bencana tanah longsor. Secara administratif Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri atas satu kota Yogyakarta dan empat kabupaten Sleman, Bantul, Kulon Progo
dan Gunung Kidul.
4.1.2 Topografi
Secara umum, Kota Yogyakarta merupakan dataran rendah dengan kemiringan relative sama yaitu sekitar 0,5 - 2, kecuali di beberapa tempat
terutama di daerah pinggiran sungai. Ketinggian wilayah dari permukaan laut hingga 199 m di atas permukaan laut dimana sebagian wilayahnya luas kurang
lebih 1657 ha terletak pada ketinggian kurang dari 100 m dan sisanya 1593 ha
berada pada ketinggian antara 100-199 m. 4.1.3
Geologi
Kondisi tanah Kota Yogyakarta cukup subur dan memungkinkan ditanami berbagai tanaman pertanian maupun perdagangan, disebabkan oleh letaknya yang
berada di dataran lereng Gunung Merapi fluvia volcanic foot plain yang garis besarnya mengandung tanah regosol atau tanah vulkanis muda. Sejalan dengan
perkembangan perkotaan dan permukiman yang pesat, lahan pertanian di Kota Yogyakarta setiap tahun mengalami penyusutan.
4.1.4 Hidrologi
Terdapat 3 sungai yang melintasi Kota Yogyakarta, yaitu Sungai Gajah Wong yang mengalir di bagian timur kota, Sungai Gede di bagian tengah dan
Sungai Winongo di bagian barat kota. Ketiga sungai ini merupakan drainase utama kota Yogyakarta.
Wilayah Kota Yogyakarta merupakan bagian dari daratan kaki fluvio vulkanik merapi yang mempunyai air tanah dan permukaan cukup melimpah
dengan kedalaman air tanah antara 0,5 m – 20 m. Semakin ke hilir permukaan air
tanah semakin dangkal dan tercemar. Pencemaran air kebanyakn disebabkan oleh praktek-paraktek sanitasi yang buruk, baik pada lingkungan pemukiman maupun
non pemukiman.Potensi sumber daya air yang menonjol berasal dari curah hujan dan air tanah.
4.1.5 Iklim
Berdasarkan klasifikasi oleh Koppen, wilayah Kota Yogyakarta termasuk tipe iklim “Am dan Aw”, dimana artinya merupakan daerah yang beriklim hujan
tropic dengan suhu bulan tertinggi 18 ºC Handoko 1994. Curah hujan rata-rata 2,012 mmtahun dengan 119 hari hujan, suhu rata-rata 27,2 ºC dan kelembapan
rata-rata 75. Angin pada umumnya bertiup angin munson dan pada musim hujan bertiup angin barat daya dengan arah 220º bersifat basah dan mendatangkan
hujan, pada musim kemarau bertiup angin muson tenggara yang agak kering dengan arah ± 90º - 140º dengan rata-rata kecepatan 9,5
– 29,7 kmjam.
4.2 Kota Solo Surakarta