gondorukem hidrogenasi ini diduga berasal dari proses pengolahan gondorukem, mulai dari proses penyulingan getah pinus hingga proses pemasakan gondorukem
hidrogenasi. Djatmiko et al 1973 menyatakan bahwa kadar kotoran dapat mengetahui tingkat penyaringan dan pengendapan kotoran yang telah dilakukan
dalam proses pengolahan gondorukem. Semakin kecil kadar kotoran gondorukem, maka semakin baik sistem pembuangan kotoran pada proses pengolahannya dan
semakin jernih gondorukem yang akan dihasilkan. Maka berdasarkan keterangan di atas, pemasakan gondorukem hidrogenasi akan lebih efektif dengan
menggunakan tekanan 6 bar dan suhu 150°C karena akan menghasilkan gondorukem dengan titik lunak yang tinggi dan bilangan asam yang rendah.
Gambar 24 Fraksi tak larut Alkohol pada gondorukem hidrogenasi.
4.7 Perbandingan Kualitas Gondorukem Hidrogenasi dengan Produk
Cina
Indonesia merupakan Negara produsen gondorukem getah gum rosin terbesar nomor dua di dunia setelah China. Namun, sejak 3-4 tahun terakhir,
posisi Indonesia telah digeser oleh Brasil dan turun menjadi Negara produsen nomor tiga Anonim 2009. Di Indonesia belum ada standar kualitas produk
derivat gondorukem, sehingga standar kualitas yang digunakan sebagai pembanding derivat gondorukem yang dihasilkan pada penelitian ini adalah
standar gondorukem hidrogenasi dari Cina seperti tertera pada tabel 13.
Tabel 13 Perbadingan kualitas gondorukem hidrogenasi yang dihasilkan
dengan gondorukem hidrogenasi Cina
Parameter P bar
Gondorukem Hidrogenasi Gondorukem Cina
Satuan 125C
150 °C
175 °C
X WW WG
Bilangan as am ≥
6 8
10 180,96
181,71 183,60
183,37 186,00
184,93 184,09
187,09 187,51
162 160
158 mgKOHg
Titik lunak ≥ 6
8 10
72,83 62,67
67,67 74,67
72,73 72,83
73,33 73,67
75,33 72
71 70
°C Fraksi tak larut
alkohol ≤ 6
8 10
0,02 0,02
0,02 0,01
0,02 0,01
0,02 0,02
0,01 0,02
0,03 0,01
Fraksi tak tersabunkan ≤
- -
- -
7 8
9 Asam Abietat ≤
- -
- -
2,00 2,50 3,00
Asam Dehidroabietat ≤
- -
- -
10,0 10,0
15,0 Keterangan: = tidak memenuhi persyaratan
Berdasarkan data pada tabel 13, gondorukem hidrogenasi yang dihasilkan hampir seluruhnya memenuhi persyaratan gondorukem hidrogenasi Cina kecuali
titik lunak gondorukem hidrogenasi 8 bar; 125°C dan 10 bar;125°C dengan nilai ≤ 70°C yaitu 62,67°C dan 67,67°C. Seperti yang dijelaskan pada sub bab 4.3, hal ini
diduga terjadi karena suhu reaksi yang digunakan sebesar 125°C sehingga reaksi hidrogenasi yang terjadi tidak sempurna dan masih ada kandungan terpentin sisa
pada gondorukem. Djatmiko et al 1973 menyatakan bahwa titik lunak merupakan parameter yang menunjukkan tingkat kemasakan dari gondorukem.
Tingkat kemasakan ini berhubungan erat dengan kadar terpentin sisa yang terkandung di dalam gondorukem. Semakin kecil kadar terpentin sisa, maka
semakin tinggi titik lunak yang akan dihasilkan. Maeda et al 1997 menyatakan bahwa suhu reaksi yang sesuai untuk hidrogenasi gondorukem yaitu sebesar
150°C – 290°C.
Gondorukem hidrogenasi yang dihasilkan secara keseluruhan termasuk ke dalam kelas mutu Window Glass WG, karena warna yang dihasilkan tidak
berbeda jauh dari gondorukem awal yaitu WG. Dengan kualitas yang dihasilkan, gondorukem hidrogenasi ini tidak bisa digunakan untuk tujuan makanan dan
minuman atau food grade. Derivat gondorukem food grade memerlukan persyaratan antara lain, gondorukem yang digunakan memiliki mutu X, dan bahan
kimia pereaksi yang digunakan memiliki kemurnian tinggi Anonim 2009. Berdasarkan hal tersebut, gondorukem hidrogenasi yang dihasilkan lebih sesuai
untuk penggunaan non food grade. Gondorukem hidrogenasi dapat untuk meningkatkan daya rekat pada perekat yang meleleh jika terkena panas hot-melt
adhesives, dan perekat yang sensitif terhadap tekanan pressure-sensitive adhesives Anonim 2009.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan tekanan hidrogenasi hanya berpengaruh nyata terhadap titik lunak dan bilangan asam gondorukem yang
dihasilkan karena laju hidrogenasi berbanding lurus dengan peningkatan suhu dan tekanan. Titik lunak yang dihasilkan berkisar antara 62,67°C
– 75,33°C, bilangan asam berkisar antara 180,96 mg KOHg
– 187,51 mg KOHg. Rendemen gondorukem yang dihasilkan berkisar antara 84,96 - 87,91,
dengan warna yang tidak berbeda jauh dari gondorukem awal yaitu kuning kecoklatan WG, kadar Timbal Pb dan kadar Arsen As masih dibawah batas
maksimum 20 ppm dan 2 ppm yaitu 0,00 ppm – 2,04 ppm dan 0,00 ppm – 0,08
ppm serta fraksi tak larut dalam Alkohol berkisar antara 0,01 - 0,02.
Peningkatan suhu hidrogenasi lebih berpengaruh nyata dibandingkan peningkatan tekanan terhadap titik lunak dan bilangan asam. Hal ini disebabkan
peningkatan laju pembentukan Asam Hidroabietat ikatan tunggal yang semakin tinggi dengan meningkatnya suhu, sehingga sangat berpengaruh terhadap titik
lunak dan bilangan asam. Semakin tinggi kandungan Asam Hidroabietat, maka titik lunak akan meningkat dan bilangan asam akan meningkat.
Proses hidrogenasi gondorukem lebih efektif dilakukan dengan menggunakan suhu 150°C dan tekanan 6 bar, dimana gondorukem hidrogenasi
yang dihasilkan memiliki kualitas WG.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian mengenai konsentrasi katalis yang digunakan karena laju hidrogenasi meningkat seiring meningkatnya konsentrasi katalis
sehingga diperoleh gondorukem dengan kualitas yang lebih bagus dan perlu dilakukan proses pemucatan bleaching setelah pemasakan sehingga diperoleh
warna gondorukem pucat atau kuning pucat.