2.4.4 Cahaya Matahari
Cahaya matahari sebagai sumber energi bagi semua tumbuhan berperan sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Sinar matahari yang berpengaruh
adalah intensitas penyinaran, kualitas penyinaran, dan lamanya penyinaran. Salah satu fungsi utama dari cahaya pertumbuhan tanaman adalah menggerakkan proses
fotosintesis dalam pembentukan karbohidrat. Kepentingan karbohidrat dalam pertumbuhan tanaman tidak hanya sebagai bahan penyusun struktur tubuh
tanaman, tetapi juga sebagai sumber energi metabolisme yaitu energi yang digunakan untuk mensintesis dan memelihara biomassa tanaman.
Daubenmire 1967 dalam Ika 1993 menyatakan energi matahari yang digunakan oleh tumbuhan melalui fotosintesis hanya sekitar 0,5–0,2 dari jumlah
energi sinar yang tersedia. Energi yang diberikan tergantung kepada kualitas yang berupa panjang gelombang, banyaknya sinar per cm
2
detik dan juga jangka waktunya, sebentar atau lama. Secara tidak langsung cahaya matahari
mempengaruhi pertumbuhan melalui efeknya terhadap transpirasi. Menurut Harjadi 1973 kegunaan cahaya terutama dalam pembentukan
auksin dan karbohidrat yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar. Untuk pengaturan pencahayaan yang harus diperhatikan yaitu periodisasi
pencahayaan dan intensitas pencahayaan.
2.5 Kualitas Bibit
Untuk menentukan bibit yang baik dapat dilakukan dengan cara melakukan pengujian persen jadi dan kecepatan pertumbuhan di lapangan. Cara
lain yang lebih cepat adalah dengan cara mendasarkan ciri morfologis dan fisiologis bibit. Ciri morfologis lebih mudah dan praktis dibandingkan ciri
fisiologis. Ciri morfologis ini diantaranya tinggi tanaman, nisbah pucuk, diameter, bobot kering Bickelhaupt 1980 dalam Hendromono 1987.
Soetarno et al. 2000 menyatakan bahwa ukuran tinggi yang baik untuk kualitas bibit adalah dibawah 20 cm dan memiliki daun 2–5 lembar yang berasal
dari pohon induk yang baik dan masih dalam keadaan hutan alam yang hampir utuh. Keberadaan ukuran tinggi dari kualitas bibit mampu menjadi acuan dalam
penentuan yang praktis ciri-ciri morfologis.
Menurut Gunawan 1987, tingkat kontaminasi permukaan setiap bahan tanaman berbeda-beda tergantung dari jenis tanaman, bagian tanaman yang
digunakan, morfologi permukaan misalnya berbulu atau tidak, lingkungan tumbuhnya green house atau lapang, musim waktu mengambil musim hujan
atau kemarau, umur tanaman seedling atau tanaman dewasa, dan kondisi tanamannya sehat atau tidak. Semangun 1989 menyatakan bahwa pengambilan
bahan tanaman yang dilakukan pada musim hujan memiliki tingkat kontaminasi yang lebih tinggi dibandingkan pada musim kemarau. Hal ini dikarenakan pada
musim hujan terjadi peningkatan kelembaban tanah dan kelebihan air yang cenderung mendukung pertumbuhan jamur maupun bakteri secara cepat pada
lingkungan tumbuh tempat pengambilan tanaman.
Gambar 4 Anakan alam Combretocarpus rotundatus Miq. Danser
BAB III METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Bagian Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor IPB. Penelitian ini berlangsung selama 4
bulan, mulai dari bulan Maret 2011 sampai bulan Juni 2011.
3.2 Alat dan Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah anakan cabutan tumih C. rotundatus. Bahan anakan cabutan yang digunakan berasal dari pulau
Kalimantan Kalimantan Tengah. Selain itu media tanam berupa kombinasi media sekam padi, kokopit, serbuk gergaji, pasir dan kompos, alkohol 70,
fungisida dan bakterisida. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gunting stek, gelas
ukur, bak plastik, pengaduk, timbangan, polybag, plastik sungkup transparan, paranet, alat penyiramgembor, cutter, dan sprayer. Sedangkan untuk kegiatan
pengamatan alat yang digunakan yaitu alat tulis dan kamera digital dan hygrometer, lightmeter Gambar 5a, thermo-hygrometer Gambar 5b, penggaris
dan tally sheet.
a b
Gambar 5 Alat yang digunakan dalam penelitian: a. thermo-hygrometer; dan b. Lightmeter.
3.3 Persiapan Bibit C. rotundatus
Anakan C. rotundatus diambil dengan menggunakan metode cabutan. Lokasi pengambilan anakan yaitu di Kelurahan Kereng Bangkirai, Kecamatan