44.80 49.87 47.67 Analisis hematologi, nilai kecernaan dan tingkah laku monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) jantan obes yang diintervensi nikotin

76 perbandingan inti 1:9, dan kadang pada limfosit sering ditemukan penjuluran sitoplasma Guyton 1993. Limfosit dalam sistem kekebalan tubuh terdiri dari dua yaitu limfosit-T yang berperan dalam sistem kekebalan yang diperantarai sel dan limfosit-B yang berperan dalam pembentukan antibodi serta bertanggungjawab pada sistem kekebalan humoral. Limfosit memiliki fungsi yang kompleks dengan fungsi utama adalah memproduksi antibodi limfosit-B atau sebagai sel efektor khusus dalam menanggapi antigen yang melekat pada makrofag limfosit-T Tizard 1987. Peran limfosit dalam sistem imunitas yakni dengan mengikatkan diri pada benda asing serta merusaknya yang merupakan fungsi dari limfosit-T, dengan waktu hidup dari limfosit berkisar 100-300 hari atau bahkan bertahun-tahun Guyton 1993; Guyton dan Hall 1997. Rataan persentase limfosit monyet ekor panjang Macaca fascicularis sebelum dan selama diintervensi dengan nikotin dapat dilihat pada Tabel 11. Berdasarkan hasil penelitian seperti yang ditampilkan pada Gambar 22, rataan persentase limfosit sebelum intervensi nikotin yakni 42,20±11,73 pada perlakuan A, 44,80±18,19 untuk perlakuan B dan 41,60±15,18 untuk perlakuan C. Rataan persentase limfosit tersebut secara statistik tidak berbeda nyata P0,05 baik antar perlakuan maupun berdasarkan lamanya intervensi nikotin.

44.20 44.80

41.60 49.87

47.20 47.67

36.00 38.00 40.00 42.00 44.00 46.00 48.00 50.00 52.00 A B C Pakan K o n s e n tr a s i L im fo s it sebelum intervensi nikotin selama intervensi nikotin Keterangan: A= pakan A, B= pakan B, dan C= pakan C. Gambar 22 Histogram perubahan konsentrasi limfosit monyet ekor panjang Macaca fascicularis sebelum dan selama intervensi nikotin 77 Selama intervensi nikotin persentase limfosit mengalami kecenderungan peningkatan namun secara statistik tidak berbeda nyata P0,05 dengan rataan sebesar 49,87±8,81 pada perlakuan A, 47,20±15,72 untuk perlakuan B dan 47,67±10,85 untuk perlakuan C. Rataan persentase limfosit yang diperoleh dari penelitian ini lebih tinggi dari hasil penelitian yang dilaporkan Andrade et al. 2004 yakni sebesar 31,04±8,96. Namun masih dalam kisaran normal persentase limfosit primata sebagaimana yang dilaporkan Fridman 2002 sebesar 47–75. Kecenderungan peningkatan persentase limfosit selama intervensi nikotin ini kemungkinan disebabkan karena efek dari nikotin sebagaimana dikemukan oleh Geng et al. 1996 bahwa penggunaan nikotin kronik secara in vivo menjadikan sel T lebih banyak terpapar dan kontribusi nikotin dari rokok menekan immunosuppression atau dengan kata lain meningkatkan immunostimulan yang efeknya meningkatkan jumlah limfosit. Namun peningkatan jumlah limfosit ini kemungkinan tidak menyebabkan fungsi dari limfosit menjadi efektif sebagaimana dinyatakan lebih lanjut oleh Geng et al. 1996 bahwa efek nikotin secara parsial menghalangi stimulasi d-tubocuranine sehingga menghambat perkembangan, pematangan dan pendewasaan tymocytes, dan kehadiran ligan endogenous yang melibatkan reseptor nikotin asetilkolin pada perkembangan tymocytes dapat mempengaruhi keadaan ontogenetis tymik normal. Penggunaan nikotin secara luas pada masyarakat modern juga dapat berdampak pada perkembangan sistem imun, bahwa paparan nikotin selama kehamilan dapat mengubah kemampuan sel darah awal manusia yang berisi prekursor sel T untuk perkembangan kultur organ Middlebrook et al. 2002. Eosinofil merupakan salah satu jenis leukosit yang terlibat dengan alergi atau tanggapan terhadap parasit yang dinyatakan dengan EOS dengan jumlah sekitar 1–3 Yayasan Spritia 2008. Rataan persentase eosinofil monyet ekor panjang Macaca fascicularis sebelum dan selama diintervensi dengan nikotin dapat dilihat pada Tabel 11. Berdasarkan hasil penelitian seperti yang dapat dilihat pada Gambar 23, bahwa terjadi penurunan persentase jumlah eosinofil selama intervensi nikotin. Sebelum intervensi nikotin rataan persentase eosinofil sebesar 5,00±3,16 pada perlakuan A, 6,00±3,08 untuk perlakuan B dan 3,40±1,52 untuk perlakuan C. 78 Selama pemberian mengalami penurunan yang berbeda sangat nyata P0.01 sebesar 2,27±1,94 pada perlakuan A, 3,33±2,12 untuk perlakuan B dan 2,73±3,38 untuk perlakuan C .

5.00 6.00