17
Gambar 12 Tingkat kematangan gonad ikan selar kuning betina pada bulan Mei –
Agustus 2012
Ikan selar kuning  yang diperoleh selama penelitian dibagi menjadi empat tingkat  kematangan  gonad,  yaitu  TKG  I,  II,  III,  dan  IV.  Presentase  tingkat
kematangan  gonad  ikan  selar  kuning  pada  setiap  pengambilan  waktu  berbeda- beda  baik  pada  ikan  jantan  maupun  betina.  Berdasarkan  Gambar  11  ikan  jantan
dengan  TKG  IV  mulai  terdapat  pada  bulan  Juli  hingga  Agustus,  sama  halnya dengan  ikan  betina  Gambar  12.  Adapun  diagram  yang  menunjukkan  frekuensi
ikan yang tertangkap berdasarkan tingkat kematangan gonadnya dapat dilihat pada Gambar 13 dan Gambar 14.
Gambar 13 Frekuensi ikan selar kuning jantan berdasarkan TKG
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
M ei
Ju n
i I
Ju n
i II
Ju li
I Ju
li I
I Ag
u st
u s
II
Fr e
ku e
n si
r e
la ti
f
Waktu pengambilan contoh
TKG IV TKG III
TKG II TKG I
50 100
150 200
250 300
350
I II
III IV
Fr e
ku e
n si
TKG
18
Gambar 14 Frekuensi ikan selar kuning betina berdasarkan TKG
Ikan  selar  kuning  jantan  banyak  tertangkap  pada  TKG  I  Gambar  13, sedangkan ikan selar kuning betina banyak tertangkap pada TKG II Gambar 14.
Adapun  proporsi  gonad  ikan  selar  kuning  yang  telah  matang  gonad  disajikan  di bawah ini.
Gambar 15 Proporsi gonad yang matang ikan selar kuning
Panjang pertama kali ikan selar kuning matang gonad terjadi saat P = 50 yaitu  146  mm.  Hal  tersebut  menunjukkan  bahwa  dari  semua  ikan  selar  kuning
dengan panjang total 146 mm, 50 berpeluag telah matang gonad.
10 20
30 40
50 60
70
I II
III IV
Fr e
ku e
n si
TKG
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
110 120
130 140
150 160
170 180
190 200
F re
kue n
si go
n ad
m at
an g
Panjang mm
19
3.1.7  Mortalitas dan Laju Eksploitasi
Pendugaan mortalitas total Z ikan selar kuning diperoleh dari kurva hasil tangkapan  yang  dilinearkan  berbasis  data  panjang  yang  digambarkan  pada  kurva
di bawah ini Gambar 16 dan Gambar 17.
Gambar 16 Kurva hasil tangkapan yang dilinierkan berbasis data panjang ikan selar kuning jantan
titik yang digunakan dalam analisis regresi menduga Z
Gambar 17 Kurva hasil tangkapan yang dilinierkan berbasis data panjang ikan selar kuning betina
titik yang digunakan dalam analisis regresi menduga Z
Informasi  mengenai  mortalitas  total,  mortalitas  alami,  mortalitas penangkapan  serta  laju  eksploitasi  dianalisis  dari  kurva  hasil  tangkapan  yang
dilinierkan berbasis data panjang dengan menggunakan persamaan 18, 19 dan 20.  Tabel  3  merupakan  hasil  analisis  mortalitas  dan  laju  eksploitasi  bagi  ikan
selar kuning.
1 2
3 4
5 6
7
1 2
3 4
Ln f
d t
tL1L22
1 2
3 4
5 6
1 2
3 4
5 6
Ln f
d t
tL1L22
20 Tabel 3 Laju mortalitas dan laju eksploitasi ikan selar kuning
Parameter Nilai per tahun
Jantan Betina
Laju Mortalitas Total Z 1,9496
1,8740 Laju Mortalitas Alami M
0,4079 0,4368
Laju Mortalitas Penangkapan F 1,5417
1,4372 Laju Eksploitasi E
0,7908 0,7669
Laju mortalitas total Z ikan selar kuning jantan adalah 1,9496 per tahun sementara  ikan  betina  adalah  1,8740  per  tahun.  Sedangkan  laju  eksploitasi  ikan
selar  kuning  jantan  adalah  0,7908  per  tahun  dan  ikan  betina  adalah  0,7669  per tahun.
3.1.8  Pemetaan Partisipatif Daerah Penangkapan Pemetaan  partisipatif  daerah  penangkapan  Analisis  fishing  ground
dilakukan untuk mengetahui dari perairan mana ikan tersebut di tangkap. Daerah penangkapan  diperoleh  dengan  mewawancarai  nelayan  yang  menangkap  ikan
selar  kuning.  Terdapat  dua  jenis  nelayan  yang  menangkap  ikan  selar  kuning berdasarkan  lamanya  trip  yaitu  trip  harian  dan  trip  mingguan.  Wawancara
dilakukan  selama  15  hari  dan  dilakukan pada  nelayan  yang  sama  setiap  harinya. Berikut  merupakan  peta  daerah  penangkapan  dari  ikan  selar  kuning  berdasarkan
hasil wawancara terhadap nelayan yang menangkap ikan selar kuning.
Gambar 18 Peta daerah penangkapan nelayan ikan selar kuning dengan trip harian
21
Gambar 19 Peta daerah penangkapan nelayan ikan selar kuning dengan trip mingguan
3.1.9  Tujuan Pengelolaan Perikanan
Tujuan  pengelolaan  perikanan  didasarkan  pada  kelestarian  sumber  daya ikan,  ekonomi  dan  sosial.  Sangat  penting  untuk  mengetahui  pandangan  nelayan
terhadap tujuan-tujuan pengelolaan tersebut sehingga pengelolaan dapat dilakukan dengan baik. Berikut adalah hasil wawancara terhadap 20 orang nelayan mengenai
pandangan  mereka  terhadap  tujuan  pengelolaan  Gambar  20.  Berdasarkan  hasil wawancara  dapat  dilihat  bahwa  nelayan  memang  masih  kurang  mementingkan
kelestarian sumber daya perikanan.
Gambar 20 Persepsi nelayan di PPN Karangantu terhadap tujuan pengelolaan
1 2
3 4
5 Sosial
Ekonomi Kelestarian SDI
Tidak penting →                             Sangat penting
T u
ju a
n p
en g
el o
la a
n
n = 20
22
3.2  Pembahasan
3.2.1  Sebaran Frekuensi Panjang
Ikan  selar  kuning  contoh  adalah  sebanyak  728  ekor  dengan  jumlah  ikan jantan 445 ekor dan ikan betina 178 ekor. Dari hasil yang diperoleh dapat terlihat
bahwa  secara  keseluruhan  frekuensi  maksimum  terdapat  pada  selang  kelas  122- 130 mm dengan jumlah frekuensi sebesar 210 ekor ikan contoh. Jika dilihat dari
ikan contoh jantan, frekuensi terbanyak berada pada selang kelas yang sama yaitu pada selang kelas 122
– 130 mm dengan 135 ekor ikan contoh jantan. Begitu pula dengan  ikan  contoh  betina,  frekuensi  terbanyak  terdapat  pada  selang  kelas  122-
130  mm  dengan  jumlah  ikan  contoh  betina  46  ekor.  Berbeda  dengan  penelitian yang  dilakukan  oleh  Damayanti  2010  di  Perairan  Teluk  Jakarta,  jumlah  ikan
yang  banyak  tertangkap  berada  pada  selang  kelas    154-164  mm.  Hal  tersebut karena  struktur  data  panjang  sangat  bervariasi  tergantung  letaknya  baik  secara
geografis, habitat, maupun tingkah laku Boer 1996.
Panjang  maksimum  ikan  yang  tertangkap  adalah  180  mm  bagi  ikan  selar kuning  jantan  dan  166  mm  bagi  ikan  selar  kuning  betina.  Sementara  panjang
maksimum  ikan  yang  tertangkap  di  perairan  teluk  jakarta  adalah  270  mm. Perbedaan  ukuran  panjang  ini  dapat  disebabkan  oleh  beberapa  kemungkinan
seperti perbedaan lokasi pengambilan contoh ikan. Spesies yang sama tetapi hidup di  lokasi  yang  berbeda  akan  mengalami  pertumbuhan  yang  berbeda  karena
pertumbuhan  dipengaruhi  oleh  faktor  luar  yaitu  suhu  dan  makanan  Effendie 2002.
3.2.2  Kelompok Ukuran
Analisis  kelompok  ukuran  dilakukan  pada  setiap  pengambilan  contoh. Analisis ini dilakukan untuk melihat posisi dan perubahan posisi rata-rata masing-
masing  ukuran  kelompok  panjang.  Berdasarkan  grafik  sebaran  ukuran  panjang ikan  selar  kuning  jantan  Gambar  5  dan  betina  Gambar  6  terlihat  adanya
pergeseran  ukuran  panjang  yang  ditandai  dengan  garis  putus-putus.  Pergeseran dimulai  dari  sebaran  panjang  pada  tanggal  30  Juni  2012  sampai  tanggal  26  Juli
2012 baik pada jantan maupun betina. Pergeseran ukuran panjang ke arah kanan tersebut mengindikasikan adanya pertumbuhan.
Pada  pengambilan  contoh  ikan  tanggal  26  Juli  2012  terdapat  dua  modus sebaran  panjang  baik  pada  ikan  jantan  maupun  betina.  Selain  mengalami
pergeseran ke arah kanan juga terdapa modus lain yang juga bergeser ke arah kiri. Hal  ini  dapat  diduga  karena  adanya  rekruitmen  atau  ikan  telah  mengalami
pemijahan. Pemisahan kelompok ukuran ikan dengan metode NORMSEP  sangat penting  untuk  memperhatikan  indeks  separasi  yang  diperoleh.  Nilai  indeks
separasi  harus  lebih  besar  atau  sama  dengan  dua  Gayalino  et  al.  1996  in Sulistiono et al. 2001. Menurut Clark 1981 in Sparre  Venema 1999 indeks
separasi  menggambarkan  kualitas  pemisahan  dua  kelompok  umur  yang berdekatan.  Bila  indeks  separasi  kurang  dari  dua  I2  maka  tidak  mungkin