2.1.2  Pemanfaatan Gondorukem
Gondorukem  umumnya  dimanfaatkan  dalam  dua  bentuk,  yaitu  non- modifikasi dan modifikasi. Gondorukem non-modifikasi merupakan gondorukem
yang  belum  mengalami  proses  lanjutan,  sedangkan  gondorukem  modifikasi merupakan  gondorukem  yang  telah  mengalami  proses  lanjutan  yang  berubah
bentuk  menjadi  derivatturunan  gondorukem.  Pada  awalnya  gondorukem  lebih banyak  digunakan  dalam  bentuk  gondorukem  non-modifikasi,  seperti  bahan
penolong pada pabrik kertas, pabrik tinta cetak, pernis, insulator listrik, korek api, perekat,  dan  lain-lain.  Namun  perkembangan  lebih  lanjut  menemukan  bahwa
dalam  beberapa  hal  penggunaan  gondorukem  dalam  bentuk  non-modifikasi kurang sesuai untuk penggunaan-penggunaan tersebut di atas. Hal ini disebabkan
karena berbagai faktor, seperti terjadinya kristalisasi dari pelarut yang digunakan, terjadinya  oksidasi  secara  alami,  dan  dapat  menyebabkan  reaksi  dengan  garam-
garam  logam  berat  terutama  sebagai  bahan  baku  pernis  sehingga  penggunaan gondorukem non-modifikasi menjadi tidak efektif Anonim 2009.
Kelemahan-kelemahan  gondorukem  non-modifikasi  tersebut  dapat  diatasi dengan  dikembangkannya  teknologi  proses  untuk  menghasilkan  gondorukem
modifikasi.  Saat  ini  sebagian  besar  gondorukem  yang  digunakan  merupakan gondorukem modifikasi yaitu gondorukem yang telah mengalami modifikasi pada
ikatan kimianya, seperti gondorukem terhidrogenasi, gondorukem dehidrogneasi, gondorukem esterfikasi, gondorukem polimerisasi, gondorukem disproporsionasi,
dan gondorukem fortifikasi. Gondorukem modifikasi ini digunakan dalam industri
perekat,  tinta  cetak,  pelindung  cat,  batik,  permen  karet,  pelitur,  bahan  penolong kertas, sabun, detergen dan karet sintetik Anonim 2009
2.1.3  Klasifikasi Gondorukem
Berdasarkan Rancangan Standar Nasional Indonesia 3 2010, persyaratan mutu  gondorukem  dibedakan  menjadi  tiga  kelompok,  yaitu  syarat  mutu,  syarat
umum dan  syarat khusus. Dalam persyaratan tersebut,  mutu gondorukem terbagi dalam empat macam kelas mutu sebagaimana disajikan pada tabel 1.
Tabel 1  Klasifikasi mutu gondorukem
No Klasifikasi Mutu
Tanda Mutu Dokumen
Kemasan 1.
Utama U X
X 2.
Pertama P WW
WW 3.
Kedua D WG
WG 4.
Ketiga T N
N Sumber: RSNI3 2010
Syarat khusus gondorukem meliputi penilaian warna, titik lunak, kadar kotoran, kadar abu, dan komponen menguap seperti tertera pada tabel 2.
Tabel 2  Syarat khusus kualitas gondorukem
No  Uraian Satuan
Persyaratan U
P D
T
1. Warna:
a.  Metode Lovibond b.  Metode Gardner
- -
X ≤6
WW ≤7
WG ≤8
N ≤9
2.  Titik lunak °C
78 78
76 74
3.  Kadar kotoran 0,02
0,05 0,07
0,10 4.  Kadar abu
0,02 0,04
0,05 0,08
5.  Bagian yang menguap 2
2 2,5
3 Sumber: RSNI3 2010
Keterangan:  U utama = kualita utama
X EkstraRex = kuning jernih
P pertama  = kualitas pertama WW water white  = kuning
Dkedua = kualitas kedua
WG window glass  = kuning kecoklatan Tketiga
= kualitas ketiga N Nancy
= kecoklatan
Selain  syarat  khusus  juga  terdapat  syarat  umum  gondorukem  meliputi bilangan asam, bilangan penyabunan, dan bilangan iod.
Tabel 3  Syarat umum kualitas gondorukem
No. Uraian
Mutu U
1. Bilangan asam
160 – 190
2. Bilangan penyabunan
170 – 220
3. Bilangan iod
5 - 25 Sumber: RSNI3 2010
Gardner  dalam  Silitonga  et  al.  1973  mengklasifikasikan  gondorukem berdasarkan  warnanya.  Warna  pada  standar  gondorukem  di  atas  mengikuti
klasifikasi warna Gardner.
Tabel  4  Klasifikasi Kualitas Gondorukem Berdasarkan Standar Warna Gardner
Kualitas Nama
Standar Warna Warna
X Ekstra
6-7 Kuning pucat
WW Water White
6-7 Pucat
WG Window Glass
7-8 N
Nancy 8-9
M Mary
9-10 Sedang
K Kate
10-11 I
Isaac 10-11
H Harry
11 G
George 12-13
F Frank
14-15 E
Edward 16-17
Gelap D
Dolly 18
Hitam kemerahan Sumber : Gardner dalam Silitonga et al. 1973
2.2 Gondorukem Hidrogenasi