6.00 2.27 2.73 Analisis hematologi, nilai kecernaan dan tingkah laku monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) jantan obes yang diintervensi nikotin

78 Selama pemberian mengalami penurunan yang berbeda sangat nyata P0.01 sebesar 2,27±1,94 pada perlakuan A, 3,33±2,12 untuk perlakuan B dan 2,73±3,38 untuk perlakuan C .

5.00 6.00

3.40 2.27

3.33 2.73

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 A B C Pakan K o n s e n tra s i E o s in o fi l sebelum intervensi nikotin selama intervensi nikotin Keterangan: A= pakan A, B= pakan B, dan C= pakan C. Gambar 23 Histogram perubahan konsentrasi eosinofil monyet ekor panjang Macaca fascicularis sebelum dan selama intervensi nikotin Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 11, bahwa persentase jumlah eosinofil pada satu bulan setelah intervensi nikotin mengalami penurunan untuk semua perlakuan dan kemudian meningkat pada dua dan tiga bulan setelah intervensi nikotin. Peningkatan dan penurunan rataan nilai eosinofil setara dengan nilai normal eosinofil primata sebagaimana yang dilaporkan Fridman 2002 yakni 0– 6 dengan rataan 3. Adanya perubahan nilai eosinofil terutama bila terjadi peningkatan menunjukkan bahwa terjadi infeksi atau adanya reaksi alergi pada jaringan yang disebabkan oleh parasit. Persentase yang sedikit dari eosinofil berhubungan dengan daya fagositosisnya yang lemah, tetapi sel eosinofil dalam pembuluh darah dapat melakukan gerakan kemotaksis menuju tempat terjadinya infeksi Guyton 1993. Adanya penurunan nilai eosinofil seperti yang dapat dilihat pada Gambar 23 menunjukkan bahwa hewan percobaan tidak mengalami alergi atau infeksi oleh parasit atau dengan kata lain hewan percobaan dalam kondisi sehat. Kondisi ini merupakan efek dari nikotin yang dapat dijadikan sebagai obat untuk mengendalikan parasit, sebagaimana Karo-Karo 1990 yang melaporkan bahwa 79 nikotin bermanfaat untuk dijadikan sebagai obat anti parasit terutama untuk obat cacing. Monosit merupakan salah satu jenis leukosit agranulosit yang berukuran sangat besar dengan diameter 15–20 µ m serta memiliki perbandingan sitoplasma dan inti 6:4 Swenson 1970. Monosit bersifat motil, dapat berpindah dengan gerakan amuboid serta mempunyai kemampuan memfagositosis mikroorganisme, sel yang nekrotik dan runtuhan sel Tizard 1987. Monosit yang dinyatakan dengan MONO jumlahnya sekitar 2–8 dan jumlahnya akan tinggi jika terjadi infeksi bakteri Yayasan Spritia 2008. Rataan persentase monosit monyet ekor panjang Macaca fascicularis sebelum dan selama diintervensi dengan nikotin dapat dilihat pada Tabel 11. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian seperti yang tercantum pada Gambar 24, bahwa terjadi penurunan persentase jumlah monosit selama intervensi nikotin. Sebelum intervensi nikotin rataan persentase monosit sebesar 5,00±2,55 pada perlakuan A, 4,60±1,67 untuk perlakuan B dan 6,60±6,66 untuk perlakuan C.

5.00 4.60