oleh bakteri yang terdapat pada akar tanaman akan mengalami hambatan dengan pemberian CO sebesar 100 ppm selama satu bulan.
Karena konsentrasi CO di udara jarang mencapai 100 ppm, meskipun dalam waktu sebentar, maka pengaruh CO terhadap tumbuhan biasanya tidak terlihat
secara nyata Fardiaz 1992.
d. Pengaruh NO
2
Adanya NO
2
di atmosfer akan menyebabkan kerusakan tanaman, tetapi sulit ditentukan apakah kerusakan tersebut disebabkan langsung oleh NO
x
atau karena polutan sekunder yang diproduksi dalam siklus fotolitik NO
2
. Beberapa polutan sekunder diketahui dapat menyebabkan kerusakan tanaman yang cukup berat.
Percobaan dengan cara fungidasi tanaman-tanaman dengan NO
2
menunjukkan terjadinya bintik-bintik pada daun jika digunakan konsentrasi 1,00 ppm,
sedangkan dengan konsentrasi yang lebih tinggi 3,5 ppm atau lebih terjadi nekrosis atau kerusakan tenunan daun Stoker dan Seager 1972.
Gas NO
2
dan NO
x
yang terserap bereaksi dengan air dalam daun membentuk campuran sthoikiometrik dan asam nitrat serta asam nitrit. Hal yang
terjadi adalah gas-gas tersebut mencapai sumber air dalam jaringan parenkima yang menimbulkan keasaman dan apabila keasaman melebihi ambang batas pada
jaringan maka akan menimbulkan kerusakan. Natori dan Totsuka 1984 menemukan peningkatan pembukaan stomata
tanaman Eionymus japonica selama pemberian pencemar NO
2
sebesar 0,1 ppm sebagian besar tanaman tidak menunjukkan respon apapun. Pembukaan stomata
dapat dilihat pada konsentrasi NO
2
sekitar 1,00 ppm. Campuran dengan SO
2
dapat menurunkan pembukaan pada beberapa spesies tanaman. NO
2
dapat diabsorbsi oleh daun. NO
2
di atmosfir menyediakan sumber N di daerah yang kekurangan Nitrogen Kovacs 1992.
2.3 Struktur Anatomi Daun
Secara histologis daun tersusun atas tiga tipe sistem jaringan : epidermis, mesofil, dan jaringan pembuluh. Jaringan epidermis daun dari beberapa tanaman
beraneka ragam dalam jumlah lapisan, tebal, struktur, susunan stomata,
penampakan dan susunan trikoma dan adanya sel yang khusus. Dalam struktur daun yang pipih, perbedaan jaringan epidermis dibuat antara dua permukaan daun.
Permukaan daun yang menghadap ke atas dikenal dengan epidermis atas sisi adaksial dan permukaan yang lain dikenal dengan epidermis bawah sisi
adaksial. Stomata berasal dari kata Yunani : stoma yang mempunyai arti lubang atau
porus. Menurut Kartasapoetra 1991 stomata adalah porus atau lubang-lubang yang terdapat pada epidermis yang masing-masing dibatasi oleh dua buah sel
penutup. Tjitrosomo et al. 1985 mendefinisikan stoma sebagai lubang-lubang berbentuk lensa pada epidermis yang bersambungan dengan ruang antar sel.
Stomata bisa ditemukan di kedua sisi daun daun amfistomatik atau hanya di satu sisi yakni di sebelah atas atau adaksial daun epistomatik atau di sebelah
bawah atau sisi abaksial daun hipostomatik. Pada daun lebar yang terdapat di kelompok dikotil, letak stomata tersebar. Sel penutup pada stomata dapat berada
di tempat yang sama tingginya, lebih tinggi, atau lebih rendah dari epidermis Hidayat 1995.
Kerapatan stomata dalam satu unit area permukaan daun sangat bervariasi. Hal ini ditimbulkan oleh perbedaan lingkungan tempat tumbuh dan faktor genetis
yang sangat mempengaruhi morfogenesis stomata. Kerapatan dan jumlah stomata dalam helaian daun yang sama dapat bervariasi Wilmer 1983.
Jaringan mesofil terdiri dari jaringan internal parenkim. Mesofil selalu mengalami pembelahan untuk membentuk jaringan fotosintetik dan mengandung
kloroplas. Dalam sebagian besar tanaman, dua tipe parenkim dapat dibedakan dalam mesofil yaitu parenkim palisade dan parenkim bunga karang. Sel parenkim
palisade dapat tersusun dari satu atau lebih lapisan dan ukurannya panjang dapat berbeda-beda. Jaringan palisade biasanya terdapat pada bagian permukaan atas
daun, akan tetapi ada juga yang hanya ditemukan di bagian bawah, misalnya pada tanaman Tymalaeae. Dalam beberapa tanaman tertentu, palisade terdapat pada
kedua bagian permukaan daun dengan jaringan bunga karang yang terdapat di bagian ke dua palisade tersebut. Daun dengan jaringan palisade di satu sisi dan di
sisi lainnya dijumpai jaringan bunga karang disebut tipe daun dorsiventral atau
bifasial. Sedangkan daun yang jaringan palisadenya berada di kedua sisi disebut tipe daun isolateral atau isobilateral.
Jaringan palisade menjadi demikian terspesialisasinya sehingga efisiensi fotosintesisnya menjadi meningkat. Mesofil yang jelas-jelas dapat dipisahkan ke
dalam parenkim palisade dan parenkim bunga karang mempunyai kloroplas dalam sel-sel palisadenya. Karena bentuk dan tatanan sel-sel palisade itu maka kloroplas
dapat disusun sedemikian hingga memanfaatkan cahaya secara maksimum. Bila diberi cahaya kloroplas membentuk lapisan tunggal di tepi dinding sel-sel palisade
Fahn 1991. Sel-sel parenkim bunga karang bentuknya beragam, dapat menyerupai sel-
sel palisade atau diameternya sama, atau pula memanjang sejajar dengan arah permukaan daun. Akan tetapi, ciri khas parenkim bunga karang adalah cuping-
cuping yang menghubungkan sel-sel di sebelahnya.
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Respon Tanaman