Diskusi pola penangkapan dan pengelolaan ikan hasil tangkapan

141 perubahan barat – timur dan utara – selatan, serta sebelah timur Pondok mimbo dengan pergeseran barat timur. Demikian juga dengan kelas kepadatan ZPPI dalam masing-masing unit spasial selalu mengalami perubahan mulai dari kelas rendah sampai kelas sangat padat, dan kepadatan ZPPI yang paling sering adalah dalam kelas sedang. Dinamika ZPPI dalam unit spasial secara mingguan dan bulanan didukung dengan data tentang fenomena oseanografi, klimatologi dan prilaku ikan pelagis yang ada di Selat Madura, dapat digunakan untuk melakukan peramalan tentang ZPPI untuk beberapa waktu kedepan, juga pada saat kesulitan mendapatkan data SST dan klorofil-a dari satelit penginderaan jauh karena hambatan tutupan awan. Hal ini sangat penting untuk memelihara kontinuitas informasi spasial ZPPI kepada nelayan untuk mendukung kegiatan dan produktivitas penangkapan ikan. Nelayan Besuki memiliki kemampuan teknis yang tinggi karena dalam melaksanakan kegiatan penangkapan didukung oleh perahukapal motor ukuran di atas 20 GT paling banyak 249 unit dibandingkan nelayan dari PPI lainnya, sehinggan disamping mampu mengakses zona penangkapan diatas 20 km di utara Besuki juga mampu mengakses daerah penangkapan ikan yang jauh lebih luas, dapat mencapai kawasan lain di Selat Madura dan bagian timur Laut Jawa bagian selatan secara lebih aman. Nelayan Tanjung Pecinan meskipun memiliki zona penangkapan yang paling sempit, namun memiliki kemampuan teknis yang dapat mengakses kawasan Selat Madura dan sekitarnya secara lebih aman karena kegiatan penangkapan ikan didukung oleh perahukapal motor ukuran di atas 20 GT sebanyak 183 unit. Nelayan Pondok Mimbo mempunyai prospek ZPPI yang paling tinggi tersebar dalam zona penangkapan paling luas dibandingkan dengan nelayan Besuki dan Tanjung Pecinan, namun karena memiliki kemampuan teknis yang paling rendah tidak punya perahukapal motor ukuran di atas 20 GT, sehingga tidak mampu mengakses sebaran ZPPI yang ada di sekitarnya. Nelayan dari PPI Pondok Mimbo, juga menghadapi kendala angin kencang dan gelombang tinggi di musim timur sehingga tidak dapat melakukan kegiatan penangkapan ikan selama Selat Madura bagian timur dipengaruhi oleh angin timur dan tenggara. Beradasarkan sebaran ZPPI dan jumlah perahu motor pada masing-masing kategori ukuran untuk zona penangkapan ikan bagi perahu motor kategori 142 bersangkutan, nelayan Besuki yang menggunakan perahu motor 5 – 10 GT diarahkan melakukan kerjasama penangkapan ikan mengakses ZPPI virtual dalam zona 4 – 10 km sekitar PPI Probolinggo, PPI Tanjung Pecinan dan PPI Pondok Mimbo. Perbandingan antara luas zona penangkapan ikan dengan jumlah perahukapal motor untuk kategori yang bersangkutan, nelayan Tanjung Pecinan yang menggunakan perahu motor ukuran sampai 5 GT juga perahu motor 10 – 20 GT diarahkan melakukan kerjasama dengan nelayan Besuki dan Pondok Mimbo, masing-masing melakukan penangkapan mengakses ZPPI virtual dalam zona 0 – 4 km dan 10 – 20 km. Nelayan Besuki dan Tanjung Pecinan yang menggunakan perahu motor diatas 20 GT diarahkan melakukan kerjasama mengakses ZPPI virtual dalam zona di atas 20 km mulai sebelah utara Probolinggo sampai timur laut Pondok Mimbo. Pada waktu musim timur, diarahkan melakukan kerjasama dengan nelayan setempat mengakses ZPPI virtual di Laut Jawa antara utara Sampang sampai sebelah utara Pulau Raas. Jika ditinjau dari segi peluang terjadinya konflik antar nelayan akibat ketidak seimbangan antara luas zona penangkapan dengan jumlah perahukapal motor pada masing-masing kategori, nelayan Pondok Mimbo dalam kondisi paling aman dan perlu mengoptimalkan pemanfaatan ZPPI di sebelah utara, timur laut dan timur laut PPI Pondok Mimbo sendiri. Namun demikian, nelayan Pondok Mimbo akan menghadapi kendala dalam melakukan penangkapan ikan pada musim timur karena kendala angin kencang dan gelombang tinggi. Hanya nelayan dengan perahu motor 5 – 10 GT yang berpeluang melakukan kerjasama mengakses ZPPI virtual di sebelah timur dan timur laut PPI Tanjung Pecinan. Melalui kerjasama, nelayan dapat mengakses ZPPI dalam unit spasial lebih banyak dalam rangka meningkatkan produktivitas hasil tangkapan ikan untuk kesejahteraan nelayan dan pembangunan perikanan Kabupaten Situbondo, meningkatkan pendapatan nelayan serta pelaku perikanan tangkap dari penjualan ikan hasil tangkapan, dan mencegah terjadinya overfishing. 143 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1. B erdasarkan sintesis dari suhu permukaan laut 1996 – 2005 dan klorofil-a di Selat Madura dan perairan sekitarnya yang diperoleh dari data satelit penginderaan jauh, dapat diperoleh informasi bahwa ZPPI dalam unit spasial dan unit spasial yang prospektif untuk penangkapan ikan berubah-ubah secara spasial dan temporal. ZPPI di sekitar PPI Besuki mengalami pergeseran arah barat timur dalam selang koordinat 113 o 30’ – 113 o 50’ BT dan 7 o 20’ – 7 o 45’ LS, ZPPI di sekitar Tanjung Pecinan juga mengalami pergeseran arah barat timur dalam koordinat 113 o 50’ – 114 o 6’ 30” BT dan 7 o 20’ – 7 o 40’ LS, sedangkan ZPPI sekitar PPI Pondok Mimbo mengalami pergeseran arah barat timur serta utara selatan dalam koordinat 114 o 6’ 30” – 115 o BT dan 7 o 20’ – 7 o 55’ 30” LS. Sebaran ZPPI yang paling banyak mengalami perubahan adalah dalam zona 20 km yaitu untuk kegiatan penangkapan ikan bagi perahukapal motor sampai ukuran 20 GT. 2. Menurut keberadaan dan sebaran ZPPI serta kemampuan teknis, nelayan Besuki memiliki daerah penangkapan ikan yang jauh lebih luas dari nelayan lokal lain karena dapat mencapai kawasan lain secara lebih aman. Nelayan Tanjung Pecinan memiliki zona penangkapan yang paling sempit, namun kemampuan teknis yang dapat mengakses kawasan Selat Madura dan sekitarnya secara lebih aman. Sebaliknya, nelayan Pondok Mimbo mempunyai prospek potensi sumberdaya ikan yang paling tinggi dibandingkan dengan nelayan Besuki dan Tanjung Pecinan, namun mempunyai kemampuan teknis paling rendah, sehingga tidak mampu mengakses sebaran ZPPI yang ada di sekitarnya. Nelayan dari PPI Pondok Mimbo, disamping faktor rendahnya kemampuan teknis, juga menghadapi kendala angin kencang dan gelombang tinggi di musim timur, sehingga tidak dapat melakukan kegiatan penangkapan ikan selama musim timur. 144 3. Untuk memanfaatkan ZPPI di Selat Madura dan perairan sekitarnya, dikembangkan skenario kerjasama penangkapan ikan oleh nelayan Kabupaten Situbondo sebagai berikut : a. Nelayan Besuki yang menggunakan perahu motor 5 – 10 GT diarahkan melakukan kerjasama penangkapan ikan mengakses ZPPI virtual dalam zona 4 – 10 km sekitar PPI Probolinggo dan Tanjung Pecinan. b. Nelayan Tanjung Pecinan yang menggunakan perahu motor ukuran sampai 5 GT juga dengan ukuran 10 – 20 GT diarahkan melakukan kerjasama dengan nelayan lokal, masing-masing melakukan penangkapan mengakses ZPPI virtual dalam zona 0 – 4 km dan 10 – 20 km dalam zona PPI Besuki dan Pondok Mimbo c. Nelayan Pondok Mimbo perlu mengoptimalkan pemanfaatan ZPPI di sebelah utara, timur laut dan timur PPI Pondok Mimbo. Namun demikian, nelayan Pondok Mimbo akan menghadapi kendala dalam melakukan penangkapan ikan pada musim timur karena kendala angin kencang dan gelombang tinggi. Hanya nelayan dengan perahu motor 5 – 10 GT yang berpeluang melakukan kerjasama mengakses ZPPI virtual di sebelah timur dan timur laut PPI Tanjung Pecinan. d. Nelayan Besuki dan Tanjung Pecinan yang menggunakan perahu motor di atas 20 GT diarahkan melakukan kerjasama mengakses ZPPI virtual dalam zona di atas 20 km mulai sebelah utara Probolinggo sampai timur laut Pondok Mimbo. Pada waktu musim timur, diarahkan melakukan kerjasama dengan nelayan setempat mengakses ZPPI virtual di Laut Jawa antara utara Sampang sampai sebelah utara Pulau Raas. Melalui kerjasama penangkapan ikan regional kabupaten di sekitar Selat Madura dan sekitarnya, nelayan dapat mengakses ZPPI dalam unit spasial lebih banyak dalam rangka meningkatkan produktivitas dan pengelolaan ikan hasil tangkapan untuk peningkatan kesejahteraan nelayan dan pembangunan perikanan tangkap Kabupaten Situbondo.