Lokasi dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Persiapan Bibit C. rotundatus

BAB III METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Bagian Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor IPB. Penelitian ini berlangsung selama 4 bulan, mulai dari bulan Maret 2011 sampai bulan Juni 2011.

3.2 Alat dan Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah anakan cabutan tumih C. rotundatus. Bahan anakan cabutan yang digunakan berasal dari pulau Kalimantan Kalimantan Tengah. Selain itu media tanam berupa kombinasi media sekam padi, kokopit, serbuk gergaji, pasir dan kompos, alkohol 70, fungisida dan bakterisida. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gunting stek, gelas ukur, bak plastik, pengaduk, timbangan, polybag, plastik sungkup transparan, paranet, alat penyiramgembor, cutter, dan sprayer. Sedangkan untuk kegiatan pengamatan alat yang digunakan yaitu alat tulis dan kamera digital dan hygrometer, lightmeter Gambar 5a, thermo-hygrometer Gambar 5b, penggaris dan tally sheet. a b Gambar 5 Alat yang digunakan dalam penelitian: a. thermo-hygrometer; dan b. Lightmeter.

3.3 Persiapan Bibit C. rotundatus

Anakan C. rotundatus diambil dengan menggunakan metode cabutan. Lokasi pengambilan anakan yaitu di Kelurahan Kereng Bangkirai, Kecamatan Sebangau, Propinsi Kalimantan Tengah. Anakan yang diambil memiliki kisaran tinggi 10–20 cm. Anakan C. rotundatus yang diambil dengan metode cabutan dibungkus dengan kertas koran kemudian dibasahi dengan air dan diikat sekitar 50 anakan dalam setiap bungkusan koran untuk menghindari anakan mengalami pembusukan bila ditumpuk terlalu banyak. Pengepakan anakan C. rotundatus yang telah dibungkus kertas koran dimasukkan ke dalam plastik besar dan dibasahi dengan air secukupnya hingga kertas koran menjadi basahlembap, kemudian dimasukkan ke dalam kardus. Pengangkutan anakan C. rotundatus dari lokasi pengambilan dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan anakan tersebut. a b c Gambar 6 a persiapan pengepakan C. rotundatus pada koran, b pengepakan C. rotundatus pada kantong plastik besar, c C. rotundatus yang siap diangkut. Anakan C. rotundatus cabutan dari Kalimantan Tengah kemudian dipindahkan ke media tanam yang telah disiapkan sebelumnya di Rumah Kaca Ekologi Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Daun anakan dari cabutan, dipotong hingga tersisa 13 daun, untuk mengurangi penguapan daun. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan gunting stek yang terlebih dahulu dicelupkan ke dalam alkohol 70. Dalam pemindahan anakan ke media tanam yang baru, akar tidak boleh terlipat agar pengambilan nutrisi oleh akar dapat optimal. Setelah semua dipindahkan ke media tanam, dilakukan penyungkupan dan pemberian paranet 65–90. Proses karantina tanaman dilakukan untuk mensterilisasi tanaman dari kontaminan berupa jamur atau bakteri yang berasal dari alam. Proses karantina yang dilakukan yaitu dengan menyemprot Hyponex 10 mll atau campuran Hyponex hijau 2 gl + GA Giberelin acid 2 mgl pada pagi hari secara bergantian. Pada sore hari secara bergantian disemprot fungisida Antracol 1 gl + bakterisida Agrept 1 gl. Dalam pelaksanaannya, proses sterilisasi hanya dilakukan satu kali dalam seminggu secara bergantian. Hal ini dikarenakan kondisi bibit yang belum stabil serta menghindari kematian bibit C. rotundatus.

3.4 Persiapan Tempat dan Media