Fraksi Tak Larut dalam Alkohol

Berdasarkan hasil diatas, aplikasi pemasakan gondorukem hidrogenasi akan lebih efektif dengan menggunakan tekanan 6 bar dan suhu 150°C dimana akan menghasilkan gondorukem dengan titik lunak yang tinggi dan bilangan asam yang rendah.

4.6 Fraksi Tak Larut dalam Alkohol

Fraksi yang tidak larut dalam Alkohol diduga merupakan kotoran yang terdapat pada gondorukem. Alkohol yang digunakan adalah Etanol dengan rumus molekul C 2 H 5 OH. Gondorukem tersusun dari asam-asam resin yang bersifat polar, karena mengandung gugus karboksil -COOH. Fessenden Fessenden 1982 menyatakan bahwa Etanol merupakan senyawa polar. Martin 1993 dalam Widyaningsih 2009 menyatakan bahwa pelarut polar dapat melarutkan zat polar atau senyawa polar lain, sedangkan zat polar atau senyawa polar tidak dapat larut atau hanya dapat larut sedikit dalam pelarut non polar yang pada umumnya dikenal dengan istilah “like dissolve like”. Berdasarkan hal tersebut, maka gondorukem akan larut sempurna dalam Etanol dan fraksi yang tidak larut merupakan kotoran. Hasil rata-rata fraksi tak larut dalam Alkohol berkisar antara 0,01 - 0,02, dimana nilai tertinggi dihasilkan gondorukem hidrogenasi pada suhu 125°C dengan tekanan 10 bar sebesar 0,02 dan terendah dihasilkan gondorukem hidrogenasi pada suhu 150°C dengan tekanan 10 bar sebesar 0,01. Tabel 12 Rataan fraksi tak larut dalam alkohol gondorukem hidrogenasi Perlakuan 125 °C 150 °C 175 °C 6 bar 8 bar 10 bar 0,02 0,02 0,02 0,01 0,02 0,01 0,02 0,02 0,01 Berdasarkan hasil sidik ragam Analysis of Variance, diketahui bahwa perlakuan suhu dan tekanan hidrogenasi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap fraksi tak larut dalam Alkohol gondorukem hidrogenasi yang dihasilkan. Hal ini terjadi karena suhu dan tekanan hidrogenasi hanya memodifikasi struktur dengan menambah atom Hidrogen H melainkan tidak menghilangkan atau menambah kotoran pada gondorukem hidrogenasi. Kotoran yang dihasilkan gondorukem hidrogenasi ini diduga berasal dari proses pengolahan gondorukem, mulai dari proses penyulingan getah pinus hingga proses pemasakan gondorukem hidrogenasi. Djatmiko et al 1973 menyatakan bahwa kadar kotoran dapat mengetahui tingkat penyaringan dan pengendapan kotoran yang telah dilakukan dalam proses pengolahan gondorukem. Semakin kecil kadar kotoran gondorukem, maka semakin baik sistem pembuangan kotoran pada proses pengolahannya dan semakin jernih gondorukem yang akan dihasilkan. Maka berdasarkan keterangan di atas, pemasakan gondorukem hidrogenasi akan lebih efektif dengan menggunakan tekanan 6 bar dan suhu 150°C karena akan menghasilkan gondorukem dengan titik lunak yang tinggi dan bilangan asam yang rendah. Gambar 24 Fraksi tak larut Alkohol pada gondorukem hidrogenasi.

4.7 Perbandingan Kualitas Gondorukem Hidrogenasi dengan Produk