BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan tekanan hidrogenasi hanya berpengaruh nyata terhadap titik lunak dan bilangan asam gondorukem yang
dihasilkan karena laju hidrogenasi berbanding lurus dengan peningkatan suhu dan tekanan. Titik lunak yang dihasilkan berkisar antara 62,67°C
– 75,33°C, bilangan asam berkisar antara 180,96 mg KOHg
– 187,51 mg KOHg. Rendemen gondorukem yang dihasilkan berkisar antara 84,96 - 87,91,
dengan warna yang tidak berbeda jauh dari gondorukem awal yaitu kuning kecoklatan WG, kadar Timbal Pb dan kadar Arsen As masih dibawah batas
maksimum 20 ppm dan 2 ppm yaitu 0,00 ppm – 2,04 ppm dan 0,00 ppm – 0,08
ppm serta fraksi tak larut dalam Alkohol berkisar antara 0,01 - 0,02.
Peningkatan suhu hidrogenasi lebih berpengaruh nyata dibandingkan peningkatan tekanan terhadap titik lunak dan bilangan asam. Hal ini disebabkan
peningkatan laju pembentukan Asam Hidroabietat ikatan tunggal yang semakin tinggi dengan meningkatnya suhu, sehingga sangat berpengaruh terhadap titik
lunak dan bilangan asam. Semakin tinggi kandungan Asam Hidroabietat, maka titik lunak akan meningkat dan bilangan asam akan meningkat.
Proses hidrogenasi gondorukem lebih efektif dilakukan dengan menggunakan suhu 150°C dan tekanan 6 bar, dimana gondorukem hidrogenasi
yang dihasilkan memiliki kualitas WG.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian mengenai konsentrasi katalis yang digunakan karena laju hidrogenasi meningkat seiring meningkatnya konsentrasi katalis
sehingga diperoleh gondorukem dengan kualitas yang lebih bagus dan perlu dilakukan proses pemucatan bleaching setelah pemasakan sehingga diperoleh
warna gondorukem pucat atau kuning pucat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Sistem Periodik Unsur-Unsur. Jakarta: Poliyama Widya Pustaka. Anonim. 2009. Laporan Pra-Feasibility Study Pembangunan Industri Derivat
Gondorukem Di Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat. Kerja Sama Antara Perum Perhutani dengan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Anonim, 2010. Rapat Koordinasi Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu Di Regional IV Tahun 2010 Di Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Pada
Tanggal 20
Agustus 2010.
Departemen Kehutanan.
www.dephut.go.idfiles20Agustus2010.pdf [17 Desember 2010]. Djatmiko B, Suwardi, dan Semangat Ketaren. 1973. Pengolahan dan Pengawasan
Kualitas Rosin dan Terpentin. Laporan no 9. Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Direktorat Jendral Kehutanan, Departemen Pertanian.
FAO. 1995. Gum Naval Stores :Terpentine and Rosin from Pine Rosin. Non Wood Forest Product 2. Food And Agiculture Organization of The United
States. Fessenden RJ, JS Fessenden. 1982. Kimia Organik, Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:
Erlangga. Kirk RE, Othmer DF. 2007. Encyclopedia of Chemical Technology 4
th
Edition. Volume ke-21. New York: The Interscience Encyclopedia, Inc.
Kutsek GJ. 2005. Inhibition of Rosin Crystallization. United States Patent Number 6.939.944 B2. http:www.google.compatentsdownload6939944B2_Inhi
Bition_of_rosin_crystallization.pdf [17 Januari 2011]. Maeda et al. 1997. Process for Preparing Colorless Rosins. United States Patent
Number 5.606.016. http:www.google.compatentsdownload5606016_ Process_for_preparing_colorless.pdf [14 Juli 2010].
http:www.google.compatentsdownload5606016_Process_for_preparing_colorl ess.pdf [14 Juli 2010].
Matjik AA dan Sumertajaya M. 2002. Perancangan Percobaan. Bogor: Statistika. FMIPA IPB.
McMurry J. 2004. Organic Chemistry, 7
th
Edition. United States of America: Thomson Learning, Inc.
Mohsin Y. 2006. Timbal. http:www.chem-is-try.orgtabel-periodiktimbal [9 Des 2010].
O’Brien RD. 2009. Fat and Oils: Formulating and Processing for Application. Third Edition. London: CRC Press, Taylor and Francis Group.
Retno US, Muslina. 2002. Pengaruh Penambahan Asam Maleat dan Fumarat Terhadap Rendemen dan Kualitas Gondorukem Modifikasi. [Tesis]. Bogor
: Jurusan Teknologi Hasil Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian. Silitonga T, Suwardi S, Sutarna N. 1973. Pengolahan dan Pengawasan Kualitas
Gondorukem dan Terpentin. Laporan: 9. Bogor: Lembaga Penelitian Hasil Hutan.
Shahidi F. 2005. Edible Oil and Fat Products: Processing Technologies. Volume 5 Sixth Edition. A John Wiley Sons, Inc. Publication.
Shen Zhaobang. 1995. Production and Standards for Chemical Non Wood Forest Products in China. Occasional Paper No. 6. CIFOR.
Suharto. 2005. Dampak Pencemaran Logam Timbal Pb Terhadap Kesehatan Masyarakat.http:www.co.pdpersi.co.id?show=deailnewskode=880tb
l=keshing [17 Januari 2010]. Rancangan Standar Nasional Indonesia 3. 2010. Gondorukem. RSNI3 7636:2010.
Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. Wati IJ. 2005. Esterifikasi Gondorukem dengan Penambahan Gliserol atau
Pentaerithritol [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Widyaningsih L. 2009. Pengaruh Penambahan Kosolven Propilen Glikol terhadap Kelarutan Asam Mefenamat. [Skripsi]. Surakarta: Universitas
Muhamadiyah Surakarta. Wuzhou. 2003. Food-Gade Glycerol Ester of Gum Rosin and Glycerol Ester of
Hydrogenated Rosin Food Additive. China: Sun Shine Forestry Chemical Guangxi.
Wuzhou. 2006. Specifications of Hydrogenated Rosin. China: Sun Shine ForestryChemicals Guangxi.
Tao YS et al. 2005. Studies on Hydrogenation of Rosin over PdC in Supercritical CO
2
. The Proceedings of The 3
rd
International Conference on Functional Molecules. Http:finechem.dlut.edu.cn05icfmmeetingarticle.html [20
Juli 2010].
LAMPIRAN 1 METODE PENGUJIAN KUALITAS GONDORUKEM
1. Titik Lunak
Contoh uji yang telah dibuat serbuk halus dicairkan pada suhu rendah, lalu dimasukkan ke dalam ring, dan selanjutnya permukaannya diratakan. Ring yang berisi
contoh uji diletakkan pada ring holder dan bola baja diletakkan diatas contoh uji tersebut. Gelas piala dengan volume 800 ml diisi aquades sampai ketinggian 10,16
– 10,78 cm, lalu dipanaskan di atas Hot Plate perlahan-lahan sampai suhu awal + 40
C, selanjutnya ring beserta bola baja dan termometer dimasukan ke dalam gelas piala.
Pemanasan dilanjutkan sampai gondorukem tersebut melunak dan bola baja turun menyentuh plat dasar. Titik lunak adalah suhu rata
–rata dari hasil pembacaan pada saatbola baja turun menyentuh plat dasar.
2. Bilangan Asam
Contoh uji gondorukem dalam bentuk serbuk halus ditimbang sebanyak ± 4 g dalam erlenmeyer 300 ml yang sudah diketahui beratnya. Selanjutnya alcohol sebanyak
100 ml dididihkan dalam erlenmeyer lain, selama suhunya masih diatas 70°C alkohol tersebut dinetralkan dengan larutan Kalium Hidroksida 0,5 N lalu ditambah indikator
Phenolphthalein sebanyak 0,5 ml. Alkohol yang telah dinetralkan selanjutnya dituang kedalam contoh uji. Dalam keadaan yang masih panas, contoh uji dititrasi dengan Kalium
Hidroksida 0,5 N. Titik akhir titrasi dicapai apabila penambahan 1 tetes basa menghasilkan sedikit perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda yang
jelas dan dapat bertahan selama ± 15 detik. Pekerjaan dilakukan dua kali duplo. Nilai bilangan asam diperoleh dengan rumus :
V x N x 56,1 bilangan asam = --------------------------
W
Keterangan : V
: adalah volume Kalium Hidroksida 0,5 N yang diperlukan, dinyatakan dalam mililiter ml.
N : adalah normalitas Kalium Hidroksida.
W : adalah berat contoh uji, dinyatakan dalam g.
56,1 adalah berat molekul KOH.
3. Kadar Logam
3.1 Persiapan Sampel Uji AAS
Gondorukem hidrogenasi ditimbang sebanyak 1 g lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. Selanjutnya 10 ml Asam Nitrat HNO
3
65 ditambahkan ke dalam erlenmeyer lalu ditutup dengan plastik dan didiamkan selama satu malam di dalam ruang
asam. Setelah satu malam, erlenmeyer dipanaskan di atas Hot Plate pada suhu 100- 110⁰C. Pada saat pemanasan akan timbul asap berwarna coklat. Erlenmeyer selanjutnya
diangkat setelah asap coklat berubah warna menjadi putih. Erlenmeyer yang berisi contoh uji didinginkan selama 5 menit lalu dibilas menggunakan aquades. Larutan contoh uji
tersebut selanjutnya disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman 41 dan dimaukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Hasil saringan yang ada di dalam labu
dimasukkan ke dalam botol polyetilen 100 ml dan siap untuk diuji. Lakukan hal yang sama terhadap blanko yang hanya berisi Asam Nitrat 65.
3.2 Pengujian Kadar Timbal Pb
Pengujian kadar Pb dalam gondorukem hidrogenasi menggunakan alat Atomic Absorption Spektrofotometer AAS seri AA7000 dengan merk Shimadzu. Parameter
pengujiannya yaitu panjang gelombang sebesar 217 nanometer, Slit Width celah 0.2 paling sensitif, Lamp Current 10 miliAmper, Flame udara Acetilena C
2
H
2
dimana udara sebagai Oksidan dan Acetilena sebagai bahan bakar, laju alir gas untuk Acetilena 2
litermenit, dan laju alir udara 15 litermenit. Parameter pada prog komputer diatur sesuai dengan pengujian logam Pb. Setelah
itu larutan contoh uji diinjeksi ke dalam alat uji AAS selama ± 4 detik. Larutan contoh uji
yang telah masuk akan dikonversi menjadi atom, kemudian atom tersebut diberikan energi dari lampu katoda Pb. Besarnya energi yang diserap berbanding lurus dengan
konsentrasi. Atom yang telah diberi lampu katoda ditangkap oleh detektor lalu diperbesar di amplifier hingga hasilnya dapat dilihat pada layar komputer.
3.3 Pengujian Kadar Arsen As
Pengujian kadar As dalam gondorukem hidrogenasi menggunakan alat Atomic Absorption Spektrofotometer AAS seri AA7000 dengan merk Shimadzu. Parameter
pengujiannya yaitu panjang gelombang sebesar 193,7 Nano Meter, Slit Width celah 0.2 paling sensitif, Lamp Current 12 mili Amper, Flame udara Acetilena C
2
H
2
dimana udara sebagai Oksidan dan Acetilena sebagai bahan bakar, laju alir gas untuk Acetilena 2
litermenit, dan laju alir udara 15 litermenit. Parameter pada prog komputer diatur sesuai dengan pengujian logam As. Setelah
itu, larutan contoh uji direduksi terlebih dahulu dengan campuran larutan Natrium Boroksida NaBH
4
dan Asam Klorida HCl 5 N dengan menggunakan alat Hydride Vapoor Generator HVG. Laju alir campuran larutan NaBH
4
dan HCl 5 N ke alat HVG 1 mlmenit, sedangkan laju alir larutan contoh uji 6,5 liter menit. Uap As yang terbentuk
masuk ke dalam alat AAS lalu dibakar dengan lampu Arsen. Hasil pembakaran ditangkap oleh detektor lalu diperbesar di amplifier hingga hasil akhirnya dapat dilihat pada layar
komputer.
4. Fraksi Tak Larut dalam Alkohol
Sampel gondorukem dalam bentuk serbuk ditimbang sebanyak 5 g dan dimasukkan ke dalam gelas piala 50 ml. Larutan Etanol 95 disiapkan sebanyak 20 ml
lalu dituang ke dalam gelas piala yang berisi sampel gondorukem. Sampel gondorukem dilarutkan dengan cara diaduk. Sampel yang telah larut selanjutnya disaring dengan
kertas saring Whatman 41 yang telah diketahui beratnya. Kertas saring beserta residu dipanaskan di dalam oven pada suhu 102°C ± 3°C selama 1 jam. Kemudian kertas saring
didinginkan di desikator selama ± 15 menit lalu kertas saring ditimbang hingga beratnya