Kadar Fraksi Hasil Fraksinasi Ekstrak Etil Asetat Kayu Teras Suren

20 Kadar ekstrak metanol yang besar menunjukkan bahwa zat ekstraktif kayu teras Suren didominasi oleh senyawa polar diikuti dengan senyawa semipolar dan nonpolar. Dominasi senyawa polar ditemukan juga pada penelitian Yuhernita dan Juniarti 2011 yang melaporkan bahwa kadar ekstrak metanol daun Surian lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak etil asetat dan n-heksannya. Hasil pengujian BSLT dan kadar ekstrak menunjukkan bahwa jumlah kadar ekstrak dan bioaktivitas tidak berhubungan. Ekstrak metanol dengan kadar ekstrak paling tinggi memiliki bioaktivitas yang lebih rendah dibanding ekstrak etil asetat dengan kadar ekstrak yang jauh lebih rendah. Ekstrak etil asetat memiliki bioaktivitas yang tinggi karena mengandung senyawa metabolit sekunder yang bersifat aktif. Bioaktivitas suatu ekstrak ditentukan oleh adanya kandungan senyawa metabolit sekunder aktif yang terkandung dalam ekstrak. Total ekstrak yang dihasilkan dari ekstraksi bersikenambungan kayu teras Suren ini sebesar 7. Rahmawan 2011 melaporkan bahwa kadar ekstrak etanol kayu teras Suren yang diekstrak secara maserasi adalah sebesar 6,49. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstraksi berkesinambungan dapat mengekstrak zat ekstraktif kayu lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan pelarut tunggal etanol. Menurut Harborne 1987, ekstraksi dengan berbagai jenis pelarut pada tingkat kepolaran yang berbeda bertujuan untuk memperoleh hasil yang optimum, baik jumlah ekstrak maupun senyawa aktif yang terkandung dalam contoh uji. Anonim 1976 dalam Lestari dan Pari 1990 menyatakan bahwa kadar zat ekstraktif kayu termasuk kelas tinggi jika lebih dari 4, kelas sedang jika kadar ekstraktif 2-4, dan kelas rendah jika kadar ekstraktifnya kurang dari 2. Kayu teras Suren dapat digolongkan ke dalam kategori kayu dengan kadar zat ekstraktif tinggi.

4.3 Kadar Fraksi Hasil Fraksinasi Ekstrak Etil Asetat Kayu Teras Suren

Hasil pengujian BSLT ekstrak kayu teras Suren menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat memiliki bioaktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak n-heksan dan metanol. Oleh karena itu, ekstrak etil asetat potensial untuk diteliti lebih lanjut. Ekstrak etil asetat difraksinasi kembali dengan menggunakan metode Vacuum Liquid Chromatography VLC. VLC merupakan metode yang dilakukan untuk 21 fraksinasi dan pemurnian fraksi. Metode ini dipilih karena proses pengerjaannya yang mudah dan relatif cepat dalam pemisahan komponen kimia dibandingkan dengan metode kromatografi kolom konvensional. Fraksinasi dengan VLC dilakukan dengan menggunakan fase diam silika gel GF 254 dan fase gerak n-heksan: etil asetat dan etil asetat: metanol dengan gradien kepolaran yang meningkat. Fraksi-fraksi yang terpisah dan keluar dari kolom ditampung setiap 100 ml pada botol. Fraksinasi terhadap ekstrak etil asetat menghasilkan 89 botol fraksi. Analisis KLT penggabungan dilakukan dengan menggunakan fase diam silika gel GF 254 dan fase geraknya n-heksan: etil asetat 4:1, 3:2, 1:1, vv, etil asetat 100, aseton: etil asetat 1,5:3,5, 3:2, dan metanol: kloroform 3:2, 3,5:1,5. Fraksi-fraksi yang memiliki pola noda yang sama digabungkan menjadi satu fraksi. Berdasarkan hasil uji KLT, subfraksi etil asetat kayu teras Suren dapat dikelompokkan menjadi 9 fraksi. Masing- masing fraksi memiliki komponen yang berbeda yang ditunjukkan oleh pola Rf yang berbeda. Tabel 2 Fraksi Hasil Fraksinasi Ekstrak Etil Asetat Kayu Teras Suren Fraksi Botol Bobot fraksi Bobot ekstrak etil asetat Kadar fraksi dalam ekstrak etil asetat Wujud Ekstrak Warna Ekstrak 1 1-10 1,62 15 10,81 Minyak Hijau 2 11-19 1,47 15 9,85 Minyak Kuning 3 20-24 1,24 15 8,30 Padatan Coklat 4 25-32 1,01 15 6,75 Padatan Coklat 5 33-42 2,96 15 19,76 Padatan Coklat 6 43-49 2,66 15 17,76 Padatan Hitam 7 50-60 2,17 15 14,49 Padatan Hitam 8 61-70 0,24 15 1,62 Padatan Hitam 9 71-89 1,17 15 7,80 Padatan Hitam Hasil pengujian rendemen VLC menunjukkan bahwa fraksi 5 memiliki rendemen yang paling besar 19,76, sedangkan fraksi 8 memiliki rendemen terkecil 1,62. Rendemen total proses VLC adalah sebesar 97,15 dari 15 g ekstrak etil asetat, terdapat 2,85 yang tidak terekstrak. 22

4.4 Bioaktivitas Fraksi-Fraksi Etil Asetat