Uji Bioaktivitas dengan Brine Shrimp Lethality Test BSLT

12 Keterangan : Wa = Berat ekstrak padatan g Wb = Berat kering tanur serbuk g

3.3.4 Uji Bioaktivitas dengan Brine Shrimp Lethality Test BSLT

Pengujian BSLT diawali dengan penetesan telur, dengan cara menempatkan telur dalam kotak penetesan yang telah berisi air laut. Kotak penetasan diberi lampu pijar, aerasi dan kemudian didiamkan selama dua hari. Kemudian dilakukan penyiapan larutan ekstrak uji. Pengujian dilakukan sebanyak lima variasi konsentrasi, yaitu 1.000 µgml, 500 µgml, 200 µgml, 100 µgml, dan 10 µgml. Larutan ekstrak uji dibuat 5 variasi konsentrasi dengan konsentrasi dua kali lipat dari pengujian, yaitu 2.000 µgml, 1.000 µgml, 400 µgml, 200 µgml, dan 20 µgml. Larutan induk dibuat dengan melarutkan 30 mg ekstrak kering dalam 15 ml air laut, bila contoh uji sukar larut ditambahkan beberapa tetes Dimethyl Sulfoxide DMSO sebelum penambahan air laut. Larutan induk ini memiliki konsentrasi 2.000 µgml. Dari larutan induk dilakukan pengenceran dengan air laut hingga didapat konsentrasi 1.000 µgml, yaitu dengan melarutkan 7,5 ml larutan induk dalam air laut hingga 15 ml. Larutan dengan konsentrasi 400 µgml didapat dengan pengenceran 6 ml larutan 1.000 µgml dengan air laut hingga 15 ml. konsentrasi 200 µgml didapat dengan pengenceran 7,5 ml larutan 400 µgml hingga 15 ml. Larutan dengan konsentrasi 200 µgml diencerkan hingga didapat konsentrasi 20 µgml dengan cara yang sama. Pengujian bioaktivitas dilakukan dengan memasukkan 20 ekor larva udang ke dalam tabung reaksi dalam 2,5 ml air laut dan ditambahkan 2,5 ml larutan uji. Penambahan air laut ini menurunkan konsentrasi larutan uji menjadi setengahnya, yaitu 1.000 µgml, 500 µgml, 200 µgml, 100 µgml, dan 10 µgml. Setiap konsentrasi larutan uji dilakukan 6 kali pengulangan. Kontrol dibuat dengan penambahan DMSO untuk mengetahui pengaruhnya. Setelah 1 hari 24 jam dilakukan pengamatan dengan menghitung jumlah larva yang mati dan yang hidup. 13 Hasil pengamatan jumlah larva udang yang mati digunakan untuk menghitung mortalitas, yaitu dengan menggunakan rumus: Keterangan: Ma = Mortalitas teramati N1 = Jumlah larva udang yang mati setelah pengujian N2 = Jumlah larva udang awal Nilai mortalitas teramati kemudian dikoreksi dengan mortalitas kontrol. Nilai perhitungan mortalitas terkoreksi dapat dihitung dengan menggunakan rumus dari Abbot 1925 dalam Negara 2005 : Keterangan : MT =Mortalitas terkoreksi Ma =Mortalitas teramati Mk =Mortalitas kontrol

3.3.5 Fraksinasi