Uji Kerapatan Jaringan ANALISIS DAN PEMBAHASAN

commit to user 30 Tabel 4.3 Hasil Uji Kepanggahan Semua Stasiun di Sub DAS Keduang Dari Tabel 4.3 diketahui bahwa data hujan di Stasiun Girimarto SKT 57 tidak panggah. Oleh sebab itu data hujan dari Stasiun Girimarto SKT 57 tidak dipakai dalam analisis selanjutnya.

4.2 Uji Kerapatan Jaringan

Untuk mengetahui kerapatan jaringan stasiun hujan digunakan metode Kagan dengan menggunakan data hujan bulanan. Data hujan bulanan stasiun hujan di Sub DAS Keduang dapat dilihat pada Lampiran A. Berdasarkan analisis statistik data hujan bulanan pada stasiun hujan Girimarto PP 125b diperoleh besaran nilai parameter sebagai berikut: Nilai rerata mean = 258.50 Standar eror = 22.10 Median = 175 Modus = 0 Standar deviasi = 243.11 Sampel varian = 59101.77 Kurtosis = -0.78 Skewness = 0.60 Range = 886 1 Girimarto SKT 57 5.026 1.12 Tidak Panggah 2 Girimarto PP 125b 3.704 0.87 Panggah 3 Sidoharjo 125c 2.549 0.66 Panggah 4 Ngadirojo 125f 3.325 0.74 Panggah 5 Jatipurno 1 30b 3.420 0.78 Panggah 6 Jatiroto 130 c 4.574 1.05 Panggah 7 Jatisrono 131 4.568 1.02 Panggah 8 Slogohimo 131b 3.874 1.00 Panggah 9 Jatisrono Otomatis 2.778 0.65 Panggah No Nama Stasiun Hujan Q Abs Maks Abs Qsqrtn Keterangan commit to user 31 Nilai minimum = 0 Nilai maksimum = 886 Jumlah seluruh data = 3279 Banyaknya data = 121 Confidence Level95.0 = 43.32 Koef Varian = 0.94 Berdasar nilai parameter statistik dicari koefisien korelasi antara dua stasiun. Koefisien korelasi antar stasiun hujan dapat dilihat pada Lampiran B. Jarak antar stasiun diperoleh berdasarkan hubungan antara koordinat UTM dua stasiun hujan yang berlainan. Contoh perhitungan jarak antar stasiun hujan antara Sidoharjo dan Girimarto PP125b adalah sebagai berikut: Koordinat UTM Sidoharjo: X 1 = 507330 Y 1 = 9135343 Koordinat UTM Girimarto PP 125b: X 2 = 509065 Y 2 = 9139145 2 1 2 2 1 2 Y Y X X d - + - = 2 2 9135343 9139145 507330 509065 - + - = d m d 4180 = Hasil perhitungan jarak antar stasiun hujan yang selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B. Kesalahan interpolasi Z 1 dan Z 2 dan panjang sisi segitiga L dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.1, Persamaan 2.3, dan Persamaan 2.4. Perhitungan segitiga Kagan sebagai berikut: commit to user 32 N N d A r C Z v 1 23 . 1 + - = 9 9 57 . 128 982 . 420 23 . 78 . 1 1 1 x Z + - = 23 . 1 = Z 23 1 = Z N S d r r C Z v 2 52 . 3 1 + - = 9 37 . 188 57 . 128 78 . 52 . 3 78 . 1 1 2 + - = Z 29 . 2 = Z 29 2 = Z N A L 07 , 1 = 9 982 . 420 07 , 1 = L L= 7.32 km Hasil perhitungan memberikan nilai Z 1 = 23, Z 2 = 29, dan L= 7.32 km. Nilai L digunakan untuk menyusun jejaring Kagan, selanjutnya disuperposisi dengan lokasi pencatat sedemikian rupa sehingga tiap stasiun mendekati atau berada pada titik simpul jejaring Kagan. Hasil superposisi yang terbaik ditampilkan pada Gambar 4.1. commit to user 33 ® 2.5 5 7.5 10 1.25 Kilometers PETA JARINGAN STA HUJAN METODE KAGAN SUB DAS KEDUANG KETERANGAN Stasiun hujan manual Stasiun hujan otomatis Gambar 4.1 Peta Jaringan Stasiun Hujan dengan Metode Kagan di Sub DAS Keduang Dari Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah stasiun hujan yang seharusnya ada pada Sub DAS Keduang adalah sesuai dengan jumlah simpul segitiga yang ada pada sub DAS tersebut yaitu sejumlah 14 stasiun. Namun, pada kenyataannya jumlah stasiun hujan yang ada di Sub DAS Keduang hanya 9. Dari jumlah stasiun yang ada, beberapa di antaranya berjarak terlalu berekatan sehingga hanya dipilih salah satu saja. Sebagai contoh stasiun Girimarto SKT dan stasiun Girimarto PP berjarak terlalu dekat, sehingga dipilih Girimarto PP. Dengan demikian berdasarkan hasil analisis Kagan, stasiun yang tepat digunakan adalah stasiun Girimarto PP, Ngadirojo, Jatipurno, Jatiroto, Jatisrono Otm, Sidoharjo, dan Slogohimo. Persentase jumlah stasiun hujan yang ada di Sub DAS Keduang hanya sebesar 64 dari yang seharusnya ada. Hal ini mengakibatkan hasil yang tidak sempurna untuk perhitungan hujan wilayah. Untuk itu diperlukan 5 stasiun hujan tambahan yang terletak pada simpul-simpul segitiga Kagan. commit to user 34 Jika dilakukan penambahan jumlah stasiun hujan sebanyak 5 stasiun hujan, maka kesalahan perataan dan kesalahan interpolasi dapat ditentukan dengan perhitungan berikut: N N d A r C Z v 1 23 . 1 + - = 14 14 57 . 128 982 . 420 23 . 78 . 1 1 1 x Z + - = 18 . 1 = Z 18 1 = Z N S d r r C Z v 2 52 . 3 1 + - = 14 37 . 188 57 . 128 78 . 52 . 3 78 . 1 1 2 + - = Z 29 . 2 = Z 29 2 = Z Hasil perhitungan memberikan nilai Z 1 = 18, Z 2 = 29. Nilai kesalahan perataan lebih kecil dibandingkan dengan nilai kesalahan perataan dengan 9 sembilan stasiun.

4.3 Hujan Wilayah