Weighing We, Menimbang Kaleng yang Sudah Terisi Buah

28

28. TFS Piling Tpi, Menyusun TFS

Elemen kerja ini dimulai saat pekerja meletakkan lempengan besi sebagai alas susunan, kemudian pekerja meletakkan kaleng yang sudah terisi satu-persatu hingga tersusun menjadi 1 susunan kaleng 20 kaleng.

29. TFS Transporting Ttr, Memindahkan Tumpukan TFS

Elemen kerja ini dimulai saat pekerja mengambil kaleng yang sudah tersusun, kemudian pekerja memindahkan susunan tersebut dari stasiun pengisian menuju stasiun penutupan kaleng seaming dengan alat dorong.

30. TFS Moving Tmo, Memindahkan Susunan TFS dari Antrian ke Stasiun

Seaming Elemen kerja ini dimulai saat pekerja memindahkan susunan TFS dari antrian menuju stasiun seaming menggunakan kereta dorong.

31. Seamer Feeding Sfe, Meletakkan TFS Kaleng ke dalam Mesin Seaming

Elemen kerja ini dimulai saat pekerja menekan tombol hidrolik, kemudian pekerja mendorong TFS yang ada pada susunan 20 TFS satu- persatu ke dalam mesin seaming.

32. Sortir 1 S1, Menyortir Kaleng Rusak sebelum Pemasakan

Elemen kerja ini dimulai dengan menahan laju kaleng di seamer lalu menyortir kaleng satu per satu. 33. Seaming Os, Operator Mesin Seamer Elemen kerja ini dimulai dengan mengoperasikan instalasi mesin seamer sampai menyegel atau menutup kaleng nanas.

34. Cooking Oc, Operator Mesin Cooker

Elemen kerja dimulai dengan mengoperasikan instalasi mesin cooker dan mengumpankan kaleng ke mesin cooker. 35. Sortir 2 S2, Menyortir Kaleng Rusak sesudah Pemasakan Elemen kerja ini dimulai dengan menahan laju kaleng di bagian Paletting lalu menyortir kaleng satu persatu.

36. Paletting Atas Pa, Menyusun TFS Kaleng di Karton

Elemen kerja ini dimulai dengan menyusun nanas di atas Palette dengan mengoperasikan mesin Paletting dan memastikan tidak ada ruang kosong.

37. Paletting Bawah Pb, Menyusun Karton di Tumpukan TFS

Elemen kerja ini dimulai dengan menekan tombol hidrolik lalu menyusun karton di atas tumpukkan kaleng nanas.

38. Transporting Palette Tp, Memindahkan TFS ke Tempat Penyimpanan

Elemen kerja ini dimulai dengan mengambil tumpukan nanas di stasiun Paletting dengan menggunakan forklift lalu membawa tumpukkan nanas ke tempat penyimpanan. 29 Waktu Baku Nanas dan TFS Kaleng Elemen kerja untuk produksi nanas dan TFS kaleng telah diperoleh dan juga telah didefinisikan sehingga penentuan waktu baku dapat ditentukan berdasarkan pendefinisian tersebut. Waktu baku merupakan waktu yang telah ditetapkan berdasarkan waktu normal dan faktor kesulitan yang terdapat dalam aktivitas produksi nanas dan TFS kaleng. Pada aktivitas produksi nanas dan TFS kaleng, kondisi pabrik telah didesain sedemikian rupa sehingga seragam baik kondisi lantai, pencahayaan maupun kondisi lingkungan. Sehingga untuk aktivitas di pabrik dapat dikatakan tidak ada faktor kesulitan yang menyebabkan kelambatan produksi. Adapun kelambatan produksi bisa terjadi karena pengaruh delay pada sistem unavoidable delay dan delay tersebut dapat dikatakan termasuk dalam faktor kesulitan. Dalam analisis gerak motion study terdapat istilah kelambatan yang tak terhindar unavoidable delay yang merupakan kelambatan oleh hal-hal yang terjadi di luar kemampuan kendali pekerja, hal ini timbul karena ketentuan cara kerja yang mengakibatkan satu tangan menganggur sedangkan tangan lainnya bekerja. Kemudian terdapat istilah kelambatan yang dapat dihindarkan avoidable delay yang merupakan kelambatan oleh hal yang ditimbulkan sepanjang waktu kerja oleh pekerjanya sendiri baik disengaja maupun tidak disengaja Barnes 1980. Delay tersebut dapat dikatakan termasuk dalam faktor kesulitan. Waktu baku dapat digunakan untuk merencanakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada bagian atau proses tertentu agar dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Hal ini diharapkan dapat memberikan keuntungan lebih kepada perusahaan karena pengalokasian sumber daya manusia diletakkan ke tempat atau bagian yang memang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan kerja agar lebih efektif. Waktu baku setiap elemen kerja dan total waktu baku untuk produksi nanas kaleng dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan Tabel 6 didapatkan total waktu normal dari semua elemen kerja yaitu sebesar 16.589 detik per kaleng dengan total waktu delay sebesar 11.022 detik per kaleng. Waktu total produksi satu kaleng nanas didapat dengan menjumlahkan waktu normal semua elemen kerja dengan waktu delay dari semua elemen kerja. Sehingga, didapatkan waktu baku total untuk memproduksi satu kaleng nanas ukuran A2 sebesar 27.608 detik. Pada Tabel 4 juga terlihat bahwa waktu baku terbesar adalah pada elemen kerja Po, yaitu elemen kerja yang berfungsi untuk mencabut mata nanas. Pada Po nilai didapatkan nilai waktu baku sebesar 7.689 detik. Ini menunjukan bahwa pada elemen kerja Po memiliki kontribusi sebesar 7.689 detik untuk menghasilkan satu produk nanas kaleng, cukup lama dibandingkan dengan elemen kerja lainnya. Sedangkan waktu baku terendah ada pada elemen kerja Pr sebesar 0.040 detik untuk menghasilkan satu produk nanas kaleng. Jika dilihat lebih lanjut lagi dapat diketahui perbedaan antara elemen kerja yang dikerjakan oleh tenaga manusia langsung dengan elemen kerja yang dikerjakan oleh operator sebagai pengendali mesin. Pada elemen kerja yang dikerjakan langsung menggunakan tenaga manusia terlihat membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pekerja operator yang mengendalikan mesin. Hal ini menjelaskan bahwa faktor dari karakteristik manusia memiliki pengaruh terhadap aktivitas kerja. Selanjutnya waktu baku untuk produksi TFS kaleng dapat dilihat pada Tabel 7 .