commit to user 34
Jika dilakukan penambahan jumlah stasiun hujan sebanyak 5 stasiun hujan, maka kesalahan perataan dan kesalahan interpolasi dapat ditentukan dengan perhitungan
berikut:
N N
d A
r C
Z
v 1
23 .
1 +
- =
14 14
57 .
128 982
. 420
23 .
78 .
1 1
1
x Z
+ -
= 18
.
1
= Z
18
1
= Z
N S
d r
r C
Z
v 2
52 .
3 1
+ -
=
14 37
. 188
57 .
128 78
. 52
. 3
78 .
1 1
2
+ -
= Z
29 .
2
= Z
29
2
= Z
Hasil perhitungan memberikan nilai Z
1
= 18, Z
2
= 29. Nilai kesalahan perataan lebih kecil dibandingkan dengan nilai kesalahan perataan dengan 9 sembilan
stasiun.
4.3 Hujan Wilayah
Untuk menentukan hujan wilayah Sub DAS Keduang digunakan metode poligon Thiessen. Sebagai contoh diambil data hujan harian maksimum tahunan pada
tahun 1991. Data hujan hariam maksimum tahunan Sub DAS Keduang dapat dilihat pada Tabel 4.4.
commit to user 35
Tabel 4.4 Data Hujan Harian Maksimum Tahunan Sub DAS Keduang mm
TAHUN GIRIMAR
TO PP SIDO
HARJO NGADI
ROJO JATI
PURNO JATI
ROTO SLOGO
HIMO JATI
SRONO OTM
1989 92
107 78
75 84
118 1990
106 72
89 99
80 67
1991 70
73 38
96 77
109 66
1992 91
72 104
74 109
165 1993
95 84
65 109
81 95
150 1994
126 104
68 88
55 85
153 1995
95 118
69 98
90 88
223 1996
95 67
65 97
85 92
168 1997
90 102
58 87
63 85
178 1998
114 79
96 107
68 89
188 1999
108 84
82 81
68 59
194 2000
102 74
97 67
95 114
80 2001
85 88
75 68
85 51
70 2002
93 82
83 76
80 70
175 2003
91 63
87 70
53 146
2004 84
70 75
102 95
222 2005
125 84
95 107
65 133
2006 65
65 59
60 116
2007 203
187 237
155 117
2008 75
34 155
99 75
117
Sumber: Dinas Pengairan Kabupaten Wonogiri Keterangan:
= Data rusak Poligon Thiessen Sub DAS Keduang 7 tujuh stasiun hujan dapat dilihat pada
Gambar 4.2.
commit to user 36
Ngadirojo Girimarto PP
Sidoharjo Jatipurno
Slogohimo Jatisrono Otm
Jatiroto
®
2.5 5
7.5 10
1.25 Kilometers
PETA POLIGON THIESSEN SUB DAS KEDUANG
KABUPATEN WONOGIRI KETERANGAN
Stasiun hujan manual Stasiun hujan otomatis
Gambar 4.2 Poligon Thiessen Sub DAS Keduang dengan 7 tujuh Stasiun Hujan Dari poligon Thiessen yang sudah dibuat selanjutnya dihitung luas masing-masing
wilayah dengan menggunakan tool inquiry pada program AutoCAD. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Sub DAS Keduang = 420.98 km
2
Girimarto PP 125b = 37.16 km
2
Sidoharjo = 48.60 km
2
Ngadirojo = 68.04 km
2
Jatiroto = 77.75 km
2
Jatisrono Otm = 35.06 km
2
Jatipurno = 78.00 km
2
Slogohimo = 76.36 km
2
Contoh perhitungan untuk mendapatkan hujan wilayah harian maksimum tahun 1991:
commit to user 37
2 3
2 1
1 2
2 3
3 2
2 1
1 1
1
. .
. .
. .
.
S J
J J
N S
G S
S J
J J
J J
J N
N S
S G
G
A A
A A
A A
A A
P A
P A
P A
P A
P A
P A
P P
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
=
mm P
x x
x x
x x
P 03
. 78
36 .
76 00
. 78
06 .
35 75
. 77
04 .
68 60
. 48
16 .
37 36
. 76
109 00
. 78
96 06
. 35
. 66
75 .
77 77
04 .
68 38
60 .
48 73
16 .
37 70
= +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ =
-
Poligon Thiessen akan berbeda jika jumlah stasiun berbeda. Gambar Poligon Thiessen dengan jumlah stasiun pencatat hujan yang berbeda serta perhitungannya
dapat dilihat pada Lampiran B. Dengan menggunakan Persamaan 2.5 hujan harian maksimum wilayah pada Sub
DAS Keduang dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hujan Harian Maksimum Wilayah Sub DAS Keduang Tahun
Hujan Wilayah
mm Tahun
Hujan Wilayah
mm 1989
91 1999
87 1990
84 2000
90 1991
78 2001
73 1992
97 2002
87 1993
93 2003
79 1994
89 2004
99 1995
102 2005
98 1996
91 2006
68 1997
87 2007
186 1998
99 2008
97 Sumber: Dinas Pengairan Kabupaten Wonogiri
4.4 Uji Kecocokan Jenis Agihan