2.2 Representational State Transfer REST
Menurut Higashino et al. 2009 web service yang berbasis teknologi SOAP telah menghasilkan aplikasi pada banyak bidang. SOAP didesain untuk
transparansi komunikasi dan keterikatan yang rendah antar aplikasi. SOAP tidak lepas dari kelemahan karena dikritik karena kompleksitas dan spesifikasi yang
harus dipenuhi terlalu banyak. Selain itu permasalahan teknis yang terlalu terikat pada satu vendor tertentu menjadikan keterikatan rendah yang tidak dapat
terwujud Pautaso, Zimmermann, Leymann 2008. Representational State Transfer REST adalah suatu gaya arsitektur yang
bertujuan untuk meminimalkan latensi dan komunikasi jaringan, sementara pada saat yang bersamaan berusaha untuk memaksimalkan independensi dan
skalabilitas dari implementasi komponen Fielding 2000. REST berkembang bersamaan dengan berkembangnya teknologi web, sehingga sering digunakan
bersamaan dengan teknologi Hypertext Transfer Protocol HTTP, oleh alasan inilah implementasi REST menggunakan teknologi HTTP disebut Restfull HTTP.
Sebagai sebuah gaya arsitektur pengembangan sistem, REST memiliki aturan yang menjadi ciri dasarnya Fielding 2000:
1. Client-server Terdapat interface seragam antara client dan server. Hal ini berarti
client tidak berurusan dengan hal teknis yang menjadi tanggung jawab server, misalnya database, bahasa pemrograman, dll. Hal ini bertujuan untuk
portability atau kemudahan migrasi pada client. Pada sisi lain, server tidak berurusan dengan hal teknis pada client, misalnya tampilan sistem atau state
dari aplikasi client sehingga pengembangan sistem pada server menjadi lebih sederhana dan lebih mudah dikembangkan scalable. Server dan
client dapat diganti dan dikembangkan secara terpisah selama interface yang digunakan diantara keduanya tidak diubah.
2. Stateless Komunikasi client-server selanjutnya dibatasi dengan aturan tidak
diperbolehkannya state dari suatu client disimpan pada server. Setiap request dari client harus disertai dengan seluruh informasi yang dibutuhkan
oleh server untuk memproses request tersebut. Hal ini bertujuan supaya
server menjadi lebih tidak tergantung pada client sehingga mudah diganti terutama saat terjadi kegagalan jaringan reliability.
3. Cacheable Respon yang diberikan kepada client dapat disimpan sementara dalam
cache client. Hal ini berakibat bahwa respon yang diberikan oleh server harus menyertakan informasimetadata tentang kemampuan resource
tersebut untuk disimpan sementara atau tidak. Hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah komunikasi yang ada sehingga meningkatkan performa
server. 4. Layered System
Client tidak perlu tahu apakah server yang melayani request-nya merupakan server utama ataukah bukan. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan skalabilitas server misalnya menambahkan server untuk melakukan load balancing dan cache yang dapat diakses siapapun.
5. Code on Demand Client server dapat mengkustomisasi fungsionalitas dari client dengan
mengirimkan kode yang dapat dieksekusi di client, misalkan javascript. 6. Uniform Interface
Simplifikasi arsitektur sistem yang dikembangkan berdasarkan REST dilakukan salah satunya dengan menggunakan Uniform Resource Interface
seperti pada Tabel 1. Interface ini terdiri atas sekumpulan operasi yang telah terdefinisi untuk mengakses dan memanipulasi resource. Interface yang
sama dapat digunakan pada resource yang berbeda, dan tidak tergantung pada resource yang digunakan.
Tabel 1 Uniform Resource Interface yang digunakan pada RESTful HTTP Roth 2012
Nama Pemanfaatan
Sifat GET
Menerima representasi retrieve Safe, idempotent
DELETE Menghapus resource Idempotent
PUT Memperbarui resource dengan mengganti yang
lama Idempotent
POST Membuat resource baru atau sub-resource baru
dengan id dikelola oleh server