Metode Waterfall TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 6 Tahap perancangan back-end sistem informasi Richardson Ruby 2007
Tahap pertama yaitu perancangan back-end sistem informasi. Tahap ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:
1. Identifikasi resource melalui entitas yang ada Pada tahap ini dihasilkan diagram domain domain diagram yang
menggambarkan entitas yang terlibat pada proses bisnis di perusahaan. Diagram domain ini kemudian digunakan sebagai dasar dalam penentuan
kandidat resource yang dibutuhkan pada server. 2. Pemetaan URI untuk setiap resource yang ada
Setiap resource yang ada akan dikelompokkan menurut divisi perusahaan tempat entitas tersebut berada. Selanjutnya penamaan URI untuk
setiap resource yang ada dilakukan berdasarkan domain perusahaan tersebut sehingga URI dari setiap resource akan berbentuk hirarki, contoh:
marketing customer
yang diperuntukkan bagi customer yang merupakan entitas pada bagian marketing.
3. Penentuan uniform interface yang digunakan Perancangan uniform interface yang dibutuhkan untuk setiap resource
dilakukan pada tahap ini. Secara spesifik, pada tahap ini setiap resource telah memiliki URI-nya masing-masing sehingga rancangan interface yang
digunakan secara teknis diberlakukan terhadap URI tersebut. Interface yang akan digunakan pada penelitian ini terdiri atas GET, POST,
PUT, dan DELETE. Operasi yang didefinisikan terhadap setiap interface yaitu:
a Interface GET melakukan pembacaan terhadap URI yang diberikan kepada server. Pembacaan yang dilakukan dapat ditujukan kepada
seluruh resource yang berdasarkan URI tersebut atau terhadap resource tertentu dengan id spesifik. Saat operasi dilakukan terhadap parameter
yang bukan id, maka data yang dikembalikan dari server adalah resource dengan pengelompokkan berdasarkan parameter yang diberikan. Sebagai
contoh URI
prenursery stock
age
akan menghasilkan pembacaan resource stock stok yang dikelompokkan berdasarkan age usia.
Selain itu operasi GET dapat pula dilakukan terhadap sub-resource dari suatu resource seperti
marketing order_item
order
{
order
}
yang berarti operasi dilakukan terhadap
order_item
yang merupakan sub-resource dari
order
{
order
}
, dengan
{
order
}
adalah suatu identifier.
b Interface POST digunakan untuk melakukan operasi pembuatan resource baru pada URI yang diberikan kepada server. Interface ini dapat pula
digunakan untuk menambah item dari suatu resource yang memiliki hubungan dengan resource lainnya. Sebagai contoh resource
marketing order
didalamnya mengandung satu atau lebih resource
order_item
, operasi modifikasi terhadap item dari
order
dalam hal ini adalah
order_item
dapat dilakukan dengan menyertakan identitas
{
order
}
yang merujuknya. Operasi menggunakan interface POST pada URI
marketing order_item
order 123
berarti penambahan item baru terhadap resource
order
dengan nomor order
123
. c Interface PUT digunakan untuk melakukan pengubahan terhadap
resource tertentu. Operasi dilakukan dengan menyertakan id dari resource yang ingin diubah pada parameter URI yang dikirim kepada
server. Sama halnya dengan interface POST, PUT dapat dilakukan terhadap sub-resource dari suatu resource tertentu dengan cara
menyertakan id dari resource yang merujuknya. d Interface DELETE digunakan untuk melakukan penghapusan terhadap
resource tertentu. Operasi dilakukan dengan menyertakan id dari resource yang ingin dihapus pada parameter URI yang dikirim kepada
server.
4. Perancangan format representasi yang dikirim ke server. Komunikasi antara client dan server dilakukan berdasarkan uniform
interface yang telah dirancang pada tahap sebelumnya. Selanjutnya pada tahap ini dilakukan perancangan format representasi yang akan digunakan
oleh client dalam mengirimkan data kepada server. Aturan format representasi yang dihasilkan pada tahap ini akan menjadi pedoman bagi
client dalam melakukan komunikasi pengubahan PUT dan pembuatan baru POST untuk resource yang ada terutama dalam hal atribut yang ada
untuk setiap resource. 5. Perancangan format representasi yang dikembalikan dari server.
Pada tahap ini dilakukan perancangan format representasi yang dikembalikan oleh server terhadap setiap operasi yang dilakukan untuk
setiap resource. Hasil dari tahap ini adalah dokumentasi format representasi yang dapat digunakan oleh client dalam menerima dan membaca resource
yang ada. 6. Integrasi antara satu resource dengan resource lainnya menggunakan
hypermedia Perancangan hubungan antara resource yang satu dengan lainnya
dilakukan pada tahap ini. Setiap resource yang mengandung resource lainnya akan direpresentasikan menggunakan konsep hypermedia yang pada
dasarnya berupa tautanlink ke resource yang dirujuk tersebut. Diagram domain yang dihasilkan sebelumnya digunakan lagi pada tahap ini sebagai
rujukan keterhubungan antara resource yang satu dengan lainnya. 7. Perancangan kode respon dari server
Pada tahap ini dirancang kode respon hasil komunikasi antara client dengan server. Perancangan yang akan dilakukan meliputi kode respon yang
menunjukkan kesuksesan suatu request maupun kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi saat komunikasi berlangsung. Kode respon yang digunakan
berdasarkan standard HTTP 1.1 Fielding et al. 1999. Tahap kedua adalah perancangan back-end GIS yang akan dilakukan
menggunakan framework yang telah ada dalam mengolah data spasial. Selanjutnya perancangan fitur yang disediakan oleh back-end GIS tersebut