3.6 Analisis Faktor Lingkungan
Analisis komponen utama terhadap faktor lingkungan habitat N. ampullaria suhu, kelembaban, jarak gangguan dan ketersediaan air menunjukkan bahwa
dari seluruh faktor lingkungan abiotik yang diamati pada masing-masing tipe habitat dapat dikelompokkan menjadi 1 komponen utama hutan kerangas dan 2
komponen utama hutan rawa gambut komponen utama Tabel 7. Pengelompokkan ini berdasarkan nilai cumulative 70 dan eigenvalue 1.
Komponen utama yang dapat dikelompokkan merupakan kelompok komponen utama yang dapat ditransformasikan.
Tabel 7 Nilai eigenvalue, variability, cumulative dan faktor masing-masing variabel lingkungan habitat N. ampullaria pada kedua tipe habitat
Nilai Hutan Kerangas
Hutan Rawa Gambut KU1
KU2 KU3
KU1 KU2
KU3 Equivalen
2.18 0.80
0.01 2.71
1.11 0.13
Variability 72.80
26.82 0.37
67.83 27.70
3.28 Cumulative
72.80 99.63
100.00 67.83
95.53 98.81
Variabel: -
Suhu -0.55
0.65 0.52
-0.53 0.38
0.67 -
Kelembaban 0.67
-0.03 0.74
0.49 0.54
0.37 -
Jarak sungai -
- -
-0.43 0.64
-0.62 -
Gangguan 0.50
0.76 -0.43
0.54 0.40
-0.16 Kelompok komponen utama pertama KU1 dapat menjelaskan sebesar
72.80 cumulative dari variabilitas keseluruhan variabel faktor yang teramati di habitat N. ampullaria pada hutan kerangas. Artinya kelompok komponen utama
pertama KU1 dapat memberikan informasi yang relatif lebih besar daripada kelompok komponen utama lainnya KU2 dan KU3 mengenai kondisi
lingkungan habitat N. ampullaria di hutan kerangas. Kedua kelompok komponen utama KU1 dan KU2 yang terbentuk pada habitat N. ampullaria di hutan rawa
gambut dapat menjelaskan masing-masing sebesar 67.83 KU1 dan 27.70 KU2 dari variabilitas keseluruhan variabel faktor yang teramati. Kedua
kelompok komponen utama KU1 dan KU2 dapat memberikan informasi yang relatif lebih besar daripada komponen lainnya KU3 mengenai kondisi
lingkungan habitat N. ampullaria di hutan rawa gambut. Analisis komponen utama dilakukan untuk menghasilkan nilai KU1, KU2 dan KU3 pada penelitian
ini. Maksud dari nilai-nilai pada KU1 dan seterusnya adalah menjelaskan pengaruh faktor lingkungan terhadap jumlah individu N. ampullaria pada masing-
masing habitat hutan kerangas dan hutan rawa gambut di Cagar Alam Mandor.
Transformasi nilai-nilai pada KU1 di hutan kerangas serta KU1 dan KU2 di hutan rawa gambut menghasilkan nilai P-value. Nilai ini akan menentukan bahwa
kelompok komponen utama yang berpengaruh terhadap jumlah individu N. ampullaria. Nilai P-value pada komponen utama KU1 di hutan kerangas adalah
0.093710. Artinya komponen utama KU1 berpengaruh terhadap jumlah individu N. ampullaria Y di hutan kerangas. Nilai P-value pada komponen
utama KU1 dan KU2 di hutan rawa gambut masing-masing adalah 0.033910
31 KU1 dan 0.255210 KU2 Lampiran 8. Nilai P-value pada komponen
utama KU1 lebih kecil dari 0.1010 dan nilai P-value pada komponen utama KU2 lebih besar dari 0.1010. Artinya komponen utama KU1 tidak
berpengaruh terhadap jumlah individu N. ampullaria Y di hutan rawa gambut. Sebaliknya, komponen utama KU2 berpengaruh terhadap jumlah individu N.
ampullaria Y di hutan rawa gambut, sehingga komponen utama KU2 dapat digunakan pada tahap analisis regresi berikutnya.
Analisis regresi menunjukkan nilai rata-rata keragaman R-square pada masing-masing tipe habitat sebesar 66.24 hutan kerangas dan 93.85 hutan
rawa gambut Lampiran 9. Nilai R-square menunjukkan bahwa variabel faktor lingkungan yang ada mampu menjelaskan jumlah individu N. ampullaria pada
setiap tipe habitat. Analisis regresi terhadap komponen utama KU1 di hutan kerangas menunjukkan bahwa variabel faktor lingkungan suhu, kelembaban dan
gangguan dapat menjelaskan jumlah individu Y sebesar 66.24, dan sisanya 33.76 dijelaskan oleh variabel lain. Variabel faktor lingkungan di hutan
kerangas adalah suhu, kelembaban dan gangguan. Jumlah variabel faktor lingkungan berbeda dengan jumlah variabel faktor lingkungan pada hutan rawa
gambut. Perbedaan ini disebabkan faktor lingkungan jarak sungai tidak terukur pada hutan kerangas, sehingga tidak dimasukkan ke dalam proses analisis regresi.
Analisis regresi terhadap komponen utama KU2 di hutan rawa gambut mampu menunjukkan bahwa faktor lingkungan suhu, kelembaban, jarak sungai dan
gangguan mampu menjelaskan jumlah individu N. ampullaria Y sebesar 93.85, dan sisanya 6.15 dijelaskan oleh variabel faktor lingkungan lain.
Variabel faktor lingkungan di hutan rawa gambut adalah suhu, kelembaban, jarak sungai dan gangguan.
Bentuk regresi yang terbentuk pada masing-masing tipe habitat N. ampullaria di Cagar Alam Mandor sebagai berikut:
Y hutan kerangas = 269.38 + 3.42suhu - 4.43kelembaban - 0.38gangguan
Y hutan rawa gambut = -24.61 - 0.59suhu + 0.54kelembaban - 0.01jarak sungai + 0.01gangguan
Pengujian lanjut dengan uji F menemukan bahwa nilai P-value yang dihasilkan dari komponen utama tersebut adalah 0.09 hutan kerangas dan 0.06
hutan rawa gambut Lampiran 10. Nilai P-value pada kedua tipe habitat 0.10. Artinya kedua nilai P-value pada masing-masing tipe habitat N. ampullaria hutan
kerangas dan hutan rawa gambut di Cagar Alam Mandor menunjukkan bahwa terdapat satu variabel faktor lingkungan dalam komponen utama yang
berpengaruh terhadap jumlah individu N. ampullaria pada masing-masing habitat tersebut.
Uji t dilakukan untuk mencari faktor yang paling berpengaruh terhadap jumlah individu N. ampullaria di Cagar Alam Mandor. Faktor lingkungan yang
paling berpengaruh terhadap jumlah individu N. ampullaria pada masing-masing habitat hutan kerangas dan hutan rawa gambut adalah kelembaban. Nilai P-value
variabel faktor lingkungan kelembaban pada masing-masing habitat adalah 0.0937 hutan kerangas dan 0.0568 hutan rawa gambut. Kedua nilai P-value tersebut
menunjukkan 0.10, sehingga jika terjadi perubahan terhadap faktor lingkungan