41
Umbi Iles-iles Segar
2. Penelitian Utama
a. Pembuatan Tepung Mannan dari Umbi Iles-iles
Tahapan ekstraksi glukomannan dari umbi segar dilakukan dengan perlakuan terpilih berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap slurry dari
tiap perlakuan. Selanjutnya slurry hasil ekstraksi tersebut dikeringkan dengan menggunakan spray dryer. Untuk spray dryer skala laboratorium,
dilakukan pengukuran viskositas slurry terlebih dahulu karena viskositas maksimum bahan yang dapat dikeringkan dengan spray dryer tersebut
adalah 25 cp. Untuk spray dryer skala pilot plant, slurry dapat langsung dikeringkan. Hasil dari proses pengeringan dengan spray dryer tersebut
adalah tepung mannan.
Gambar 14 . Pembuatan Tepung Mannan dari Umbi Iles-iles b.
Kondisi Proses Spray Dryer
Spray dryer yang digunakan pada pembuatan tepung mannan skala
laboratorium yaitu Lab Plant Spray Dryer SD-01 yang berkapasitas kurang lebih 300 mljam. Kondisi proses yang digunakan yaitu suhu inlet 170
O
C, suhu outlet 80
O
C, dan laju alir 0.3-0.4 literjam. Salah satu spesifikasi alat Slurry
Pengeringan dengan spray dryer
Ekstraksi glukomannan
Tepung Mannan
42
spray dryer skala laboratorium yang digunakan yaitu viskositas
maksimum cairan yang dapat dikeringkan adalah 25 cp.
Gambar 15. Lab Plant Spray Dryer SD-01 di Balai Besar Litbang
Pascapanen, Bogor. Spray dryer
yang digunakan pada pembuatan tepung mannan skala pilot plant
adalah spray dryer yang terdapat di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Serpong, Tangerang, Banten. Debit maksimum
yang dapat dicapai spray dryer ini yaitu 10-21 literjam, namun untuk operasional pengeringan, laju alir bahan diatur pada kapasitas 2 literjam.
Kondisi proses yang digunakan yaitu suhu inlet 170
O
C dan suhu outlet 90- 100
O
C.
Gambar 16. Pengering semprot spray dryer skala pilot plant di Balai
Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Serpong.
43
c. Analisis Sifat Fisikokimia Tepung Mannan
Analisis sifat fisikokimia tepung mannan yang dihasilkan meliputi penentuan rendemen, analisis proksimat analisis kadar air, kadar abu,
kadar protein, dan kadar lemak, analisis derajat kecerahan dan derajat putih tepung, analisis kadar glukomannan, analisis mikrostruktur kalsium
oksalat dengan mikroskop polarisasi, penentuan kandungan residu sulfur dioksida SO
2
, dan analisis karakteristik reologi larutan tepung.
C. METODE ANALISIS