk tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Forecasting Kondisi Laba Rugi Tahun 2011 Komponen Tahun 2011 Penjualan 503,296,638,421 Harga Pokok Penjualan 446,222,037,323 Laba Kotor 76,823,797,975 Biaya 25,974,697,182 Laba Bersih 59,292,859,467 Sumber: Laporan Keuangan PT. Musi Hutan Persada Periode 2007-2010 diolah Analisis trend terhadap forecasting laporan laba rugi perusahaan dilakukan pada komponen-komponen yang digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan laba. Komponen- komponen tersebut antara lain penjualan, harga pokok penjualan, laba kotor, biaya dan laba bersih. Forcasting kondisi laba rugi PT. Musi Hutan Persada periode 2007-2011 dapat dilihat dalam Gambar 6. Analisis Trend Terhadap Forecasting Laporan Laba RugiTahun 2007-2011 100 57.12

46.1 46.48

31.56 100

108.47 140.47 160.91 190.71 100 132.4 177.04 197.02 262.15 100

64.99 74.03

95.3 82

100 121.82 275.5 447.11 742.13 200 400 600 800 2007 2008 2009 2010 2011 Tahu n P e rs e n ta se Bi aya Pen jualan Harga Pok ok Pe nju al an Laba Kotor Laba Bersi h Gambar 6. Forcasting kondisi laba rugi PT. Musi Hutan Persada Periode 2007 - 2011. Pada Gambar 6 dapat dilihat forcasting kondisi laba rugi PT. Musi Hutan Persada untuk tahun 2011. Dilihat dari gambar tersebut, penjualan diramalkan akan mengalami peningkatan sebesar 29,8 persen dari tahun 2010 sehingga aktiva diperkiran akan bernilai Rp 503,296,638,421,-. Kemudian untuk harga pokok penjualan diramalkan akan bernilai Rp 446,222,037,323,- karna mengalami peningkatan sebesar 265,13 persen dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2010. Berdasarkan dari hasil analisis diramalkan biaya-biaya perusahaan pada periode 2011 akan mengalami penurunan sebesar14,92 persen menjadi Rp 25,974,697,182,-. Tetapi laba bersih perusahaan diramalkan akan berada pada posisi 742,13 persen Sedangkan untuk laba kotor perusahaan juga akan mengalami penurunan sebesar 13,3 persen karena diperkiran laba kotor perusahaan akan bernilai Rp 76,823,797,975,-.

4.8. Analisis Rasio Keuangan PT. Musi Hutan Persada

Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan perusahaan dalam usaha melaksanakan kegiatannya, dapat dilihat dari kondisi keuangan yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis rasio merupakan suatu metode analisis yang menghitung dan menginterpretasikan rasio keuangan perusahaan untuk memberikan gambaran mengenai kinerja dan keadaan keuangan perusahaan. Selain itu, analisis rasio juga bermanfaat dalam membantu pengambilan keputusan perusahaan. Dalam analisis rasio, dibuat perbandingan dari laporan keuangan perusahaan selama periode tertentu untuk diketahui arah pergerakannya. Analisis rasio keuangan yang digunakan antara lain analisis likuiditas, analisis solvabilitas, analisis aktivitas dan analisis profitabilitas. Melalui analisis ini akan diperoleh gambaran mengenai kondisi keuangan dan perkembangan perusahaan pada tahun 2007 sampai 2010. Hasil anaisis rasio PT. Musi Hutan Persada periode 2007 sampai 2010 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Analisis Rasio PT.Musi Hutan Persada Periode 2007-2010 No Keterangan 2007 2008 2009 2010 Rata- Rata 1 Analisis Likuiditas Rasio Lancar 182.56 149.92 149.54 154.79 159.20 Rasio cepat 122.07 70.83 69.68 71.77 83.59 2 Rasio Solvabilitas Rasio Hutang 78.43 78.64 75.28 73.22 76.39 Rasio Total Hutang Dengan Modal 363.69 368.13 304.47 273.37 327.42 Rasio Modal Dengan Total Aktiva 21.57 21.36 24.72 26.78 23.61 3 Rasio Aktivitas kali Rasio Perputaran Aktiva 0.46 0.45 0.59 0.64 0.54 Rasio Perputaran Aktiva Tetap

2.32 2.67

3.35 3.07

2.85 Rasio Perputaran Piutang 4.62 4.60

5.27 6.86

5.34 4 Analisis Profitabilitas Rasio Marjin Laba Kotor 35.50 21.27 18.71 21.03 24.13 Rasio Marjin Laba Bersih 3.03 3.40 5.94 8.41 5.19 ROI 1.38 1.55 3.48 5.41 2.96 ROE 6.41 7.24 14.07 20.22 11.98 Sumber: Laporan Keuangan PT. Musi Hutan Persada Periode 2007-2010 diolah

4.8.1 Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menunjukkan apakah perusahaan mampu memenuhi kewajiban keuangannya yang akan jatuh tempo. Analisis rasio ini dapat digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, serta membantu manajemen untuk mengecek modal kerja yang digunakan dalam perusahaan. Nilai rasio likuiditas dipengaruhi oleh komponen-komponen yang terdapat pada aktiva lancar dan kewajiban lancar perusahaan. Perkembangan nilai rasio likuiditas PT. Musi Hutan Persada periode 2007-2010 dapat dilihat dalam Gambar 7. Likuiditas 182.56 149.92 149.54 154.79 122.07 70.83

69.68 71.77

50 100 150 200 2007 2008 2009 2010 Tahun N il a i Rasio Lancar Rasio Cepat Gambar 7. Perkembangan trend rasio likuiditass PT. Musi Hutan Persada periode 2007-2010

a. Rasio Lancar Current Ratio

Rasio lancar merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar. Rasio lancar yang tinggi menunjukkan ketidakmampuan perusahaan dalam mengoptimalkan aktiva yang ada untuk menghasilkan laba atau banyaknya dana yang menganggur sehingga pada akhirnya akan mengurangi keuntungan perusahaan. Pada Gambar 7 terlihat perkembangan nilai rasio lancar selama 4 periode yaitu tahun 2007 sampai 2010. Berdasarkan hasil analisis rasio lancar pada PT. Musi Hutan Persada, perkembangan nilai rasio lancar selama periode 4 tahun yaitu 2007 sampai 2010 menunjukkan adanya penurunan meskipun di tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 5,25 persen. Rata-rata rasio lancar PT. Musi Hutan Persada untuk 4 tahun terakhir sebesar 159,20 persen yang berarti bahwa setiap Rp 1,00,- hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 1,59,-, maka dapat dilihat bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sudah cukup baik karena aktiva yang tersedia sudah dapat memenuhi kewajiban lancar perusahaan. Perkembangan nilai rasio ini dipengaruhi oleh perkembangan aktiva lancar dan kewajiban lancar perusahaan. Jumlah hutang lancar selama 4 tahun menunjukkan nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai aktiva lancar perusahaan. Sehingga hutang-hutang lancar perusahaan dapat ditutupi sepenuhnya oleh aktiva lancar perusahaan.

b. Ratio Rasio Cepat Quick