Warna Titik Lunak HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 17 Rendemen gondorukem hidrogenasi. Faktor yang sangat mempengaruhi hasil rendemen gondorukem hidrogenasi adalah proses pemindahan larutan gondorukem sebelum dan sesudah dimasak. Proses pemindahan yang berulang kali terjadi ini diduga dapat mengurangi rendemen gondorukem secara perlahan-lahan. Kandungan asam pada gondorukem yang dengan mudah terkristalisasi diduga menghambat proses pemindahan tersebut. Semakin tinggi kandungan asam pada gondorukem, maka gondorukem akan cenderung terkristalisasi. Kustek 2005 menyatakan bahwa gondorukem getah gum rosin lebih mudah terkristalisasi daripada gondorukem minyak tall-oil rosin, dan gondorukem kayu wood rosin. Gondorukem getah gum rosin memiliki kandungan asam sebesar 92, gondorukem minyak tall-oil rosin sebesar 90, dan gondorukem kayu wood rosin sebesar 87 Kustek 2005.

4.2 Warna

Pada penelitian ini, gondorukem hidrogenasi yang dihasilkan memiliki warna kuning kecoklatan. Warna gondorukem hidrogenasi ini hampir sama dengan warna gondorukem awal yaitu Window Glass WG seperti terlihat pada gambar 18. Susilowati 2001 dalam Wati 2005 menyatakan bila waktu pengolahan gondorukem semakin lama, maka akan menghasilkan warna gondorukem yang lebih gelap, bilangan asam meningkat, dan titik lunak akan menurun. Waktu pemasakan yang digunakan pada penelitian ini adalah selama 60 menit, sehingga diduga suhu dan tekanan reaksi tidak terlalu berpengaruh terhadap warna gondorukem hidrogenasi. Gambar 18 Warna gondorukem hidrogenasi. Keterangan dari kiri ke kanan: P T = Gondorukem awal P 2 T 2 = Pemasakan 8 bar ; 150 °C P 1 T 1 = Pemasakan 6 bar;125 °C P 2 T 3 = Pemasakan 8 bar ; 175 °C P 1 T 2 = Pemasakan 6 bar;150 °C P 3 T 1 = Pemasakan 10 bar;125 °C P 1 T 3 = Pemasakan 6 bar;175 °C P 3 T 2 = Pemasakan 10 bar;150 °C P 2 T 1 = Pemasakan 8 bar;125 °C P 3 T 3 = Pemasakan 10 bar;175 °C

4.3 Titik Lunak

Titik lunak yang diperoleh berkisar antara 62,67°C – 75,33°C, dimana titik lunak tertinggi dihasilkan dari gondorukem hidrogenasi pada suhu 175°C dengan tekanan 10 bar sebesar 75,33 dan terendah dihasilkan dari gondorukem hidrogenasi pada suhu 125°C dengan tekanan 8 bar sebesar 62,67. Titik lunak gondorukem berkisar antara 70°C - 80°C, semakin tinggi titik lunak yang dihasilkan maka semakin baik kualitas gondorukem FAO 1995 Tabel 8 Rataan titik lunak gondorukem hidrogenasi Perlakuan 125 °C 150 °C 175 °C 6 bar 8 bar 10 bar 72,83 °C 62,67 °C 67,67 °C 74,67 °C 72,73 °C 72,83 °C 73,33 °C 73,67 °C 75,33 °C Hasil rata-rata titik lunak gondorukem hidrogenasi pada tabel 8 dan gambar 19 menunjukkan bahwa peningkatan suhu dalam satu tekanan hidrogenasi akan meningkatkan titik lunak. Shahidi 2005 menyatakan bahwa peningkatan titik lunak berbanding lurus dengan peningkatan derajat hidrogenasi atau pemutusan ikatan ganda. Reaksi hidrogenasi merupakan reaksi pemutusan ikatan ganda dengan menambahkan atom Hidrogen H yang membutuhkan energi tinggi untuk dapat memutus ikatan yang ada. Peningkatan suhu reaksi pada tekanan yang sama diduga menghasilkan energi yang dapat memutus ikatan ganda pada asam resin yang menyusun gondorukem. O ’Brien 2009 menyatakan bahwa laju reaksi hidrogenasi akan lebih cepat seiring dengan meningkatnya suhu reaksi. Pada tabel 5 dapat diketahui bahwa titik lunak gondorukem hidrogenasi yang dihasilkan memenuhi syarat kecuali pada gondorukem hidrogenasi 8 bar ; 125°C dan 10 bar ; 125°C yaitu sebesar 62,67°C dan 67,67°C. Hal ini diduga karena suhu reaksi yang digunakan sebesar 125°C sehingga reaksi hidrogenasi yang terjadi tidak sempurna dan masih ada kandungan terpentin sisa pada gondorukem. Djatmiko et al 1973 menyatakan bahwa titik lunak merupakan parameter yang menunjukkan tingkat kemasakan dari gondorukem. Tingkat kemasakan ini berhubungan erat dengan kadar terpentin sisa yang terkandung di dalam gondorukem. Semakin kecil kadar terpentin sisa, maka semakin tinggi titik lunak yang akan dihasilkan. Maeda et al 1997 menyatakan bahwa suhu reaksi yang sesuai untuk hidrogenasi gondorukem yaitu sebesar 150°C – 290°C. Laju pembentukan Asam Hidroabietat ikatan tunggal meningkat seiring meningkatnya suhu hidrogenasi sampai 160°C. Semakin meningkatnya laju pembentukan Asam Hidroabietat maka akan meningkatkan berat molekul dari asam resin yang menyusun gondorukem, sehingga titik lunak gondorukem yang dihasilkan meningkat Tao et al 2005. Gambar 19 Titik lunak gondorukem hidrogenasi. Hasil analisa sidik ragam Analysis of Variance menunjukkan bahwa perlakuan suhu dan tekanan hidrogenasi memberikan pengaruh yang nyata terhadap titik lunak. Dari hasil analisa tersebut, diperoleh persamaan regesi linier Y = 54.8 - 0.336 P + 0.129 T dengan R 2 sebesar 99,9. Berdasarkan persamaan regesi tersebut dapat disimpulkan bahwa jika terjadi perubahan pada suhu T satu satuan dan tekanan P tetap maka akan meningkatkan titik lunak sebesar 0,129 satuan, sedangkan jika terjadi perubahan pada tekanan P satu satuan dan suhu T tetap maka titik lunak akan mengalami penurunan sebesar 0,336 satuan. Berdasarkan persamaan regesi di atas, dengan tekanan 6 bar dan suhu 175°C akan menghasilkan titik lunak dengan nilai maksimum yaitu sebesar 75,36°C. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa dengan tekanan 6 bar dan suhu 150°C sudah dapat menghasilkan gondorukem hidrogenasi dengan titik lunak yang tidak berbeda signifikan dengan tekanan 6 bar dan suhu 175°C.. Berdasarkan hal tersebut maka pemasakan gondorukem hidrogenasi akan lebih efektif dan efisien dengan menggunakan tekanan 6 bar dan suhu 150°C.

4.4 Bilangan Asam