68
6.1.2. Besar Pengaruh Faktor-Faktor Produksi terhadap Produksi Ayam Ras Pedaging
Besar pengaruh faktor-faktor produksi dalam fungsi produksi Cobb Douglas, dapat diketahui dari nilai koefisien yang merupakan nilai elastisitas
produksinya. Nilai koefisien masing-masing faktor produksi terhadap produksi ayam ras pedaging peternak ayam ras pedaging di Kecamatan Gunung Sindur
secara keseluruhan dan peternak kemitraan, yang bernilai positif adalah pakan, tenaga kerja, vaksin, pemanas, dan kepadatan kandang, adapun peternak mandiri
adalah pakan, tenaga kerja, vaksin, pemanas, sekam, dan mortalitas. Koefisien regresi yang bernilai negatif pada peternak ayam ras pedaging secara keseluruhan
dan peternak kemitraan adalah tingkat kematian atau mortalitas. Koefisien regresi yang bernilai negatif pada peternak mandiri adalah kepadatan kandang. Nilai yang
negatif pada koefisien regresi menunjukan hubungan yang berkebalikan antara faktor produksi dengan produksinya. Pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi ayam ras pedaging secara adalah sebagai berikut:
Tabel 14. Nilai Koefisien Produksi Pada Peternak Ayam Ras Pedaging di Kecamatan Gunung Sindur secara Keseluruhan Peternak Mandiri
dan Kemitraan, Peternak Mandiri dan Peternak Kemitraan di Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2012
Faktor Produksi Peternak secara
Peternak Peternak
Keseluruhan Mandiri
Kemitraan
Koeisien 1.012
-0.102 0.686
Pakan X1 0.517
0.895 0.298
Tenaga Kerja X2 0.108
0.023 0.190
Vaksin X3 0.011
0.019 0.055
Pemanas X4 0.261
0.168 0.194
Sekam X5 0.139
0.001 0.262
Mortalitas X6 -0.127
0.005 -0.218
Kepadatan Kandang X7 0.145
-0.037 0.696
Dummy 0.070
- -
Sumber : Data Primer, diolah 2012 Keterangan:
= Nyata pada
α
= 1 persen = Nyata pada
α
= 5 persen = Nyata pada
α
= 10 persen
69
1. Pakan
Secara hipotesis koefisien variabel pakan bertanda positif. Artinya semakin bertambahnya pakan, maka bobot ayam akan semakin meningkat,
sehingga produksi ayam ras pedaging juga akan semakin meningkat. Rata-rata penggunaan pakan dalam satu periode produksi peternak mandiri adalah 1 485 kg
dan peternak kemitraan rata-rata penggunaan pakan sebesar 1 858 kg. Rata-rata penggunaan pakan usahaternak ayam ras pedaging secara keseluruhan di
Kecamatan Gunung Sindur adalah 1 672 kg. Biaya pakan merupakan biaya terbesar dalam usahaternak yaitu sebesar 46.65 persen dari total biaya variabel.
Berdasarkan hasil pendugaan parameter, pakan berpengaruh positif terhadap produksi dan nyata pada tar
af α sebesar satu persen pada peternak ayam ras pedaging peternak mandiri dan peternak secara keseluruhan peternak mandiri
dan kemitraan, serta pakan b erpengaruh nyata pada taraf α sebesar lima persen
pada peternak kemitraan. Nilai elastisitas produksi pakan yang bernilai positif antara 0 sampai 1 menunjukan penggunaan pakan berada pada daerah rasional.
Nilai elastisitas pakan pada peternak mandiri sebesar 0.895, artinya setiap penambahan pakan sebesar satu persen akan meningkatkan jumlah produksi ayam
ras pedaging sebesar 0.895 persen ceteris paribus. Nilai elastisitas pakan pada fungsi produksi ayam ras pedaging peternak kemitraan sebesar 0.298, artinya
setiap penambahan satu persen pakan akan meningkatkan produksi ayam ras pedaging sebesar 0.298 persen ceteris paribus. Nilai elastisitas pakan dalam
fungsi produksi ayam ras pedaging di Kecamatan Gunung Sindur secara keseluruhan sebesar 0.507, artinya setiap penambahan pakan sebesar satu persen
70 akan meningkatkan jumlah produksi ayam ras pedaging sebesar 0.507 persen
dengan asumsi faktor-faktor lain dianggap tetap ceteris paribus. Berdasarkan Tabel 14, koefisien produksi pakan pada peternak mandiri
lebih responsif terhadap produksi daripada peternak kemitraan. Menurut Mulyantini 2011, pertumbuhan ternak ditentukan oleh kuantitas dan kualitas
pakan. Pertumbuhan atau pertambahan berat badan juga merupakan interaksi antara potensi genetik dengan faktor lingkungan. Jika semuanya berinteraksi
dengan baik, maka pertumbuhan ternak yang dipelihara akan optimal. Jenis strain yang dikembangkan baik pada peternak mandiri ataupun kemitraan adalah Cobb.
Hal tersebut menunjukan tidak ada perbedaan pada strain ayam antara peternak kemitraan dan mandiri, sedangkan perbedaan diperkirakan terdapat pada kualitas
pakan yang diberikan. Pakan yang diperoleh dari inti digunakan untuk awal pemeliharaan ayam sampai dengan masa panen, sehingga diduga penyimpanan
pakan yang tidak tepat dapat menyebabkan penurunan pada kualitas pakan yang akan berdampak pada pertumbuhan ayam. Indonesia sebagai negara tropis
memiliki suhu dan kelembaban yang relatif tinggi dan sangat mempengaruhi daya tahan pakan dan mempercepat proses ketengikan, sehingga pada akhirnya
mengurangi gizi dari pakan Mulyantini, 2010. Pembuatan gudang pakan merupakan hal penting dalam usahaternak karena dengan adanya tempat
penyimpanan yang baik, kualitas pakan dapat terjaga Fadilah, 2006.
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah faktor produksi yang penting dalam usahaternak. Peternak rakyat yang pada umumnya memiliki keterbatasan dalam
permodalan, sehingga peran tenaga kerja dalam keluarga sangat diperlukan. Jika
71 masih dapat diselesaikan oleh tenaga kerja keluarga sendiri tidak perlu mengupah
tenaga kerja dari luar, yang berarti dapat menghemat biaya produksi. Secara hipotesis, tenaga kerja berpengaruh positif terhadap produksi. Berdasarkan hasil
pendugaan parameter, variabel tenaga kerja berpengaruh positif terhadap produksi ayam ras pedaging. Hal ini ditunjukan oleh nilai koefisien regresi tenaga kerja
yang bertanda positif, artinya setiap penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi ayam ras pedaging.
Penggunaan tenaga kerja pada peternak mandiri, peternak kemitraan, dan peternak ayam ras pedaging secara keseluruhan di Kecamatan Gunung Sindur
tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi ayam ras pedaging. Hal ini disebabkan tenaga kerja yang digunakan dalam usahaternak ayam ras pedaging,
baik peternak mandiri maupun kemitraan merupakan tenaga kerja dalam keluarga, dimana tidak terdapat pembagian kerja dalam pengelolaan usahaternak. Kegiatan
usahaternak biasanya dilakukan oleh suami yang dibantu oleh istri dan atau anak yang tidak memiliki pengalaman dalam usahaternak, selain itu tenaga kerja pada
peternak kemitraan 63.33 persen dan peternak kemitraan sebesar 56.67 persen memiliki pengalaman usahaternak di bawah lima tahun, sehingga belum cukup
berpengalaman dalam usahaternak. Nilai elastisitas tenaga kerja peternak mandiri sebesar 0.023, artinya setiap
peningkatan satu persen tenaga kerja akan meningkatkan produksi ayam sebesar 0.023 persen ceteris paribus. Nilai elastisitas tenaga kerja peternak kemitraan
sebesar 0.190, artinya setiap peningkatan satu persen tenaga kerja akan meningkatkan produksi ayam sebesar 0.190 persen ceteris paribus. Nilai
elastisitas produksi tenaga kerja peternak ayam ras pedaging di Kecamatan
72 Gunung Sindur secara keseluruhan sebesar 0.108, artinya setiap peningkatan satu
persen tenaga kerja akan meningkatkan produksi ayam ras pedaging sebesar 0.108 persen ceteris paribus. Nilai elastisitas produksi tenaga kerja positif antara 0
sampai 1, menunjukan penggunaan tenaga kerja berada pada daerah rasional.
3. Vaksin
Dalam usahaternak ayam ras pedaging, program pencegahan penyakit harus dilaksanakan dengan baik. Ketika unggas terserang penyakit atau terinfeksi
parasit akan mengakibatkan produksi daging yang dihasilkan rendah, pertumbuhan ayam menurun, konversi ransum tinggi dan mortalitas akan
meningkat. Kegiatan pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan pemberian vaksin. NDLS-Vac merupakan vaksin yang wajib dilakukan pada usahaternak
ayam ras pedaging di Kecamatan Gunung Sindur. Biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan vaksin tersebut sebesar 17.16 persen dari total biaya OVAC.
Secara hipotesis, vaksin merupakan variabel yang memiliki koefisien bernilai positif sehingga berpengaruh terhadap peningkatan produksi ayam ras
pedaging. Berdasarkan hasil pendugaan parameter, penggunaan vaksin memang berpengaruh positif, namun pada fungsi produksi peternak mandiri, peternak
kemitraan, dan peternak ayam ras pedaging secara keseluruhan penggunaan vaksin tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi ayam ras pedaging. Hal
ini disebabkan vaksin NDLS pada dasarnya hanya digunakan sebagai pencegah penyakit ND pada awal masa pertumbuhan ayam, namun bila vaksinasi ini tidak
dilakukan, dan ayam telah terjangkit serta menyebar maka akan menyebabkan kematian masal karena penyakit tersebut tidak dapat diobati melainkan hanya
73 dapat dicegah. Kerugian ekonomi akibat ND sangat besar karena angka kematian
yang ditimbulkannya sangat tinggi. Nilai Elastisitas produksi vaksin peternak mandiri sebesar 0.019, artinya
setiap peningkatan satu persen vaksin akan meningkatkan produksi ayam sebesar 0.019 persen ceteris paribus. Elastisitas produksi vaksin peternak kemitraan
sebesar 0.055, artinya peningkatan sebesar satu persen vaksin akan meningkatkan produksi ayam sebesar 0.055 persen ceteris paribus. Nilai elastisitas produksi
vaksin pada peternak ayam ras pedaging di Kecamatan Gunung Sindur secara keseluruhan sebesar 0.011, artinya setiap peningkatan satu persen vaksin akan
meningkatkan produksi ayam ras pedaging sebesar 0.011 persen cateris paribus. Nilai elastisitas produksi yang bernilai positif antara 0 sampai 1 menunjukan
penggunaan vaksin pada usahaternak berada daerah rasional.
4. Pemanas
Pemanas merupakan faktor yang penting digunakan dalam usahaternak ayam ras pedaging, terutama pada masa ayam umur 1-2 minggu karena pada umur
tersebut ayam belum mampu mengatur suhu tubuhnya secara sempurna. Secara hipotesis, penggunaan pemanas berpengaruh positif terhadap produksi ayam ras
pedaging. Hal tersebut dikarenakan pemanas dapat membuat DOC tumbuh dan berkembang dengan baik.
Berdasarkan hasil pendugaan parameter, pemanas berpengaruh positif terhadap produksi ayam ras pedaging dan berpengaruh secara nyata pada peternak
mandiri dan peternak ayam ras pedaging di Kecamatan Gunung Sindur secara keseluruhan pada taraf α sebesar satu persen, sedangkan peternak kemitraan
pemanas berpengaruh secara nyata pada taraf α sebesar sepuluh persen. Nilai
74 elastisitas produksi pemanas bernilai positif yaitu antara 0 sampai 1. Nilai
elastisitas pemanas pada peternak mandiri sebesar 0.168, artinya setiap peningkatan satu persen penggunaan untuk pemanas akan meningkatkan produksi
ayam ras pedaging sebesar 0.168 persen ceteris paribus. Nilai elastisitas pemanas pada peternak kemitraan sebesar 0.194, artinya setiap peningkatan satu
persen penggunaan pemanas akan meningkatkan produksi ayam ras pedaging sebesar 0.194 persen ceteris paribus. Nilai elastisitas pemanas pada peternak
ayam ras pedaging secara keseluruhan sebesar 0.261, artinya setiap peningkatan sebesar satu persen pemanas akan meningkatkan produksi ayam ras pedaging
sebesar 0.261 persen ceteris paribus. Berdasarkan Tabel 14, terlihat bahwa elastisitas produksi penggunaan
pemanas peternak kemitraan lebih responsif terhadap produksi dari pada peternak mandiri karena rata-rata penggunaan pemanas pada awal pemeliharaan peternak
mandiri hanya dilakukan selama 10 hari, pemberian pemanas pada awal pemeliharaan sangat penting untuk dilakukan, pemberian pemanas pada anak
ayam seharusnya dilakukan selama 18-21 hari Fadilah, 2006. Menurut Fadilah 2006, kurangnya pemberian pemanas akan mengganggu pertumbuhan ayam,
berat badan menjadi tidak merata dan proses pembentukan kekebalan menjadi terganggu, akibatnya ayam banyak yang kerdil dan mudah terserang penyakit.
5. Sekam
Sekam merupakan faktor produksi yang penting terutama pada awal pemeliharaan ayam. Selain berfungsi sebagai tempat tidur ayam, sekam berfungsi
sebagai tempat menampung kotoran yang dikeluarkan ayam Fadilah, 2004. Sekam merupakan faktor penting karena sebagian besar peternak, baik pada
75 peternak kemitraan dan peternak mandiri di Kecamatan Gunung Sindur sebesar
66.67 persen dan 83.33 persen menggunakan kandang postallitter. Dalam usahaternak ayam ras pedaging di Kecamatan Gunung Sindur, biaya sekam
sebesar 1.67 persen dari total biaya variabel. Secara hipotesis sekam berpengaruh positif terhadap produksi ayam ras
pedaging, artinya setiap penambahan sekam akan meningkatkan produksi ayam ras pedaging. Sekam berpengaruh nyata terhadap produksi ayam ras pedaging
pe ternak kemitraan pada taraf α sebesar satu persen, sedangkan pada peternak
mandiri sekam tidak berpengaruh secara nyata. Hal tersebut dikarenakan berdasarkan kondisi lapang, jumlah sekam yang disebarkan di dalam kandang
tidak sesuai dengan aturan yang ada. Sekam hanya ditebar dengan ketebalan kurang lebih 3-4 cm, menurut Fadilah 2004 umumnya sekam ditebar dengan
ketebalan kurang lebih 5-8 cm. Kurangnya penggunaan sekam menyebabkan kandang menjadi lembab, apalagi jika sekam yang digunakan sebagian peternak
mandiri adalah sekam basah menyebabkan kadar amonia di dalam kandang menjadi tinggi, sistem pernafasan pada ayam dapat terganggu dan menyebabkan
pertambahan berat badan ayam menjadi lambat. Penambahan sekam seharusnya dilakukan seiring bertambahnya berat badan ayam. Menurut Fadilah 2006,
sekam harus dikontrol setiap hari, dan diusahkan dalam keadaan kering. Secara keseluruhan, sekam berpengaruh positif dan nyata terhadap produksi ayam ras
pedaging di Kecamatan Gunung Sindur pada t araf α sebesar lima persen.
Nilai elastisitas produksi sekam pada peternak ayam ras pedaging secara keseluruhan sebesar 0.139, artinya setiap peningkatan penggunaan sekam sebesar
satu persen akan meningkatkan produksi ayam ras pedaging sebesar 0.139 persen
76 ceteris paribus. Nilai elastisitas produksi sekam pada peternak mandiri sebesar
0.001, artinya setiap peningkatan penggunaan sekam sebesar satu persen akan meningkatkan produksi ayam ras pedaging sebesar 0.001 persen. Nilai elastisitas
sekam pada peternak kemitraan sebesar 0.262, artinya setiap peningkatan penggunan sekam sebesar satu persen akan meningkatkan produksi ayam ras
pedaging sebesar 0.262 persen. Nilai elastisitas produksi sekam bernilai positif yaitu antara 0 sampai 1 dan berada pada daerah rasional.
6. Mortalitas
Mortalitas merupakan faktor penting dan harus diperhatikan dalam suatu usahaternak ayam ras pedaging. Tingkat kematian banyak terjadi pada minggu-
minggu pertama pemeliharaan. Angka kematian bisa dilihat sejak umur 1-3 hari. Tingkat kematian dapat dipengaruhi oleh iklim, bobot badan ayam, sanitasi
peralatan dan kandang, penyakit dan kebersihan lingkungan Fadilah, 2004. Rata- rata tingkat kematian atau mortalitas ayam peternak mandiri sebesar 5.94 persen,
adapun tingkat mortalitas peternak kemitraan mencapai 7.31 persen. Mortalitas maksimum yang tidak merugikan adalah sebesar lima persen North dalam
Iskandar et.al, 1999. Secara hipotesis, tingkat kematian ayam berpengaruh negatif terhadap
produksi ayam ras pedaging artinya setiap ayam mati akan mengurangi produksi. Pada peternak mandiri koefisien regresi mortalitas berpengaruh positif, namun
tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi ayam ras pedaging, hal tersebut tidak sesuai dengan hipotesis karena pada kondisi lapang diperkirakan dengan
kematian ayam tersebut menyebabkan tingkat kepadatan berkurang sehingga persaingan makanan berkurang dan ayam dapat tumbuh dan berkembang dengan
77 baik. Besar pengaruh mortalitas terhadap produksi pada peternak mandiri adalah
sebesar 0.005, artinya setiap peningkatan mortalitas sebesar satu persen akan meningkatkan produksi sebesar 0.005 persen. Mortalitas berpengaruh negatif dan
nyata terhadap produksi ayam ras pedaging pada peternak kemitraa n pada taraf α
lima persen. Namun, secara keseluruhan mortalitas berpengaruh negatif dan nyata terhadap produksi ayam ras pedaging
pada taraf α sepuluh persen. Nilai elastisitas mortalitas pada peternak ayam ras pedaging di Kecamatan
Gunung Sindur secara keseluruhan sebesar -0.127, artinya setiap peningkatan kematian ayam sebesar satu persen akan menurunkan produksi ayam ras pedaging
sebesar 0.127 persen ceteris paribus. Nilai elastisitas mortalitas peternak kemitraan sebesar -0.218, artinya setiap peningkatan mortalitas ayam sebesar satu
persen akan menurunkan produksi ayam sebesar 0.218 persen ceteris paribus.
7. Kepadatan Kandang
Rata-rata kepadatan kandang peternak mandiri adalah 11 ekorm
2
dan rata- rata kepadatan kandang peternak kemitraan adalah 13 ekorm
2
. Secara hipotesis kepadatan kandang berpengaruh positif terhadap produksi, namun kepadatan
kandang yang melebihi batas maksimum akan berpengaruh negatif terhadap produksi, artinya setiap peningkatan ayam per m
2
akan menurunkan produksi. Semakin padat kandang ayam, akan cenderung meningkatkan konsumsi air
sehingga konsumsi pakan berkurang, pertumbuhan terhambat, dan meningkatnya kanibalisme. Umumnya kepadatan kandang yang baik adalah maksimum
penggunaannya sebanyak 8-10 ekorm
2
untuk rata-rata berat badan ayam satu kg Fadilah, 2004. Menurut Mulyantini 2011, pada kandang dengan lingkungan
yang baik dengan ventilasi udara dan pendingin, kepadatan dapat ditingkatkan.
78 Sebagian besar peternak ayam ras pedaging di Kecamatan Gunung Sindur
menggunakan kandang litter dan berada dalam lingkungan pemukiman. Oleh karena itu, diperlukan manajemen kandang yang baik sehingga sirkulasi udara
tetap lancar. Berdasarkan hasil pendugaan parameter, kepadatan kandang berpengaruh
negatif namun tidak nyata terhadap produksi ayam ras pedaging peternak mandiri, hal ini menunjukan bahwa kepadatan kandang pada peternak mandiri telah
melebihi batas maksimum kepadatan kandang. Adapun peternak kemitraan, kepadatan kandang berpengaruh positif dan nyata terhadap produksi
pada taraf α sebesar lima persen. Nilai koefisien yang bernilai positif pada model fungsi
produksi peternak kemitraan, berdasarkan kondisi lapang manajemen kandang pada peternak kemitraan berbeda dengan peternak mandiri. Sistem perkandangan
pada peternak kemitraan memiliki ventilasi yang lebih baik dengan dilengkapi kipas angin serta 73.33 persen kandang menghadap ke arah Barat-Timur sehingga
panas matahari pagi dapat masuk ke dalam kandang, oleh karena itu dengan sistem manajemen kandang yang lebih baik dimungkinkan kepadatan kandang
dapat ditingkatkan. Secara keseluruhan, kepadatan kandang berpengaruh positif namun tidak berpengaruh nyata terhadap produksi ayam ras pedaging pada
seluruh peternak di Kecamatan Gunung Sindur. Besar pengaruh kepadatan kandang terhadap produksi ayam ras pedaging
peternak mandiri adalah -0.037, artinya setiap kepadatan kandang meningkat sebesar satu persen akan menurunkan produksi sebesar 0.037 persen ceteris
paribus. Besar pengaruh kepadatan kandang terhadap produksi ayam ras pedaging peternak kemitraan adalah 0.696, artinya setiap peningkatan kepadatan
79 kandang satu persen akan meningkatkan produksi sebesar 0.696 persen ceteris
paribus. Besar pengaruh kepadatan kandang pada peternak ayam ras pedaging secara keseluruhan terhadap produksi sebesar 0.145, artinya setiap peningkatan
kepadatan kandang sebesar satu persen akan meningkat produksi ayam ras pedaging adalah 0.145 persen ceteris paribus.
6.2. Analisis Efisiensi Ekonomi