Analisis Perbandingan Struktur Biaya Usahatani Padi Semi Organik

61

6.2.1. Analisis Perbandingan Struktur Biaya Usahatani Padi Semi Organik

dan Anorganik Petani Penggarap Total biaya merupakan penjumlahan secara keseluruhan biaya-biaya yang digunakan selama proses usahatani dijalankan pada setiap periode musim tanam. Biaya tersebut terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yang akan dianalisis pada pembahasan ini yaitu irigasi, sewa traktor atau kerbau dan pembelian alat pertanian, sedangkan biaya variabel yang akan dianalisis yaitu biaya benih, kompos, pestisida nabati, pupuk kimia, pestisida kimia, biaya tenaga kerja, biaya panen dan bagi hasil. Tabel 24. Struktur Biaya Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik Petani Penggarap per Hektar per Musim Tanam Komponen Biaya Usahatani Padi Semi Organik Usahatani Padi Anorganik Nilai Persentase Nilai Persentase 1 biaya tetap -irigasi 138.000 1,21 138.000 1,37 -sewa traktorkerbau 600.000 5,28 600.000 5,97 -alat pertanian 137.000 1,20 137.000 1,36 sub total 875.000 7,70 875.000 8,70 2 biaya variabel -benih 156.333,33 1,37 222.977,78 2,22 -kompos 568.737,37 5,00 0,00 -pestisida nabati 36.040,40 0,32 0,00 -pupuk kimia 388.749,16 3,42 1.054.960,32 10,49 -pestisida kimia 0,00 21.186,03 0,21 -tenaga kerja 983.989,23 8,65 1.130.028,57 11,23 -biaya panen 1.501.321,55 13,20 1.362.222,222 13,54 -bagi hasil 6.859.594,81 60,33 5.392.133,333 53,61 sub total 10.494.765,86 92,30 9.183.508,25 91,30 total biaya 11.369.765,86 100,00 10.058.508,25 100,00 Sumber : Data Primer, 2011 Berdasarkan perhitungan dari data yang di dapat di lapang, biaya dari usahatani padi semi organik memiliki nominal yang lebih besar dibandingkan usahatani padi anorganik yaitu Rp 11.369.765,86 dengan komponen biaya tetap Rp 875.000 7,70 dan biaya variabel sebesar Rp 10.494.765,86 92,30 dari total biaya usahatani semi organik. Biaya dari padi anorganik yaitu dengan nominal Rp 10.058.508,25, komponen biayanya adalah biaya tetap Rp 875.000 62 8,70 dan biaya variabel sebesar Rp 9.183.508,25 91,30 dari total biaya padi anorganik. Hasil perhitungan tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa dalam komponen biaya kedua usahatani, biaya variabel memiki nilai yang besar dibandingkan biaya tetap. Persentase biaya terbesar yang dihasilkan oleh kedua usahatani yaitu bagi hasil sebesar 60,33 untuk usahatani padi yang telah mengurangi pemakaian pupuk kimianya atau semi organik dan 53,61 untuk usahatani padi anorganik. Bagi hasil merupakan kewajiban bagi para petani penggarap untuk menyerahkan atau membagi hasil panen mereka kepada pemilik lahan yang mereka garap sebanyak kesepakatan bersama kedua belah pihak atau antara petani penggarap dan pemilik lahan, umumnya berkisar yaitu antara 50 petani – 50 pemilik dan 60 petani – 40 pemilik. Komponen terbesar kedua yaitu biaya panen dengan persentase 13,20 bagi usahatani padi semi organik dan 13,54 bagi usahatani padi anorganik. Komponen biaya terbesar berikutnya adalah biaya tenaga kerja. Usahatani padi semi organik mengeluarkan biaya 8,65 dari total biaya usahataninya, sedangkan persentase untuk usahatani padi anorganik yaitu 11,23 dari total biaya usahataninya. Biaya panen merupakan biaya yang harus dikeluarkan petani untuk menggebot padi yang telah dipanen hingga pengangkutan ke jalan besar yang nantinya diangkut oleh Koperasi atau tengkulak yang akan membeli padi dalam bentuk gabah basah dari petani-petani tersebut. Rincian biaya pada tabel diatas menggambarkan bahwa terdapat perbedaan dalam proporsi biaya pupuk kimia antara usahatani semi organik dan anorganik. Dalam usahatani semi organik persentase biaya yang digunakan untuk menyediakan input pupuk kimia yaitu sebesar Rp 388.749,16 3,42 , sedangkan 63 pada usahatani padi anorganik besarnya biaya pupuk kimia yaitu Rp. 1.054.960,32 10,49 . Biaya pupuk kimia usahatani semi organik lebih kecil dibandingkan anorganik. Pengurangan biaya pupuk kimia pada usahatani semi organik di konversikan dengan penggunaan pupuk kompos yang memerlukan biaya sebesar Rp 568.737,37 atau 5,00 dari total biaya usahatani semi organik. Analisis struktur biaya usahatani padi baik semi organik maupun organik juga dapat dilihat dari besarnya biaya yang harus dikeluarkan per kilogram outputnya. Berdasarkan hasil perhitungan, struktur biaya per kilogram output usahatani padi semi organik dan anorganik adalah sebagai berikut: Tabel 25. Struktur Biaya Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik Petani Penggarap per Kilogram Output per Musim Tanam Komponen Biaya Padi Semi Organik Padi Anorganik Nilai Persentase Nilai Persentase 1 biaya tetap -irigasi 24,40 1,27 24,40 1,29 -sewa traktorkerbau 106,10 5,51 106,10 5,61 -alat pertanian 24,23 1,26 24,23 1,28 sub total 154,73 8,04 154,73 8,18 2 biaya variabel -benih 27,47 1,43 40,28 2,13 -kompos 98,71 5,13 0,00 -pestisida nabati 6,83 0,35 0,00 -pupuk kimia 66,67 3,46 192,30 10,16 -pestisida kimia 0,00 3,56 0,19 -tenaga kerja 175,57 9,12 215,83 11,40 -biaya panen 250 12,99 250 13,21 -bagi hasil 1.145,07 59,48 1.036 54,74 sub total 1.770,33 91,96 1.737,97 91,82 total biaya 1.925,07 100,00 1.892,70 100,00 Sumber : Data Primer, 2011 Biaya total per kilogram output pada usahatani semi organik yaitu sebesar Rp 1.925,07, dengan komponen biaya tetap Rp 154,73 8,04 dan biaya variabel sebesar Rp 1.770,33 91,96 . Usahatani padi anorganik mengeluarkan biaya sebesar Rp 1.892,70 per kilogram outputnya, dengan komponen biaya tetap yaitu Rp 154,73 8,18 dan biaya variabel yaitu sebesar Rp 1.737,97 91,82 . 64 Hasil perhitungan tersebut menggambarkan bahwa biaya usahatani padi semi organik per kilogram outputnya lebih besar dibandingkan biaya usahatani padi anorganik. Jika dilihat dari biaya per kilogram output, komponen biaya pupuk kimia usahatani padi semi organik sebesar Rp 66,67 3,46 . Biaya tersebut lebih kecil dibandingkan biaya pupuk kimia usahatani padi anorganik yaitu Rp 192,30 10,16 . Namun, usahatani padi semi organik harus mengeluarkan biaya sebesar Rp. 98,71 5,13 untuk menyediakan pupuk kompos sebagai input yang memberikan unsur hara alami pada lahan pertaniannya, baik dengan cara memproduksinya sendiri dan bisa juga dengan membelinya di koperasi atau toko pertanian.

6.2.2. Analisis Perbandingan Pendapatan dan RC Ratio Usahatani Padi