Analisis Usahaternak Teori Fungsi Produksi

23

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis berisi teori dan konsep kajian ilmu yang akan digunakan dalam penelitian ini. Teori dan konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain: Analisis Usahaternak, Analisis Fungsi Produksi, Analisis Fungsi Produksi Cobb Douglas, Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor- Faktor Produksi.

3.1.1. Analisis Usahaternak

Keberhasilan usahaternak yang dikelola sangat ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya. Seperti usaha lain, usaha peternakan hanya dapat berkembang jika didukung oleh ketersediaan sumberdaya yang cukup. Sumberdaya peternakan terdiri dari peternak, modal, lahan dan lingkungan, serta teknologi. Usaha peternakan umumnya dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan skala usaha, yaitu usahaternak skala kecil dan menengah usaha peternakan rakyat atau usaha besar dalam bentuk peternakan. Usaha peternakan skala kecil dan menengah dapat dikelola secara sendiri tanpa badan hukum. Namun, untuk usaha skala besar biasanya berbadan hukum karena melibatkan banyak pihak yang terdiri dari modal dan pekerja. Beberapa bentuk badan hukum yang dapat dipilih antara lain yayasan, koperasi, CV, atau perseroan terbatas Hartono dan Rahardi, 2003. Hartono dan Hardi 2003 juga menyatakan bahwa, kondisi peternakan rakyat terutama skala kecil dan menengah masih menghadapi berbagai tantangan untuk berkembang. Tantangan yang dihadapi tersebut antara lain keterbatasan modal, usaha belum mencapai skala ekonomis, dan masih bersifat tradisional. 24 Selain itu, produktivitas ternak masih rendah, teknologi belum dapat dilaksanakan secara terpadu, dan adanya persaingan global terhadap produk-produk impor sejenis dari negara lain. Meskipun terdapat beberapa kendala, sektor peternakan juga memiliki keuntungan jika dibandingkan dengan usaha pertanian, yaitu usahaternak relatif tidak membutuhkan lahan terlalu luas

3.1.2. Teori Fungsi Produksi

Menurut Mubyarto 1994 fungsi produksi merupakan suatu fungsi yang menunjukan hubungan antara hasil produksi fisik output dengan faktor-faktor produksi input. Bentuk matematik sederhana fungsi produksi ini, dituliskan sebagai berikut: Y = fX 1 , X 2 , … … … … … X n ..…………………..…………………….3.1 dimana: Y = Hasil produk fisik output X i = Faktor-faktor produksi ke-i i = 1,2,3,…..n Soekartawi 1994, juga menyatakan bahwa fungsi produksi juga didefinisikan sebagai output maksimum yang dapat dicapai dari seperangkat vektor input. Input tersebut meliputi input tetap dan input variabel. Dalam keadaan teknologi tertentu hubungan antara input dan outputnya tercermin dalam rumusan fungsi produksinya. Fungsi produksi yang popular digunakan untuk menggambarkan hubungan produksi adalah fungsi produksi neoklasik. Fungsi produksi neoklasik dapat ditunjukan pada Gambar 1. 25 I Gambar 1. Fungsi Produksi Neoklasik Soekartawi, 1994 Keterangan: Titik A = Titik balik inflection point Titik B = Perpotongan antara MPP dan APP dimana APP mencapai maksimum Titik C = Tingkat produksi total maksimum dimana MPP sama dengan nol DP = Daerah produksi Berdasarkan Gambar 1, daerah I merupakan daerah irasional, karena dalam daerah ini, peningkatan input akan meningkatkan produksi dengan peningkatan lebih besar dari pada penambahan inputnya. Seorang pengusaha tidak rasional apabila berhenti pada daerah ini, karena pendapatan masih dapat ditingkatkan dengan menambah input yang digunakan. Daerah II merupakan Y C TPP B III II A X 3 X 2 X 1 APPMPP Input X APP Input X X 3 X 1 X 2 MPP DP III DP II DP I 26 daerah rasional, karena dalam daerah ini peningkatan input akan meningkatkan produksi tetapi dengan peningkatan yang semakin berkurang. Pengusaha yang rasional akan memanfaatkan daerah ini dan masih memanfaatkan daerah ini untuk berbisnis. Daerah III adalah daerah tidak rasional, karena peningkatan input akan menyebabkan penurunan jumlah produksi yang dihasilkan sehingga penggunaan faktor-faktor produksi tersebut tidak efisien. Daerah III merupakan daerah yang tidak menguntungkan untuk berusaha. Menurut Suratiyah 2009, elastisitas produksi adalah perbandingan perubahan produksi dan perubahan input secara relatif. Dalam fungsi produksi, elastisitas biasanya dibagi dalam tiga daerah, yaitu daerah I di sebelah kiri titik APP maximum . Pada daerah II yang berada di antara APP maximum dan MPP=0, elastisitas produksi bernilai antara 0 sampai 1 0 ≤ε p ≤1. Daerah III berada disebelah kanan MPP=0 MPP0 dan memiliki elastisitas produksi kurang dari satu � � 1. Elastisitas produksi dapat ditulis secara matematis sebagai berikut: ε p = dyy dxx = dy dx . x y = MPP APP …………………………………………….….……………3.2

3.1.3. Fungsi Produksi Cobb Douglas