Analisis vegetasi Pangambilan sampel serangga mangsa

9 ampullaria di Cagar Alam Mandor ditentukan menggunakan metode Indeks Morisita dengan rumus sebagai berikut: Iδ = N. Keterangan : Iδ : Indeks dispersi Morisita N : jumlah plot contoh n : jumlah total individu n i : jumlah individu ke-i Nilai indeks memiliki ketentuan untuk menentukan pola sebaran sebagai berikut: - Jika IM = 1, maka pola sebaran adalah acak - Jika IM 1, maka pola sebaran adalah kelompok - Jika IM 1, maka pola sebaran adalah menyebar 2.5.3 Komposisi vegetasi Analisis vegetasi digunakan untuk mempelajari struktur vegetasi dalam komunitasnya. Pada penelitian ini, kegiatan analisis vegetasi bertujuan untuk mengetahui komposisi vegetasi disekitar habitat N. ampullaria pada setiap tipe habitat di Cagar Alam Mandor. Rumus yang digunakan dalam analisis vegatasi adalah sebagai berikut Soerianegara dan Indrawan 1998: Kerapatan K = Jumlah individu spesies Luas contoh Kerapatan Relatif KR = Kerapatan dari suatu spesies x 100 Kerapatan seluruh spesies Dominansi D = Jumlah bidang dasar Luas petak contoh Dominansi Relatif DR = Dominansi dari suatu spesies x 100 Dominansi seluruh spesies Frekuensi F = Jumlah plot ditemukan suatu spesies Jumlah seluruh plot Frekuensi Relatif FR = Frekuensi dari suatu spesies x 100 Frekuensi seluruh spesies Indeks Nilai Penting INP = KR + DR + FR 2.5.4 Analisis faktor lingkungan Analisis ini dimaksudkan untuk menduga pengaruh hubungan masing- masing faktor lingkungan abiotik terhadap jumlah individu N. ampullaria pada setiap tipe habitat di Cagar Alam Mandor. Pengaruh hubungan tersebut dianalisis menggunakan analisis komponen utama Principle Component Analysis. Analisis PCA merupakan salah satu tehnik mereduksi data yang terdiri dari berbagai data menjadi satu set data yang digambarkan dengan jarak dendrogram. Analisis ini 1 1    n n n n i i digunakan sebagai tahapan awal dalam penyederhanaan data pada analisis regresi komponen utama selanjutnya. Variabel yang dianalisis dibedakan menjadi dua yaitu variabel tak bebas Y dan variabel bebas X. Variabel bebas pada penelitian ini berasal dari faktor faktor lingkungan abiotik terdiri dari: suhu X1, kelembaban X2, ketersediaan air X3 dan jarak gangguan X4. Hasil pengukuran faktor lingkungan abiotik diduga berpengaruh terhadap variabel tak bebas yaitu, jumlah individu N. ampullaria Y pada setiap tipe habitat di Cagar Alam Mandor. Bentuk regresi dalam analisis selanjutnya sebagai berikut: Y = b + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 + ... + b p x p + έ Keterangan : Y : peubah tak bebas x i : peubah bebas ke- i yang dispesifikasikan sejak awal, i = 1, 2,, …, p b : konstanta intersep b i : koefisien regresi dari peubah ke- i, i = 1, 2, …, p. έ : kesalahan error term Untuk menguji pengaruh peubah bebas terhadap peubah tak bebas secara simultan dilakukan pengujian dengan menggunakan uji F. Uji lanjutan diperlukan, jika berdasarkan hasil uji F, diperoleh kesimpulan bahwa H0 ditolak. Artinya terdapat satu dari faktor lingkungan yang berpengaruh nyata terhadap jumlah individu N. ampullaria pada setiap tipe habitat di Cagar Alam Mandor. Uji lanjutan berupa uji parsial atau uji t. Uji t dilakukan untuk mengidentifikasi faktor lingkungan yang berpengaruh nyata terhadap jumlah individu N. ampullaria pada setiap tipe habitat di Cagar Alam Mandor.