≤10 µm dan ≤2,5 µm akan tersangkut dan terserap ke dalam daun Agus dan Budi 2003.
Stomata pada daun umumnya dijumpai pada permukaan abaksial sisi bawah daun. Pengendapan partikel di permukaan daun tidak menunjukan dampak
terhadap kerusakan stomata Farmer 2002.
b. Pengaruh SO
2
Kerusakan tanaman oleh SO
2
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu konsentrasi dan waktu kontak. Kerusakan tiba-tiba akut terjadi jika terjadi kontak dengan
SO
2
pada konsentrasi tinggi dalam waktu sebentar, dengan gejala beberapa bagian daun kering dan mati, dan biasanya warna daun menjadi pucat. Kontak SO
2
pada konsentrasi rendah dalam waktu lama menyebabkan kerusakan kronis, yang
ditandai dengan menguningnya warna daun karena terhambatnya mekanisme pembentukan klorofil Fardiaz 1992.
Treshow 1970 melaporkan bahwa daun buncis yang difumigasi dengan SO menunjukan kerusakan anatomi daun. Mula-mula yang mengalami kerusakan
adalah jaringan bunga karang yang berada di sekitar stomata dan lapisan epidermis bawah tempat stomata berada, kemudian palisade dan lapisan epidermis
atas. Kerusakan akut pada tanaman disebabkan kemampuan tanaman untuk
mengubah SO
2
yang diabsorbsi menjadi H
2
SO
4
, kemudian menjadi sulfat. Garam- garam tersebut terkumpul pada ujung atau tepi daun. Sulfat yang terbentuk pada
daun berkumpul dengan sulfat yang diabsorbsi melalui akar, dan jika akumulasi cukup tinggi maka akan terjadi gejala kronis yang disertai dengan gugurnya daun.
Tanaman bervariasi antar spesies dalam sensitivitasnya terhadap kerusakan SO
2
. Meskipun dalam satu spesies terjadi perbedaan sensitivitas yang disebabkan oleh
kondisi lingkungan seperti suhu, air tanah, konsentrasi nutrien dan sebagainya. SO
2
mungkin juga dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman tanpa menyebabkan kerusakan yang terlihat oleh mata. Uap asam sulfat yang
merupakan bentuk lain polusi SO
2
juga dapat menyebabkan kerusakan tanaman. Bintik-bintik pada daun dapat terjadi jika droplet asam kontak dengan daun yang
telah basah karena embun. Pengaruh SO
2
dalam jaringan daun dapat
menyebabkan kloroplas pecah, kemudian klorofil menyebar dalam sitoplasma dan selanjutnya protoplasma menyusut dan akhirnya berkerut Treshow 1985.
Hardiani et al. 1987 menyebutkan bahwa tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya mempunyai pori-pori yang disebut stomata atau mulut daun yang
terutama terdapat di permukaan daun sebelah bawah. Stomata merupakan tempat terjadinya reaksi pertukaran gas dan jalan masuk utama dari zat pencemar udara.
Pada siang hari dengan adanya cahaya, CO
2
, dan kelembaban udara tertentu, stomata akan terbuka. Jika terdapat gas pencemar seperti SO
2
maka gas tersebut dapat masuk dengan mudah ke dalam tanaman. Gas SO
2
dapat menyebabkan stomata membuka atau menutup. Keadaan tersebut sangat ditentukan oleh spesies
dan umur tanaman, konsentrasi gas serta lingkungan di sekitarnya. Respon stomata terhadap zat pencemar mempunyai peranan penting dalam menentukan
besarnya pengaruh zat pencemar terhadap kehidupan tanaman. Menurut Black dan Black 1979, sel penjaga stomata lebih toleran terhadap
SO
2
daripada sel lainnya karena sel penjaga mempunyai lapisan proteksi luar alami yang lebih baik. Sel lainnya rusak meskipun dalam konsentrasi yang tidak
begitu tinggi dan menyebabkan penurunan tekanan turgor dan menghasilkan pembukaan stomata. Dalam konsentrasi tinggi, sel penjaga dan sel epidermis juga
mengalami kerusakan. Jalan utama SO
2
untuk masuk ke dalam daun adalah melalui stomata. Efek SO
2
terhadap stomata banyak sekali tetapi secara umum terlihat bahwa dalam jangka pendek tercemari SO
2
terutama pada konsentrasi 0,05 ppm 134 µgm
3
sering menyebabkan pembukaan stomata lebih lebar. Sementara dalam jangka lama dengan konsentrasi lebih tinggi meyebabkan bagian stomata tertutup Legge
dan Kruppa 2002.
c. Pengaruh CO