Perbedaan Pupuk Organik dan Anorganik Usahatani Padi Sawah

15 1. Pencemaran air tanah dan air permukaan oleh bahan kimia sintesis dan sedimen. 2. Ancaman bahaya bagi kesehatan manusia dan hewan, baik karena pestisida maupun bahan aditif pakan. 3. Pengaruh negatif aditif senyawa kimia sintetis tersebut pada mutu dan kesehatan pangan. 4. Penurunan keanekaragaman hayati termasuk sumber genetik flora dan fauna yang merupakan modal utama pertanian berkelanjutan. 5. Perusakan dan pembunuhan satwa liar, lebah madu dan jasad berguna lainnya. 6. Peningkatan daya tahan organisme pengganggu terhadap pestisida. 7. Peningkatan daya produktivitas lahan erosi, pemadatan lahan dan berkurangnya bahan organik. 8. Ketergantungan yang semakin kuat terhadap sumberdaya alam tidak terbaruhi. 9. Munculnya resiko kesehatan dan keamanan manusia pelaku pekerjaan pertanian.

2.3. Perbedaan Pupuk Organik dan Anorganik

Nilai positif yang dapat diterima dari penggunaan pupuk organik sangat banyak. Namun menurut Sutanto 2002, penggunaan pupuk organik mempunyai kelemahan diantaranya adalah: diperlukan dalam jumlah yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dari suatu pertanaman, bersifat ruah baik dalam pengangkutan dan penggunaannya di lapangan dan kemungkinan akan menimbulkan kekahatan unsur hara apabila bahan organik yang digunakan belum cukup matang. Apabila pemurnian dalam proses pembuatan pupuk organik tidak cukup baik, limbah cair, dan komponen padat yang berasal dari limbah perkotaan 16 dan bahan organik lainnya mempunyai potensi yang tinggi dalam meracuni kesehatan manusia. Pupuk organik atau kompos memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pupuk anorganik. Berikut ini merupakan beberapa perbedaan antara pupuk organik kompos dan pupuk anorganik Djuarnani, dkk, 2005: Tabel 3. Perbedaan Sifat Pupuk Organik Kompos dan Pupuk Anorganik No. Sifat Pupuk Organik atau Kompos Sifat Pupuk Anorganik 1 Mengandung unsur hara makro dan mikro yang lengkap walaupun jumlahnya sedikit Hanya mengandung satu atau beberapa unsur hara tetapi dalam jumlah banyak 2 Dapat memperbaiki struktur tanah Tidak dapat memperbaiki struktur tanah tetapi justru penggunaan dalam jangka waktu panjang dapat membuat tanah menjadi keras 3 Beberapa tanaman yang menggunakan kompos lebih tahan terhadap serangan penyakit dan menurunkan aktivitas mikroorganisme tanah yang merugikan Sering membuat tanaman manja sehingga rentan terhadap penyakit

2.4. Usahatani Padi Sawah

Irawan 2004, secara nasional, sekitar 55 konsumsi kalori dan 45 konsumsi protein di tingkat rumah tangga berasal dari beras. Hal tesebut menunjukkan peningkatan produksi beras berperan penting dalam pemenuhan kecukupan konsumsi gizi rumah tangga dan ketahanan pangan nasional. Sekitar 90 produksi beras nasional dihasilkan dari sawah terutama di Jawa. Peningkatan produktivitas padi terutama disebabkan oleh peningkatan produktivitas usahatani yang dilakukan melalui berbagai program intensifikasi. Sebagian besar petani mengusahakan padi, maka program intensifikasi tersebut tidak hanya bertujuan meningkatkan produksi padi tetapi juga pendapatan petani. 17 Akhir-akhir ini laju peningkatan produktivitas padi semakin lambat sehingga pertumbuhan produksi padi juga menurun, kondisi ini menyebabkan kekurangan beras di masa yang akan datang. Secara agronomis, peningkatan produktivitas padi disebabkan oleh dua faktor yaitu meningkatnya penggunaan varietas padi berdaya hasil hasil tinggi dan semakin membaiknya mutu usahatani yang dilakukan petani seperti cara pengolahan tanah, penanaman dan pemupukan. Menurut Prasetiyo 2002 bahwa proses pencapaian swasembada beras tidak lepas dari penerapan dan inovasi teknologi yang dikembangkan pemerintah, misalnya dalam penggunaan benih unggul, teknologi pemupukan, pengendalian organisme pengganggu, pengolahan tanah, dan lain sebagainya. Akhir-akhir ini proses produksi beras menghadapi berbagai kendala yang cukup serius, antara lain: 1. Cuaca atau iklim makin sulit diramal dengan tepat, misalnya mundurnya musim hujan, musim kemarau yang panjang, dan bencana kekeringan. 2. Eksplosi serangga hama akibat belum sepenuhnya diterapkan teknik budidaya yang baik, seperti tanam serempak. 3. Semakin langkanya budidaya tenaga kerja dalam budidaya padi sawah, misalnya tenaga pengolah lahan. 4. Sektor industri yang tumbuh pesat tampak lebih menarik untuk digeluti serta memberikan harapan lebih baik daripada menjadi buruh mencangkul. 5. Tenaga kerja sektor pertanian berpindah ke sektor industri atau sektor lainnya, sehingga ongkos tenaga kerja pengolah tanah semakin mahal dan biaya produksi meningkat. 18 6. Alternatif pengolahan tanah yang menggunakan traktor belum dapat dijangkau seluruh petani.

2.5. Hasil Penelitian Terdahulu