4
2.3 Prosedur Analisis Data
2.3.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer ikan selar kuning diperoleh dari metode penarikan contoh acak sederhana PCAS terhadap ikan yang didaratkan di PPN
Karangantu, Kota Serang, Provinsi Banten. Ikan contoh yang diambil berjumlah 40-120 ekor tergantung kelimpahan ikan pada tiap waktu pengambilan dengan
selang waktu pengambilan contoh 13 hari mulai dari tanggal 27 Mei 2012 sampai 27 Agustus 2012. Ikan contoh yang telah diambil kemudian diukur panjang total
dan ditimbang bobot basahnya di lokasi pelelangan. Data primer untuk tujuan pengelolaan perikanan diperoleh dengan cara mewawancarai nelayan yang
menangkap ikan selar kuning. Adapun jumlah nelayan yang diwawancarai adalah 20 orang dengan metode pengambilan contoh secara sengaja purposive sampling.
Berikut adalah peta lokasi penelitian.
Gambar 2 Peta lokasi penelitian
2.3.2 Sebaran Frekuensi Panjang
Sebaran frekuensi panjang dapat ditentukan dengan menggunakan data panjang total ikan selar kuning Selaroides leptolepis yang didaratkan di PPN
Karangantu, Serang, Banten. Analisis sebaran frekuensi panjang dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan jumlah kelas panjang yang dibutuhkan
2. Menentukan interval lebar selang kelas,
5 3.
Menentukan frekuensi tiap kelas dengan memasukkan data panjang
masing-masing ikan contoh ke dalam selang kelas yang ditentukan.
Sebaran frekuensi panjang yang telah ditentukan dalam selang kelas panjang yang sama akan diplotkan ke dalam sebuah grafik. Pada grafik tersebut
dapat dilihat sebaran kelas panjang setiap pengambilan contoh. Grafik menggambarkan jumlah kelompok umur dari ikan contoh. Jika terdapat beberapa
modus dari suatu sebaran frekuensi panjang berarti terdapat lebih dari satu kelompok umur.
2.3.4 Identifikasi Kelompok Ukuran
Pendugaan kelompok ukuran dilakukan dengan menganalisis frekuensi panjang ikan selar kuning. Data frekuensi panjang dianalisis dengan
menggunakan salah satu metode yang terdapat di dalam program FISAT II FAO- ICLARM Stok Assesment Tool yaitu metode NORMSEP Normal Separation.
Sebaran frekuensi panjang dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok umur yang diasumsikan menyebar normal, masing-masing dicirikan oleh rata-rata
panjang dan simpangan baku.
Menurut Boer 1996, jika f
i
adalah frekuensi ikan dalam kelas panjang ke-i i
= 1, 2, …, N, µ
j
adalah rata-rata panjang kelompok umur ke-j , σ
j
adalah simpangan baku panjang kelompok umur ke-j dan p
i
adalah proporsi ikan dalam kelompok umur ke-j j
= 1, 2, …, G, maka fungsi objektif yang digunakan untuk menduga
{ ̂ ̂
̂} adalah fungsi kemungkinan maksimum maximum likelihood function:
∑ ∑
Dengan ketentuan
√
yang merupakan fungsi kepekatan sebaran normal dengan nilai tengah µ
j
dan simpangan baku σ
j
, x
i
adalah titik tengah kelas panjang ke-i. fungsi objektif L ditentukan dengan cara mencari
turunan pertama L masing-masing terhadap µ
j
, σ
j
, p
j
sehingga diperoleh dugaan ̂
̂ dan ̂ yang akan digunakan untuk menduga parameter pertumbuhan.
2.3.5 Hubungan Panjang Bobot
Apabila panjang ikan diplotkan dengan bobotnya sendiri, maka diperoleh hubungan antara panjang dan bobot. Bobot ikan bervariasi seiring dengan pangkat
dari panjangnya, atau hubungan ini hampir mengikuti hukum kubik, yaitu berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya Effendie 2002.
W = aL
b
2