Hasil Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pertanian

18 6. Alternatif pengolahan tanah yang menggunakan traktor belum dapat dijangkau seluruh petani.

2.5. Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Herdiansyah 2005 menunjukkan bahwa kegiatan usahatani padi organik memiliki perbedaan dengan usahatani padi anorganik. Hasilnya perhitungannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4. Perbedaan Pendapatan Rata-Rata Usahatani Padi Organik dan Anorganik per Musim Tanam per Hektar dari Penelitian Terdahulu Uraian Petani Pemilik Penggarap Rp Petani Penyakap Rp Petani Penyewa Rp Usahatani Padi Organik - Pendapatan atas biaya tunai 1.542.665,8 1.740.738,5 1.796.242,8 - Pendapatan atas biaya non tunai -1.982.334,2 695.738,5 -68.757,2 Usahatani Padi Anorganik - Pendapatan atas biaya tunai 4.441.071,4 -12.441,2 1.131.261,4 - Pendapatan atas biaya non tunai -83.928,6 -1.857.441,2 -968.738,6 Pendapatan atas biaya tunai petani padi organik dengan petani pemilik penggarap Rp 1.542.665,8 dan pendapatan non tunai yaitu Rp -1.982.334,2. Pada petani padi anorganik pendapatan non tunai yang diperoleh Rp -83.928,6 dan pendapatan tunai yaitu Rp 4.441.071,4. Pendapatan atas biaya non tunai petani penyakap padi organik yaitu Rp 695.738,5, sedangkan pendapatan atas biaya tunai yaitu Rp 1.740.738,5. Pada padi anorganik pendapatan tunai sebesar Rp -12.441,2 dan pendapatan bersih atau atas biaya non tunai yaitu Rp -1.857.441,2. Pendapatan petani penyewa non tunai Rp -68.757,2 dan pendapatan tunai yaitu sebesar Rp 1.796.242,8. Sedangkan pendapatan bersih padi anorganik atas biaya non tunai yaitu Rp -968.738,6 dan pendapatan tunai yaitu sebesar Rp 1.131.261,4. 19

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.

Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Kelayakan Merret 1989 dalam Sutojo 2006, mengungkapkan bahwa NPV adalah jumlah present value seluruh net cash flows tahunan selama masa tertentu dan salvage value proyek, dikurangi jumlah investasi proyek. Dengan demikian, suatu proyek dikatakan layak atau bermanfaat untuk dilaksanakan jika NPV proyek tersebut sama atau lebih besar dari nol. NPV sama dengan nol, maka proyek akan mendapat modalnya kembali setelah diperhitungkan discount rate yang berlaku. Apabila NPV proyek tersebut lebih besar dari nol maka proyek dapat dilaksanakan dengan memperoleh keuntungan sebesar nilai NPV, sedangkan apabila NPV lebih kecil dari nol maka sebaiknya proyek tersebut tidak dilaksanakan dan mencari alternatif proyek lain yang pasti menguntungkan. Gray 1985, menyebutkan terdapat dua cara perhitungan yang digunakan untuk menentukan BC ratio yaitu net benefit cost ratio Net BC yang dihitung dengan membandingkan jumlah semua NPV B-C yang bernilai positif dengan jumlah semua NPV B-C yang bernilai negatif dan gross benefit cost ratio Gross BC ratio dimana nilainya merupakan perbandingan NPV manfaat dan NPV biaya sepanjang umur proyek. Kegiatan investasi layak jika mempunyai nilai BC ratio lebih besar atau sama dengan satu, sedangkan jika BC ratio lebih kecil dari satu maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan.