49
Tabel 4. Komposisi Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2010
No. Jenis Pekerjaan
Jumlah Rumah Tangga Persentase
1. Pertanian
5 001 11.32
2. Pertambangan dan penggalian
31 0.07
3. Industri
6 124 13.86
4. Listrik, gas, air
12 0.03
5. Konstruksi
568 1.29
6. Perdagangan,
3 982 9.01
Hotel dan restoran 1 863
4.22 7.
Angkutan 67
0.15 8.
Lembaga keuangan lainnya 2 143
4.85 9.
Jasa-jasa 2 301
5.21 10.
Lainnya 22 092
50.00 Total
44 184 100.00
Sumber: Laporan Tahunan Kecamatan Gunung Sindur, 2010
Seluruh penduduk di Kecamatan Gunung Sindur mengalami tingkat pendidikan formal. Mayoritas penduduk memiliki tingkat pendidikan sampai
perguruan tinggi, yaitu sebanyak 17 023 orang dengan persentase sebesar 37.72 persen. Tingkat pendidikan SD dan SLTP sebesar 26.71 persen dan 19.81 persen.
Tingkat pendidikan terkecil ada pada SMA, yaitu hanya sebesar 15.77 persen. Adapun jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel
5.
Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2010
No Tingkat Pendidikan
Jumlah penduduk orang persentase
1 SD
12 053 26.71
2 SLTP
8 940 19.81
3 SLTA
7 115 15.77
4 PT
17 023 37.72
Jumlah 45 131
100.00
Sumber: Laporan Tahunan Kecamatan Gunung Sindur, 2010
5.2. Karakteristik Usahaternak Ayam Ras Pedaging di Kecamatan
Gunung Sindur
Karakteristik usahaternak ayam ras pedaging pada peternak kemitraan dan peternak mandiri yang dibahas dalam penelitian ini meliputi jumlah populasi
50 ayam ras pedaging, kapasitas kandang, luas kandang, bentuk kandang, arah
kandang, mortalitas, FCR, bobot badan ayam, dan hasil produksi. Karakteristik usahaternak ayam ras pedaging di Kecamatan Gunung Sindur dapat dilihat pada
Tabel 6.
Tabel 6. Karakteristik Perkandangan Peternak Mandiri dan Peternak
Kemitraan di Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2012
No Karakteristik
Tipe Peternak Mandiri
Kemitraan
1. Jumlah Populasi ekor
- Minimal 510
735 - Maksimal
5 100 6 120
- Rata-rata 1 945
2 325 2.
Kapasitas Kandang ekor 1 809
2 653 5.
Luas Kandang m
2
165 167
4. Bentuk Kandang
- Liter 66.67
83.33 - Panggung
33.33 16.67
5. Arah Kandang
- U-S 76.67
36.67 - B-T
23.33 73.33
6. Mortalitas
5.94 7.31
7. FCR
0.85 1.00
8. Bobot Badan Ayam kg
0.80 0.88
9. Hasil Produksi kg
1 455
1 904
Sumber: Data Primer, diolah 2012
Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah populasi ayam ras pedaging peternak kemitraan lebih besar dari peternak mandiri. Peternak
mandiri memilik rata-rata populasi sebesar 1 945 ekor dan peternak kemitraan memiliki rata-rata sebesar 2 305 ekor. Rata-rata luas kandang pada peternak
mandiri adalah 164.48 m
2
dengan kapasitas kandang 1 809 ekor. Peternak mandiri memiliki kepadatan kandang sebesar 11 ekorm
2
, artinya setiap satu m
2
ayam dapat digunakan untuk menampung 11 ekor ayam ras pedaging. Peternak
kemitraan memiliki rata-rata luas kandang 167.30 m
2
dengan rata-rata kapasitas kandang 2 653 ekor, peternak kemitraan memiliki kapasitas kepadatan kandang
sebesar 13 ekorm
2
dengan rata-rata berat badan ayam 0.84 kg. Umumnya,
51 kepadatan pada kandang sekitar antara 8-10 ekorm
2
dengan berat badan kurang lebih 1 kg Fadilah, 2004. Semakin tinggi kepadatan ayam, mengakibatkan suhu
di dalam kandang semakin panas dan menyebabkan oksigen di dalam kandang semakin berkurang sehingga menyebabkan ayam menjadi stres.
Bentuk kandang yang digunakan oleh peternak yaitu kandang panggung dan kandang litter. Bentuk kandang dan lokasi kandang sangat mempengaruhi
sistem sirkulasi dan ventilasi di dalam kandang. Bentuk kandang dan lokasi kandang yang digunakan peternak mandiri dan petenak kemitraan, sebesar 66.67
dan 83.33 persen adalah bentuk kandang litter. Sebanyak 33.33 persen bentuk kandang panggung yang digunakan peternak mandiri dan 16.67 persen yang
digunakan oleh peternak kemitraan. Bentuk kandang panggung lebih baik jika dibandingkan dengan kandang litter, sirkulasi udara lebih lancar karena dapat
diperoleh dari celah-celah bawah lantai dan dinding, selain itu dapat meminimalkan penyebaran penyakit. Meskipun bentuk kandang panggung lebih
baik, namun biaya pembuatannya lebih mahal, oleh karena itu sebagian peternak menggunakan kandang litter.
Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa pada peternak mandiri terdapat 76.67 persen mendirikan kandang menghadap ke arah utara-selatan dan 23.33
persen mendirikan kandang menghadap ke arah timur-barat. Peternak kemitraan terdapat 36.67 persen kandang dibangun dengan menghadap ke arah utara-selatan
dan 73.33 persen menghadap ke arah timur-barat. Lokasi kandang sebaiknya menghadap ke arah timur-barat agar terhindar dari panas matahari secara langsung
dan matahari pagi dapat masuk ke dalam kandang.
52 Mortalitas merupakan faktor penting dan harus diperhatikan dalam suatu
usahaternak ayam ras pedaging. Rata-rata tingkat kematian atau mortalitas ayam peternak mandiri sebesar 5.94 persen, sedangkan tingkat mortalitas peternak
kemitraan mencapai 7.31 peresen. Hal ini mengindikasikan bahwa manajemen budidaya ayam ras pedaging pada peternak mandiri lebih baik jika dibandingkan
dengan peternak kemitraan. Keberhasilan dalam pemeliharaan usahaternak ayam ras pedaging selain
dilihat dari besarnya tingkat kematian ayam, juga dapat diukur berdasarkan FCR Feed Conversion Ratio. FCR digunakan untuk menghitung efisiensi pakan,
artinya berapa pakan yang dihabiskan setiap ekor ayam untuk menghasilkan satu kilogram berat badan. Nilai FCR dapat dihitung dari total pakan yang diberikan
dibagi dengan total ayam yang dipanen Fadilah, 2004. Semakin kecil nilai FCR, berarti penggunaan pakan semakin efektif.
Total rata-rata berat badan ayam pada peternak mandiri adalah 1 454 kg dan total rata-rata berat badan ayam pada peternak kemitraan adalah 1 904 kg.
Total rata-rata pakan yang dihabiskan ayam dalam satu periode produksi pada peternak mandiri adalah 1 485 kg dan total rata-rata pakan yang dihabiskan ayam
dalam satu periode produksi pada peternak kemitraan adalah 1 858 kg. Diperoleh nilai FCR untuk peternak mandiri sebesar 0.85, artinya setiap kenaikan berat
badan ayam sebesar satu kilogram, dibutuhkan penggunaan pakan sebesar 0.85 kg. Nilai FCR untuk peternak kemitraan sebesar 1.00, artinya setiap kenaikan
berat badan ayam sebesar satu kilogram, dibutuhkan penggunaan pakan sebesar satu kg. Berdasarkan penjelasan di atas, nilai FCR untuk peternak kemitraan lebih
besar dibandingkan dengan nilai FCR peternak mandiri, sehingga dapat
53 disimpulkan bahwa peternak mandiri lebih mampu mengefisiensikan penggunaan
pakan dari pada peternak kemitraan.
5.3. Manajemen Budidaya Ayam Ras Pedaging