21 c. Menjadi dokumen dalam kemajuan belajar.
d. Mengembangkan Strategi Pembelajaran.
Dalam strategi pembelajaran, menjelaskan komponen umum suatu perangkat material pembelajaran dan mengembangkan materi secara prosedural
haruslah berdasarkan karateristik siswa. Karena material pembelajaran yang dikembangkan, pada akhirnya dimaksudkan untuk membantu siswa agar
memperoleh kemudahan dalam belajar.. Untuk itu sebelum mengembangkan materi perlu dilihat kembali karateristik materi. Dick and Carrey mengemukakan
bahwa dalam merencanakan dalam satu unit pembelajaran ada tiga tahap yaitu : a. Mengurutkan dan merumpunkan tujuan ke dalam pembelajaran.
b. Merencanakan pembelajaran, pengetesan, dan kegiatan tindak lanjut. c. Menyusun alokasi waktu berdasarkan strategi pembelajaran.
Dengan mengurutkan tujuan ke dalam pembelajaran dapat membuat pembelajaran dapat lebih bermakna bagi si belajar. Komponen Strategi
pembelajaran terdiri atas: 1. Kegiatan pra pembelajaran.
2. Penyajian informasi 3. Peran serta siswa
4. Pengetesan 5. Kegiatan tindak lanjut
d. Mengembangkan dan Memililih Material Pembelajaran Ada tiga pola yang dapat diikuti oleh Pembelajar untuk merancang atau
menyampaikan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
22 1. Pembelajar merancang bahan pembelajaran individual, semua tahap
pembelajaran dimasukkan ke dalam bahan, kecuali prates dan pascates. 2. Pembelajar memilih dan mengubah bahan yang ada agar sesuai dengan strategi
pembelajaran. Peran pengajar akan bertambah dalam menyampaikan pembelajaran.. Beberapa bahan mungkin saja disampaikan tanpa bantuan
pengajar, jika tidak ada, pengajar harus memberi penjelasan. 3. Pembelajar tidak memakai bahan, tetapi menyampaikan semua pembelajaran
menurut strategi pembelajaran yang telah disusunnya. Pengajar menggunakan strategi pembelajaranya sebagai pedoman termasuk latihan dan kegiatan
kelompok. Kebaikan dari strategi ini adalah pembelajar dapat dengan segera
memperbaiki dan memperbaharui pembelajaran bila terjadi perubahan isi. Adapun kerugianya adalah sebagian besar waktu tersita untuk menyampaikan
informasi, sehingga sedikit sekali waktu untuk membantu anak didik. e.
Mendesain dan Melaksanakan Evaluasi Formatif Mengapa Evaluasi Formatif perlu dilakukan ? Karena evaluasi ini adalah salah
satu langkah dalam mengembangkan desain pembelajaran yang berfungsi untuk mengumpulkan data untuk perbaikan pembelajaran. Melalui evaluasi formatif
akan ditemukan berbagai kekurangan yang terdapat pada kegiatan pembelajaran, sehingga kekurangan-kekurangan tersebut dapat diperbaiki. Ada tiga fase pokok
penilaian formatif : 1 Fase perorangan atau fase klinis. Pada fase ini perancang bekerja dengan
siswa secara perseorangan untuk memperoleh data guna menyempurnakan
23 bahan pembelajaran. Data yang dimaksud di sini biasanya kesalahan-
kesalahan. 2 Fase kelompok kecil, yaitu sekelompok siswa yang terdiri atas delapan
sampai sepuluh orang yang merupakan wakil cerminan populasi sasaran mempelajari bahan secara mandiri, dan kemudian diuji untuk memperoleh
data yang diperlukan. 3
Fase uji lapangan. Boleh diikuti oleh banyak siswa siswa; sering 30 orang sudah mencukupi. Tekanan dalam uji lapangan ini adalah pada pengujian
prosedur yang diperlukan untuk memberlakukan pembelajaran itu dalam suatu keadaan yang sangat nyata mungkin.
4 Merevisi Bahan Pembelajaran Mengapa revisi pembelajaran perlu dilakukan? Untuk menyempurnakan bahan
pembelajaran sehingga lebih menarik, efektif bila digunakan dalam keperluan pembelajaran, sehingga memudahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Untuk dapat merevisi pembelajaran dilakukan sesuai data yang diperoleh dari evaluasi formatif, yaitu penilaian perseorangan,
penilaian kelompok kecil, dan hasil akhir uji coba lapangan. f.
Mendesain dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif Melalui evaluasi sumatif dapat ditetapkan atau diberikan nilai apakah
suatu desain pembelajaran,di mana dasar keputusan penilaian didasarkan pada keefektifan dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu,
evaluasi sumatif diarahkan pada keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, yang diperlihatkan oleh unjuk kerja siswa. Apabila semua tujuan
24 sudah dapat dicapai, efektivitas pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam mata
pelajaran tertentu dianggap berhasil dengan baik. Tidak ada suatu model rancangan pengajaran yang dapat memberikan
resep yang paling ampuh untuk mengembangkan suatu program pengajaran, karena itu untuk menentukan model rancangan dalam mengembangkan suatu
program pengajaran tergantung pada pertimbangan si perancang tersebut terhadap model yang akan digunakanya atau dipilihnya
Selanjutnya Wina Sanjaya 2008: 51 menjelaskan bahwa sistem bermanfaat untuk merancang atau merencanakan suatu proses pembelajaran.
Perencanaan adalah proses dan cara berfikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan. Oleh karena itulah proses perencanaan yang sistematis
dalam proses pembelajaran mempunyai keuntungan diantaranya : 1
Melalui sistem perencanaan yang matang, guru akan terhidar dari keberhasilan secara untung-untungan , dengan demikian pendekatan sistem memiliki daya
ramal yang kuat tentang keberhasilan suatu proses pembelajaran, karena memang perencanaan disusun untuk mencapai hasil yang optimal.
2 Melalui sistem perencanaan yang sistematis, setiap guru dapat
menggambarkan berbagai hambatan yang mungkin akan dihadapi sehingga dapat menentukan berbagai strategi yang bisa dilakukan untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. 3
Melalui sistem perencanaan guru dapat menentukan berbagai langkah dalam memanfaatkan berbagai sumber dan fasilitas yang ada untuk ketercapaian
tujuan.
25
3. Implementasi Pembelajaran Ekonomi Di Rintisan