Kesimpulan Pengelolaan zona penangkapan ikan OJ selat madura dan sekitamya dcngan pendekatan spasial dan temporal

144 3. Untuk memanfaatkan ZPPI di Selat Madura dan perairan sekitarnya, dikembangkan skenario kerjasama penangkapan ikan oleh nelayan Kabupaten Situbondo sebagai berikut : a. Nelayan Besuki yang menggunakan perahu motor 5 – 10 GT diarahkan melakukan kerjasama penangkapan ikan mengakses ZPPI virtual dalam zona 4 – 10 km sekitar PPI Probolinggo dan Tanjung Pecinan. b. Nelayan Tanjung Pecinan yang menggunakan perahu motor ukuran sampai 5 GT juga dengan ukuran 10 – 20 GT diarahkan melakukan kerjasama dengan nelayan lokal, masing-masing melakukan penangkapan mengakses ZPPI virtual dalam zona 0 – 4 km dan 10 – 20 km dalam zona PPI Besuki dan Pondok Mimbo c. Nelayan Pondok Mimbo perlu mengoptimalkan pemanfaatan ZPPI di sebelah utara, timur laut dan timur PPI Pondok Mimbo. Namun demikian, nelayan Pondok Mimbo akan menghadapi kendala dalam melakukan penangkapan ikan pada musim timur karena kendala angin kencang dan gelombang tinggi. Hanya nelayan dengan perahu motor 5 – 10 GT yang berpeluang melakukan kerjasama mengakses ZPPI virtual di sebelah timur dan timur laut PPI Tanjung Pecinan. d. Nelayan Besuki dan Tanjung Pecinan yang menggunakan perahu motor di atas 20 GT diarahkan melakukan kerjasama mengakses ZPPI virtual dalam zona di atas 20 km mulai sebelah utara Probolinggo sampai timur laut Pondok Mimbo. Pada waktu musim timur, diarahkan melakukan kerjasama dengan nelayan setempat mengakses ZPPI virtual di Laut Jawa antara utara Sampang sampai sebelah utara Pulau Raas. Melalui kerjasama penangkapan ikan regional kabupaten di sekitar Selat Madura dan sekitarnya, nelayan dapat mengakses ZPPI dalam unit spasial lebih banyak dalam rangka meningkatkan produktivitas dan pengelolaan ikan hasil tangkapan untuk peningkatan kesejahteraan nelayan dan pembangunan perikanan tangkap Kabupaten Situbondo. 145

7.2 Saran

Sebagai penutup dari disertasi ini disampaikan saran yang diharapkan dapat ditindak lanjuti oleh pihak pemangku kepentingan di Kabupaten Situbondo atau penelitian lainnya, sebagai berikut : 1. Perlu mengembangkan dan menerapkan informasi spasial ZPPI dengan menggunakan data SPL dan kandungan klorofil-a yang diperoleh dari penginderaan jauh MODIS, karena data SPL dan klorofil-a mempunyai resolusi spasial dan diperoleh pada waktu yang sama. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut termasuk kerjasama dengan instansi terkait dan perguruan tinggi untuk meningkatkan akurasi informasi spasial ZPPI berdasarkan data satelit penginderaan jauh dengan menggunakan parameter oseanografi yang lebih lengkap seperti : sumberdaya ikan, arus, klimatologi, ketinggian muka air laut SSH untuk wilayah perairan laut yang luas, serta untuk karakteristik perairan laut yang berbeda. 3. Pemerintah Kabupaten Situbondo selayaknya memfasilitasi kerjasama perikanan tangkap terpadu dengan kabupaten Probolinggo, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Banyuwangi, dan Provinsi Jawa Timur. Kerjasama antar Pemerintah Daerah ini tidak terbatas pada akses zona penangkapan ikan, tetapi juga termasuk pembangunan jaringan industri perikanan yang melibatkan sub-sistem penangkapan ikan yang berpusat di tepian selatan Selat Madura diantaranya adalah Situbondo dan sub-sistem pengolahan ikan yang saat ini berpusat di Banyuwangi. 146 8 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2002. Laporan Kegiatan Sosialisasi dan Penerapan Informasi Zona Potensi Ikan di Kota Bengkulu . Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi Penginderaan Jauh, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 53 halaman. Anonim. 2002. Laporan Kegiatan Sosialisasi dan Penerapan Informasi Zona Potensi Ikan di Kabupaten Badung, Bali Selatan . Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi Penginderaan Jauh, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 63 halaman. Anonim. 2002. Laporan Kegiatan Sosialisasi dan Penerapan Informasi Zona Potensi Ikan di Kabupaten Kota Pekalongan . Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi Penginderaan Jauh, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. 66 halaman. Bappenas. 2004. Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu di Indonesia. Jakarta. 98 halaman. Barnes R. S. K., and R. N. Hughes. 1988. An Introduction to Marine Ecology. Bintoro G. 2005. Pemanfaatan Berkelanjutan Sumberdaya Ikan Tembang Sardinella Funbriata Valenciennes, 1847 di Selat Madura Jawa Timur . Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. 291 halaman. BPS dan Bappeda Tingkat II Situbondo. 1996. Situbondo Dalam Angka 1996. 293 halaman. Brandt A.V. 1984. Fish Catching Methods of the World. Fishing News Books Ltd. Farnham – Surrey – England. 418 halaman. Dahuri R., Rais J., Ginting S.P., dan Sitepu J. 1996. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu . Jakarta. 292 halaman. Dahuri R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut, Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia . Jakarta. 412 halaman. Dahuri R. 2003. Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan. Jakarta. 233 halaman.