Kondisi spesifik Selat Madura

113 Desember dalam kisaran 26 o C – 30 o C. Nilai minimum dan maksimum SPL Selat Madura berdasarkan data NOAA-AVHRR mencakup kisaran suhu hasil pengukuran lapangan di stasiun Oyong yaitu 27,0 o – 27,5 o C Santos, 2005, juga hasil pengukuran lapangan pada beberapa lokasi di Selat Jawa dengan kisaran suhu 28,0 o – 28,82 o C Bintoro, 2002. Kandungan klorofil terendah terjadi pada bulan Desember dengan nilai 0,1 mgm 3 , sedangkan yang tertinggi terjadi pada bulan April, Juli dan Oktober yaitu dengan nilai 1,4 mgm 3 . Angin dan gelombang yang paling besar pengaruhnya terhadap Selat Madura adalah yang datang dari arah timur, dan menjadi kendala besar bagi kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan Situbondo Situbondo untuk mengakses ZPPI virtual yang tersebar di utara, timur laut sampai timur PPI Pondok Mimbo. Arus air laut di Selat Madura yang dominan searah dengan arah angin dengan kecepatan maksimum 0,2 mdetik atau rata-rata 0,07 mdetik, berarti kecepatannya sangat rendah karena bentuk Selat Madura yang semi tertutup. Memperhatikan kedalaman perairan, kawasan yang mempunyai kedalaman cukup untuk lapisan renang ikan pelagis lemuru, layang, kembung, tongkol hanya sampai di perairan utara Pajarakan dengan kedalaman 60 m. Berdasarkan hasil kegiatan penangkapan ikan dengan menerapkan informasi spasial ZPPI dan hasil survei lapangan, jenis ikan yang dominan tertangkap di Selat Madura adalah lemuru, tongkol, layang, kembung, dan selar. Komposisi hasil tangkapan berkorelasi dengan musim yang mempengaruhi Selat Madura, sedangkan sumberdaya ikan yang paling dominan tertangkap adalah ikan lemuru. Beradasarkan data statistik produksi ikan tangkap ikan hasil tangkapan oleh nelayan yang dominan adalah lemuru, layang, tongkol, kembung, dan kurisi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Situbondo, 2002 -2006.

6.2 Pengaturan Alokasi Perahukapal Motor

Pengaturan alokasi perahukapal motor didasarkan pada aspek, luas zona masing-masing PPI, jumlah perahukapal motor tiap PPI di wilayah Situbondo untuk masing-masing kategori ukuran, sebaran ZPPI untuk masing-masing PPI, dan kondisi oseanografi pada masing-masing zona PPI serta perairan sekitarnya 114 termasuk perairan sekitar Selat Madura bagian timur. Pengaturan alokasi perahukapal motor dilakukan dengan menggunakan pola zona penangkapan berbentuk lingkaran dan zona penanangkapan berbentuk sejajar garis pantai.

6.2.1 Alokasi perahukapal motor dalam zona penangkapan ikan berbentuk lingkaran

Berdasarkan hasil perhitungan luas area rata-rata yang dapat diakses oleh nelayan Situbondo Lampiran 9.c maka perahukapal motor ukuran 0 – 5 GT mempunyai peluang mengakses area dengan luas terkecil yaitu 0,10 km 2 unit, zona 5 – 10 GT mempunyai luasan 0,68 km 2 unit, perahukapal motor dengan kategori ukuran 10 – 20 GT berpeluang mengakses area paling luas yaitu 2,73 km 2 unit. Dari hasil perhitungan luas perairan yang diperlukan untuk kegiatan penangkapan ikan berdasarkan rata-rata luas operasi penangkapan dikalikan jumlah perahukapal motor Lampiran 9.d, dapat diketahui bahwa perahukapal motor PPI Tanjung Pecinan dengan kategori ukuran 10 -20 GT memerlukan area penangkapan paling luas yaitu 1.076,85 km 2 . Kondisi ini cukup beralasan karena berdasarkan parbandingan jumlah perahukapal motor yang ada di masing-masing PPI Lampiran 9.a maka PPI Tanjung Pecinan mempunyai jumlah perahukapal motor dengan kategori ukuran 10 – 20 GT paling banyak yaitu 394 unit, dibandingkan PPI Besuki yang hanya mempunyai 21 unit dan PPI Pondok Mimbo mempunyai 109 unit. Dengan memperhatikan area yang diperlukan untuk kegiatan penangkapan ikan pada setiap zona penangkapan berdasarkan luas rata-rata yang diperlukan untuk kegiatan penangkapan dan kategori perahukapal motor dibandingkan area yang ada pada masing-masing PPI, diketahu bahwa: a. PPI Besuki kekurangan area penangkapan seluas 14,85 km 2 dalam zona 4 – 10 km, yaitu dalam zona penangkapan ikan oleh perahukapal motor pada kategori ukuran 5 – 10 GT. b. PPI Tanjung Pecinan kekurangan area penangkapan paling luas kritis yaitu 508,60 km 2 pada zona 10 – 20 km untuk penangkapan ikan oleh perahukapal motor 10 – 20 GT, juga pada zona untuk penangkapan ikan oleh nelayan