7 setiap tipe habitat. Jalur dibagi menjadi plot-plot kecil berukuran 10 x 10 m untuk
memudahkan pengamatan N. ampullaria. Peletakkan jalur berdasarkan titik pertama perjumpaan N. ampullaria pada setiap tipe habitat. Penentuan jalur
selanjutnya mengikuti jalur pertama secara sistematis.
Gambar 2 Skema plot pengamatan N. ampullaria di lapangan Pengamatan morfologi N. ampullaria dilakukan dengan mangambil 10
individu sebagai sampel secara acak. Individu yang terpilih dilakukan pengukuran terhadap karakteristik morfologi. Karakteristik morfologi yang diukur antara lain;
panjang dan lebar batang, panjang dan lebar daun, jumlah kantong, diameter dan tinggi kantong, panjang tangkai kantong, panjang sayap kantong, volume cairan
kantong dan pH cairan kantong.
2.4.2 Analisis vegetasi
Analisis vegetasi digunakan untuk melihat komposisi vegetasi penyusun di sekitar habitat N. ampullaria. Metode analisis vegetasi yang digunakan adalah
kombinasi jalur dan garis berpetak. Letak jalur pengamatan vegetasi diletakkan sama dengan jalur pengamatan N. ampullaria. Plot pengamatan vegetasi terdiri
dari; semai, pancang, tiang dan pohon berdiameter 20 cm. Jumlah total plot dan jalur adalah 25 plot dan 5 jalur setiap tipe habitat.
2.4.3 Pangambilan sampel serangga mangsa
Sampel serangga mangsa pada penelitian ini adalah serangga dan bangkai- bangkai serangga yang terdapat di dalam kantong N. ampullaria. Sampel serangga
mangsa diambil dari kantong N. ampullaria yang terpilih secara acak. Jumlah kantong yang dijadikan sampel adalah 12 kantong setiap tipe habitat. Pengambilan
sampel dilakukan dengan menuangkan seluruh cairan kantong yang terbuka ke dalam botol spesimen yang berisi alkohol 70. Serangga yang telah terkoleksi
disortasi kembali dan dibersihkan dengan alkohol 70. Kemudian, dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop. Proses pengidentifikasian dilakukan di
Laboratorium Entomologi Fakultas Kehutanan IPB. rintisan