Pencemaran Udara Sumber Pencemaran Udara

Pencemaran lingkungan, menurut UU Republik Indonesia No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat yang menyebabkan lingkungan kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

2.2.1 Pencemaran Udara

Menurut Henry 1974 yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah hadirnya satu atau beberapa kontaminan di dalam udara atmosfer di luar debu, busa, gas, kabut, bau-bauan, asap maupun lama berlangsungnya di udara tersebut hingga dapat menimbulkan gangguan-gangguan terhadap kehidupan manusia, tumbuhan atau hewan maupun benda tau tanpa alasan yang jelas sudah dapat mempengaruhi kelestarian kehidupan organisme maupun benda. Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Kependudukan Dan Lingkungan Hidup No. 02MENKLH1998 yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi danatau komponen lain ke dalam udara danatau berubahnya tatanan komposisi udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

2.2.2 Sumber Pencemaran Udara

Sumber pencemaran udara dapat merupakan kegiatan yang bersifat alami natural dan kegiatan manusia kegiatan antropogenik. Contoh sumber alami adalah akibat letusan gunung berapi, kebakaran hutan, dekomposisi biotik, debu, spora, tumbuhan dan lain sebagainya. Pencemaran udara yang disebabkan oleh aktivitas manusia biasanya memiliki frekuensi yang lebih besar jika dibandingkan dengan pencemaran udara yang diakibatkan oleh alam. Untuk kategori pencemaran udara yang diakibatkan oleh aktivitas manusia dapat berasal dari kegiatan transportasi, industri dan persampahan baik akibat proses dekomposisi ataupun pembakaran rumah tangga Soedomo 1999. Kristanto 2002 menjelaskan bahwa berdasarkan asal dan kelanjutan perkembangan di udara, pencemar udara dibedakan menjadi : 1 Pencemar Udara Primer Pencemar udara primer yaitu pencemar di udara yang ada dalam bentuk yang hampir tidak berubah, sama seperti pada saat dibebaskan dari sumbernya sebagai hasil dari proses tertentu. Pencemar udara primer banyak berasal dari kegiatan manusia seperti kegiatan industri cerobong asap industri dan juga dari sektor transportasi mobil, bus, sepeda motor, dan lain-lain. Dari seluruh pencemar primer yang ada, pencemar utama berasal dari sektor transportasi yang memberikan andil sebesar 60 dari pencemaran udara total. Pencemaran udara primer dapat digolongkan menjadi lima kelompok dengan tingkat toksisitas yang berbeda Tabel 1, yaitu : 1 Karbon monoksida CO 2 Nitrogen oksida NOx 3 Hidrokarbon 4 Sulfur oksida SOx 5 Partikel Tabel 1 Toksisitas relatif polutan udara Polutan Level Toleransi Toksisitas Relatif Ppm µgm 3 CO 32.0 40.000 1.00 HC 19.300 2.07 Sox 0.50 1.430 28.0 Nox 0.25 514 77.8 Partikel 375 106.7 2 Pencemar Udara Sekunder Pencemar udara sekunder adalah semua pencemar udara yang sudah berubah karena reaksi tertentu antara dua atau lebih kontaminanpolutan. Umumnya polutan sekunder tersebut merupakan hasil antara polutan primer dengan polutan lain yang ada di udara. Contoh reaksi yang menimbulkan polutan sekunder adalah reaksi fotokimia dan reaksi oksida katalis. Jenis pencemaran udara dilihat dari ciri-ciri fisik dan bahan pencemar dapat berupa : a. Partikel : merupakan benda-benda padat atau cair yang dimensinya sedemikian kecilnya sehingga memungkinkan melayang di udara. Bentuk- bentuk khusus dari partikel dalam hubungan : 1 Mist kabut merupakan partikel cair yang berada dalam udara karena kondensasi uap air atau otomatisasi cairan ke tingkat dispersi. Otomatisasi ini terjadi pada penyemprotan, pembuihan dan lain-lain. 2 Fog kabut yang padat tebal, sama dengan mist, tetapi masih dapat dilihat dengan mata telanjang sekalipun tanpa bantuan alat bantu penglihatan Visual aid 3 Smoke asap merupakan partikel karbon padat yang terjadi dari pembakaran tidak sempurna sumber-sumber pembakaran yang menggunakan bahan bakar hidrokarbon, dengan ukuran partikel 5 mikron. 4 Debu dust merupakan partikel padat yang terjadi karena proses mekanis pemecahan dan reduksi terhadap masa padat, dimana partikel tersebut masih dipengaruhi oleh gravitasi. 5 Fume adalah partikel padat yang terjadi karena kondensasi dari penguapan logam-logam cair yang kemudian disertai secara langsung oleh suatu oksidasi si udara. Biasanya terjadi pada pabrik-pabrik pengecoran dan peleburan logam. b. Gas dan uap yang dibedakan menjadi : 1 Yang larut dalam air misalnya oksigen larut dalam air 2 Yang tidak larut dalam air, dibedakan lagi menjadi : i. Tidak larut, tetapi bereaksi dengan salah satu komponen dalam air itu ii. Kelarutan rendah bereaksinya dengan salah satu komponen dalam air secara lambat misalnya benzena. c. Energi suhu dan kebisingan

2.2.3 Bahan Pencemaran Udara

Dokumen yang terkait

Strategi Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Sebagai Tonggak Awal Bangkitnya Masyarakat Sleman Pasca Letusan Merapi

0 5 15

Identifikasi Struktur Anatomi Daun Angsana dan Beringin Akibat Pengaruh Gas dan Materi Vulkanik Pasca Erupsi Gunung Merapi

3 42 165

Identifikasi Respon Anatomi Daun dan Pertumbuhan Kenari, Akasia dan Kayu Manis terhadap Emisi Gas Kendaraan Bermotor

0 3 76

PENELITIAN HUKUM/SKRIPSI PELAKSANAAN REHABILITASI KERUSAKAN HUTAN LINDUNG TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI (TNGM) AKIBAT LETUSAN GUNUNG MERAPI MELALUI PENGHIJAUAN DI KABUPATEN SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 2 11

BAB 1 PENDAHULUAN PELAKSANAAN REHABILITASI KERUSAKAN HUTAN LINDUNG TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI (TNGM) AKIBAT LETUSAN GUNUNG MERAPI MELALUI PENGHIJAUAN DI KABUPATEN SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 4 19

INVENTARISASI TUMBUHAN PADA KETINGGIAN YANG BERBEDA PASCA LETUSAN GUNUNG MERAPI JALUR Inventarisasi Tumbuhan Pada Ketinggian Yang Berbeda Pasca Letusan Gunung Merapi Jalur Pendakian Balerante Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten.

0 0 16

INVENTARISASI TUMBUHAN PADA KETINGGIAN YANG BERBEDA PASCA LETUSAN GUNUNG MERAPI JALUR Inventarisasi Tumbuhan Pada Ketinggian Yang Berbeda Pasca Letusan Gunung Merapi Jalur Pendakian Balerante Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten.

0 1 16

SEJARAH LETUSAN GUNUNG MERAPI BERDASARKA (1)

0 0 8

SEJARAH LETUSAN GUNUNG MERAPI BERDASARKAN FASIES GUNUNGAPI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BEDOG, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

0 0 8

Hubungan antara stres kronis pasca letusan gunung merapi dengan penurunan libido seksual pada pria

0 0 51