Topografi dan iklim kawasan

Nilai kerapatan individu N. ampullaria yang tinggi pada hutan kerangas disebabkan oleh kondisi tanah hutan kerangas yang kurang subur dan memiliki kandungan persentase pasir yang tinggi, sehingga sangat ideal bagi pertumbuhan N. ampullaria dibandingkan tipe hutan lainnya hutan rawa gambut dan hutan sekunder. Nepenthes spp. tumbuh berlimpah pada hutan kerangas ekstrim yang mempunyai kandungan pasir atau kwarsa lebih tinggi dibandingkan liatnya Bratawinata 2001. Karakteristik tanah pada hutan kerangas memiliki kandungan unsur hara rendah, bersifat masam, serta mengandung persentase pasir yang tinggi. Menurut Hatta 2007 pada tanah yang berwarna keabu-abuan dan keabu- abuan gelap dengan kandungan pasir ≥50, spesies-spesies dari Nepenthes spp. akan lebih mudah ditemukan. 3.2.2 Pola sebaran Pola sebaran N. ampullaria bersifat mengelompok pada kedua tipe habitat hutan kerangas dan hutan rawa gambut di Cagar Alam Mandor. Nilai Indeks Morisita pada kedua tipe habitat hutan kerangas dan hutan rawa gambut menunjukkan pengelompokkan 1. Nilai masing-masing indeks adalah 3.81kerangas dan 2.62 rawa gambut. Sebaran organisme di alam jarang ditemukan dalam pola seragam teratur, tetapi umumnya mempunyai pola penyebaran yang bersifat mengelompok Bismark dan Murniati 2011. Diketahui bahwa Nepenthes spp. lebih suka hidup mengelompok dengan kapadatan tinggi di habitat terbuka seperti hutan sekunder, hutan kerangas, di celah hutan primer, pegunungan yang terbuka dan hutan lumut yang berada di area pegunungan atas Adam et al. 2011. Pengelompokkan disebabkan karena individu memiliki kecenderungan untuk berkumpul dan mencari kondisi lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya Siti 2012. Bentuk morfologi dan sifat pertumbuhan dari tumbuhan kantong semar menjadi faktor pendukung terjadinya pola penyebaran baik secara acak, bergerombol maupun seragam Natalia et al. 2014.

3.2.3 Karakteristik morfologi

Bunga Nepenthes merupakan tumbuhan berumah dua, memiliki bunga jantan dan bunga betina yang hidup terpisah pada individu lainnya, sehingga proses penyerbukan terjadi secara aseksual Mansur 2006. Bunga N. ampullaria berbentuk malai dengan panjang kurang lebih 35 cm. Proses pembungaan betina lebih pendek daripada jantan, bagian tumbuhan yang masih muda sering ditutupi oleh bulu-bulu halus pendek bewarna coklat Mansur 2006. Pada penelitian ini tidak ditemukan individu N. ampullaria yang berbunga pada kedua tipe habitat hutan kerangas maupun hutan rawa gambut di Cagar Alam Mandor. Batang Batang kantong semar memiliki bentuk yang bervariasi, yaitu berbentuk bulat, elips dan segitiga. Ciri batang kantong semar adalah berongga dan beruas dengan kulit yang agak keras. Beberapa jenisnya memiliki batang yang ditutupi oleh bulu-bulu atau bentuk tambahan lainnya Cheek dan Jeeb 2001; Clarke 2001. Pada N. ampullaria batang berbentuk silinder berwarna cokelat dan memanjat hingga 15 m Mansur 2006.