commit to user 6
2. Alat ukur dipindahkan dari tempat semula, tetapi secara administratif nama stasiun tersebut tidak diubah, misalnya karena masih dalam satu desa yang
sama. 3. Alat ukur sama, tempat tidak dipindahkan, tetapi lingkungan berubah,
misalnya semula dipasang di tempat ideal menjadi berubah karena ada bangunan atau pohon besar.
Dalam uji kepanggahan ada beberapa cara yang dapat digunakan, di antaranya adalah dengan lengkung massa ganda double mass curve dan Rescaled Adjusted
Partial Sums RAPS. Untuk stasiun hujan lebih dari 3, dilakukan uji konsistensi
menggunakan cara double mass curve, dan untuk individual stasiun stand alone station dengan cara RAPS Rescaled Adjusted Partial Sums Mamok Suprapto,
2008.
2.1.3 Seri Data Hidrologi
Data yang digunakan dalam analisis frekuensi dapat dibedakan menjadi dua tipe berikut ini Bambang Triatmodjo, 2008:
a. Partial duration series
Metode ini digunakan apabila jumlah data kurang dari 10 tahun data runtut waktu. Partial duration series yang juga disebut POT peaks over treshold adalah
rangkaian data debit banjirhujan yang besarnya di atas suatu nilai batas tertentu. Dengan demikian dalam satu tahun bisa terdapat lebih dari satu data yang
digunakan dalam analisis. Dari setiap tahun data diperoleh 2 sampai 5 data tertinggi.
b. Annual maximum series
Metode ini digunakan apabila tersedia data debit atau hujan minimal 10 tahun runtut waktu. Tipe ini adalah dengan memilih satu data maksimum setiap tahun.
Dalam satu tahun hanya ada satu data. Dengan cara ini, data terbesar kedua dalam suatu tahun yang mungkin lebih dari data maksimum pada tahun yang lain tidak
diperhitungkan.
commit to user 7
Kualitas data sangat menentukan hasil analisis yang dilakukan. Panjang data yang tersedia juga mempunyai peranan yang cukup besar. Sri Harto 1993
mendapatkan bahwa perbedaan panjang data yang dipergunakan dalam analisis memberikan penyimpangan yang cukup berarti terhadap perkiraan hujan dengan
kala ulang tertentu. Khusus untuk analisis frekuensi data hujan, pengambilan data hendaknya dilakukan dengan prosedur yang benar. Data hujan yang dimaksudkan
dalam analisis adalah data hujan rata-rata DAS, sedangkan data yang diketahui adalah data hujan dari masing-masing stasiun hujan. Dalam praktek analisis
frekuensi dijumpai lima cara penyiapan data. 1. Data hujan DAS diperoleh dengan menghitung hujan rata-rata setiap hari
sepanjang data yang tersedia. Bila tersedia data 20 tahun, berarti hitungan hujan rata-rata kawasan diulang sebanyak 20 x 365 = 7300 kali. Cara ini yang
terbaik, tetapi waktu penyiapan data yang panjang. 2. Pendekatan yang dapat dilakukan untuk menggantikan cara pertama
dilakukan seperti berikut ini. a. Dalam satu tahun tertentu, untuk stasiun I dicari hujan maksimum
tahunannya. Selanjutnya dicari hujan harian pada stasiun-stasiun lain pada hari kejadian yang sama dalam tahun yang sama, dan kemudian dihitung
hujan rata-rata DAS. Masih dalam tahun yang sama, dicari hujan harian untuk stasiun-stasiun lain dicari dan dirata-ratakan. Demikian selanjutnya
sehingga dalam tahun itu akan terdapat N buah data hujan rata-rata DAS. b. Untuk tahun berikutnya cara yang sama dilakukan sampai seluruh data
yang tersedia. 3. Cara ketiga dengan menggunakan data pada salah satu stasiun data
maksimum dan mengalikan data tersebut dengan koefisien reduksi. 4. Cara penyiapan data lain adalah dengan mencari hujan-hujan maksimum
harian setiap stasiun dalam satu tahun, kemudian dirata-ratakan untuk mendapatkan hujan DAS. Cara ini tidak dapat dijelaskan arti fisiknya, karena
perata-rataan hujan dilakukan atas hujan masing-masing stasiun pada hari yang berbeda.
commit to user 8
5. Cara lain yaitu dengan analisis frekuensi data hujan setiap stasiun sepanjang data yang tersedia. Hasil analisis frekuensi tersebut selanjutnya dirata-ratakan
sebagai hujan rata-rata DAS. Dalam kaitan penyiapan data hanya cara yang pertama dan kedua yang dianjurkan
untuk digunakan.
2.1.4 Karakteristik Hujan