1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan kayu di Indonesia terus mengalami peningkatan sedangkan pasokan kayu dari hutan alam semakin terbatas. Menurut Supriadi 2006, hutan
alam di Indonesia hanya memasok sekitar 16 dari keseluruhan kebutuhan bahan baku kayu. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan kayu adalah dengan
memanfaatkan kayu yang berasal dari hutan rakyat.
Dalam pembangunan hutan rakyat, pemilihan jenis pohon yang tepat dan cermat merupakan faktor penting. Salah satu faktor pertimbangan dalam
pemilihan jenis kayu hutan rakyat adalah faktor ekonomis. Kayu yang dihasilkan harus mampu menjadi sumber pendapatan bagi petani hutan rakyat Widiarti
Mindawati 2006. Pemilihan jenis pohon yang multifungsi diharapkan dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi petani hutan rakyat. Oleh karena itu,
potensi lain pada pohon yang dapat meningkatkan nilainya perlu untuk diteliti. Zat ekstraktif merupakan komponen kimia yang terdapat dalam tumbuhan.
Menurut Indrayanto 2006 dalam Yuhernita dan Juniarti 2011, tumbuhan menghasilkan zat ekstraktif yang berpotensi sebagai obat, zat perwarna, penambah
aroma makanan, parfum, dan insektisida. Di sisi lain, zat ekstraktif di dalam kayu tidak diinginkan dalam pembuatan produk komposit karena mengganggu kontak
antara perekat dan sirekat serta mengganggu pematangan perekat pada produk komposit Bowyer et al. 2003. Namun, zat ekstraktif mudah diekstrak dengan
pelarut organik atau air Sjostrom 1998. Oleh karena itu, perlu diteliti potensi zat ekstraktif sebagai obat atau fungsi lainnya. Apabila diketahui suatu kayu
mengandung zat ekstraktif sebagai bahan obat, sebelum kayu dijadikan produk komposit sebaiknya zat ekstraktif berkhasiat obat diekstrak terlebih dahulu.
Suren Toona sinensis Roemor merupakan salah satu jenis pohon yang potensial dikembangkan untuk hutan rakyat. Pohon Suren memiliki ukuran besar,
pertumbuhan cepat, dan kayunya berkualitas Jayusman et al. 2003. Hampir keseluruhan bagian dari pohon Suren termasuk biji, kulit batang, kulit akar,
tangkai, dan daun memiliki khasiat obat Edmond Staniforth 1998. Beberapa
2 penelitian melaporkan bahwa ekstrak kasar larut air daun Suren yang berasal dari
Cina mampu menghambat pertumbuhan sel kanker paru-paru A549, H441, H661, H52O, dan sel kanker ovarium SKOV3 Chang et al. 2002 dan Yang et al. 2010.
Hal ini menunjukkan bahwa pohon Suren mengandung zat ekstraktif yang berpotensi sebagai bahan baku obat khususnya obat kanker. Namun, penelusuran
pustaka belum menemukan adanya penelitian mengenai isolasi senyawa anti kanker dari bagian kayunya, padahal hasil penelitian Rahmawan 2011
mengindikasikan bahwa ekstrak etanol kayu teras Suren bersifat sangat toksik berdasarkan uji Brine Shrimp Lethality Test BSLT. Bahkan dari pengujian
tersebut diketahui bahwa ekstrak etanol kayu teras Suren yang diekstrak dengan metode maserasi memiliki bioaktivitas paling tinggi dibandingkan dengan bagian
kayu gubal, daun, dan ratingnya. BSLT merupakan metode penelusuran untuk menentukan bioaktivitas
suatu ekstrak ataupun senyawa terhadap larva udang Artemia salina Leach. Metode ini berkembang sebagai salah satu metode bioassay dalam mengisolasi
senyawa aktif yang terdapat dalam suatu ekstrak tanaman. Bioassay ini sering dikaitkan sebagai metode identifikasi senyawa anti kanker yang berasal dari
tumbuhan. Uji bioaktivitas dengan menggunakan larva udang ini memiliki spektrum farmakologi yang luas, sederhana prosedurnya, cepat, tidak memerlukan
biaya yang besar dan hasilnya dapat dipercaya Meyer et al. 1982.
Berdasarkan hasil penelitian Rahmawan 2011, ekstrak etanol kayu teras memiliki bioaktivitas
paling tinggi dibandingkan bagian pohon lainnya. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini dilakukan ekstraksi kayu teras Suren dengan metode maserasi berkesinambungan yang menggunakan pelarut dengan tingkat
kepolaran yang berbeda. Metode ekstraksi ini diharapkan dapat memberikan hasil yang optimum, baik jumlah ekstrak maupun senyawa aktif yang terkandung dalam
contoh uji. Ekstrak yang dihasilkan diuji bioktivitas dan profil kromatografi lapis tipisnya.
1.2 Tujuan