Sejarah kawasan Kondisi Umum Lokasi Penelitian .1 Letak geografis dan batas-batas administratif
13 Kingdom
: Plantae Filum
: Mangnoliophyta Kelas
: Magnoliopsida Subkelas
: Dilleniidae Ordo
: Nepenthales Famili
: Nepenthaceae Genus
: Nepenthes Spesies
: Nepenthes ampullaria Jack. 3.2.1 Kondisi aktual populasi
Kantong semar merupakan spesies asli pada kawasan Cagar Alam Mandor. Spesies kantong semar yang terdapat pada kawasan ini antara lain: N. ampullaria,
N. gracilis, N. mirabilis, N. rafflesiana dan N. bicalcarata. Dari 5 spesies kantong semar yang ditemukan, 2 diantaranya yaitu N. ampullaria dan N. mirabilis
merupakan spesies yang paling banyak ditemukan selama penelitian. Kantong semar dapat ditemukan tumbuh pada hutan kerangas, hutan rawa gambut, daerah
ecoton, hutan sekunder dan tepi-tepi sungai di Cagar Alam Mandor.
N. ampullaria dapat ditemukan pada hutan kerangas, hutan rawa gambut dan daerah ecotone antara hutan rawa gambut dan hutan sekunder di Cagar
Alam Mandor. N. ampullaria tumbuh berlimpah pada habitat hutan kerangas dan hutan rawa gambut, sehingga penelitian ini difokuskan pada kedua tipe habitat
tersebut. Jumlah individu N. ampullaria di hutan kerangas lebih banyak dibandingkan di hutan rawa gambut. Hal ini ditunjukkan dengan nilai kerapatan
individu di hutan kerangas lebih tinggi dibandingkan pada tipe habitat lainnya hutan rawa gambut dan hutan sekunder Gambar 3.
Gambar 3 Kerapatan individu N. ampullaria di Cagar Alam Mandor
294
86 50
100 150
200 250
300 350
Kerangas Rawa gambut
Sekunder
K er
a pa
ta n
I nd
H a
Nilai kerapatan individu N. ampullaria yang tinggi pada hutan kerangas disebabkan oleh kondisi tanah hutan kerangas yang kurang subur dan memiliki
kandungan persentase pasir yang tinggi, sehingga sangat ideal bagi pertumbuhan N. ampullaria dibandingkan tipe hutan lainnya hutan rawa gambut dan hutan
sekunder. Nepenthes spp. tumbuh berlimpah pada hutan kerangas ekstrim yang mempunyai kandungan pasir atau kwarsa lebih tinggi dibandingkan liatnya
Bratawinata 2001. Karakteristik tanah pada hutan kerangas memiliki kandungan unsur hara rendah, bersifat masam, serta mengandung persentase pasir yang
tinggi. Menurut Hatta 2007 pada tanah yang berwarna keabu-abuan dan keabu- abuan gelap dengan kandungan
pasir ≥50, spesies-spesies dari Nepenthes spp. akan lebih mudah ditemukan.
3.2.2 Pola sebaran
Pola sebaran N. ampullaria bersifat mengelompok pada kedua tipe habitat hutan kerangas dan hutan rawa gambut di Cagar Alam Mandor. Nilai Indeks
Morisita pada kedua tipe habitat hutan kerangas dan hutan rawa gambut menunjukkan pengelompokkan 1. Nilai masing-masing indeks adalah
3.81kerangas dan 2.62 rawa gambut. Sebaran organisme di alam jarang ditemukan dalam pola seragam teratur, tetapi umumnya mempunyai pola
penyebaran yang bersifat mengelompok Bismark dan Murniati 2011. Diketahui bahwa Nepenthes spp. lebih suka hidup mengelompok dengan kapadatan tinggi di
habitat terbuka seperti hutan sekunder, hutan kerangas, di celah hutan primer, pegunungan yang terbuka dan hutan lumut yang berada di area pegunungan atas
Adam et al. 2011. Pengelompokkan disebabkan karena individu memiliki kecenderungan untuk berkumpul dan mencari kondisi lingkungan yang sesuai
dengan kebutuhan hidupnya Siti 2012. Bentuk morfologi dan sifat pertumbuhan dari tumbuhan kantong semar menjadi faktor pendukung terjadinya pola
penyebaran baik secara acak, bergerombol maupun seragam Natalia et al. 2014.