65
11.22 12.26
12.22 11.40
12.94 12.39
10.00 10.50
11.00 11.50
12.00 12.50
13.00 13.50
A B
C Pakan
K a
d a
r H
e m
o g
lo b
in g
d l
sebelum intervensi nikotin selama intervensi nikotin
Keterangan: A= pakan A, B= pakan B, dan C= pakan C.
Gambar 14 Histogram perubahan kadar hemoglobin monyet ekor panjang Macaca fascicularis sebelum dan selama intervensi nikotin
Kadar hemoglobin yang diperoleh relatif tidak berbeda dengan kisaran normal kadar hemoglobin sebagaimana yang dilaporkan Matsumoto et al. 1980
sebesar 12,1±0,9 gdl dan Andrade et al. 2004 yakni sebesar 13,6±0,91gdl. Secara statistik, kadar hemoglobin tersebut tidak berbeda nyata P0,05
berdasarkan perbedaan waktu pengamatan lamanya intervensi nikotin, namun berbeda sangat nyata P0,01 berdasarkan perbedaan pakan. Selama intervensi
nikotin, Hb mengalami peningkatan yakni 1,60 perlakuan A, 5,55 perlakuan B dan 1,36 perlakuan C dan nilai tersebut tidak berbeda nyata
P0,05 berdasarkan lamanya intervensi nikotin. Kadar hemoglobin yang diperoleh selama intervensi nikotin ini berbanding
terbalik dengan nilai sel darah merah dan nilai hematokrit. Sebagaimana Coles 1980 menyatakan bahwa penurunan dan peningkatan hemoglobin setara dengan
penurunan sel darah merah, karena hemoglobin merupakan pigmen darah pembawa oksigen dalam sel darah merah eritrosit dimana derajat penurunan
dalam tingkat total hemoglobin tergantung pada jumlah sel darah merah yang hilang.
Tabel 10 memperlihatkan bahwa terjadi penurunan nilai sel darah merah selama intervensi nikotin, namun kadar hemoglobinnya relatif normal
sebagaimana yang dinyatakan Matsumoto et al. 1980 dan Andrade et al. 2004.
66 Keadaan tersebut memberikan arti bahwa penurunan nilai sel darah merah tidak
dibarengi dengan penurunan kadar hemoglobin, hal ini dapat dilihat dari nilai MCH dan MCHC yang merupakan ukuran kepekatan hemoglobin cenderung
mengalami peningkatan. Normalnya atau tidak terjadinya penurunan kadar hemoglobin dapat disebabkan oleh nilai nutrisi dari pakan terutama konsumsi
protein yang dibarengi oleh tingkat kecernaan dari protein tersebut. Kondisi lain yang diduga menyebabkan normalnya kadar hemoglobin tersebut adalah efek
fisiologis untuk mempertahankan keadaan homeostasis dari tubuh, penurunan SDM direspon oleh tubuh dengan mempertahankan kadar hemoglobin sehingga
suplai oksigen bagi tubuh tetap terjaga sehingga tidak terjadi keadaan hipoksia. Secara statistik menunjukkan bahwa nutrisi pakan memberikan pengaruh
yang sangat nyata P0,01 dan ternyata mampu mempertahankan kondisi homeostasis tersebut terutama mempertahankan kadar hemoglobin, nilai nutrisi
terutama protein memberikan pengaruh yang sangat berarti. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa konsumsi protein berhubungan dengan pembentukan
hemoglobin. Selain protein, konsumsi karbohidrat juga mempengaruhi pembentukan hemoglobin walaupun tidak signifikan Boeing et al. 2000. Sebagai
tambahan bahwa normalnya kadar hemoglobin selama intervensi nikotin dapat disebabkan oleh nikotin itu sendiri, sebagaimana Cuming 2003 dan Nedergaard
et al. 2003 bahwa induksi nikotin dalam dosis rendah memungkinkan peningkatan kadar hemoglobin.
Hematokrit
Hematokrit Hct atau Packed Cell Volume PCV merupakan persentase sel darah merah dalam 100 ml darah. Pada kondisi normal, jumlah Hct sebanding
dengan jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin Widjajakusuma dan Sikar 1986. Adapun konsentrasi nilai hematokrit monyet ekor panjang Macaca
fascicularis sebelum dan selama diintervensi dengan nikotin dapat dilihat pada Tabel 10.
Berdasarkan hasil penelitian seperti pada Gambar 15, dapat dilihat bahwa persentase sel darah merah dalam seluruh volume darah merah mengalami
penurunan selama intervensi nikotin.
67
34.88 37.74