ZPPI bulanan pada peraian sekitar Selat Madura

97 Februari di perairan Laut Jawa bergeser lebih ke arah timur laut dibandingkan bulan sebelumnya, tersebar antara utara Bangkalan sampai timur laut Kangean. Pada awal musim peralihan pertama yaitu bulan Maret, ZPPI tersebar di perairan Laut Jawa sebelah utara Kepulauan Madura, terkonsentrasi dalam antara utara Bangkalan sampai barat laut Kangean. ZPPI pada bulan April di perairan Laut Jawa, tersebar sebelah utara Pulau Madura terkonsentrasi dalam selang antara utara Sokabana sampai Pasongsongan, serta antara Karanglanggar sampai barat laut pulau Kangean. Sebaran ZPPI pada bulan Mei, tersebar mulai sebelah selatan pulau Raas sampai ke sebelah selatan Kangean, di perairan sebelah utara Pulau Madura terdapat mulai utara Sokabana sampai Karanglanggar. Sebaran ZPPI pada awal musim timur yaitu bulan Juni, berada di perairan Laut Jawa sebelah utara pulau Madura mengalami pergeseran ke sebelah barat, menyebar mulai dari sebelah utara Bangkalan sampai ke sebelah utara pulau Kangean dan Sumenep, terkonsentrasi antara utara Sokabana sampai Karang- langgar. Sebaran ZPPI pada bulan Juli tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan bulan Juni. Penyebaran ZPPI di Selat Madura bersambung ke perairan di Laut Bali sebelah utara sampai ke bagian timur Laut Bali. Sebaran ZPPI di perairan sebelah utara Pulau Madura terdapat di perairan sekitar Sokabana sampai Pasongsongan dan sebelah utara Karanglanggar. Sebaran ZPPI pada bulan Agustus di perairan sebelah utara Pulau Madura mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya. ZPPI terdapat di perairan utara Sokabana, sebelah utara Pasongsongan, sebelah utara Karanglanggar, serta beberapa ZPPI yang menyebar mulai sebelah timur laut pulau Raas sampai Kangean. Pada awal musim peralihan kedua yaitu bulan September, sebaran ZPPI di perairan sebelah utara Pulau Madura juga mengalami penurunan. ZPPI terdapat di perairan utara Pasongsongan, sebelah utara Karanglanggar, serta di sebelah utara Pulau Sepudi. Terdapat sebaran ZPPI antara sebelah utara pulau Raas sampai timur laut Kangean. Sebaran ZPPI pada bulan Oktober, terdapat di perairan laut sebelah utara Pulau Madura, terdapat di perairan utara Sokabana sampai Pasongsongan, juga terdapat ZPPI di sebelah utara pulau Sepudi. Pada bulan November, konsentrasi ZPPI di perairan laut sebelah utara Pulau Madura terdapat di perairan sebelah utara Sokabana, Pasongsongan, dan pulau Sepudi Tabel 19. 98 Tabel 19 Posisi ZPPI bulanan di Perairan Sekitar Selat Madura Posisi satuan spasial ZPPI Bulan Bujur Timur Lintang Selatan ArahPosisi dari PPI Terdekat 113 00’ 113 20’ 6 20’ 6 40’ Sokabana 113 20’ 113 50’ 6 10’ 6 30’ Pasongsongan 114 00’ 114 10’ 6 20’ 6 50’ Karanglanggar 114 20’ 114 30’ 6 20’ 6 50’ Pulau Sapudi Desember 114 40’ 114 50’ 6 20’ 6 50’ Pulau Raas 113 20’ 113 30’ 6 00’ 6 20’ Sokabana 113 30’ 113 50’ 6 30’ 6 50’ Pasongsongan 113 50’ 114 20’ 6 30’ 6 50’ Karanglanggar Januari 114 40’ 114 40’ 6 50’ 7 00’ Pulau Raas Februari 113 00’ 113 30’ 6 40’ 6 50’ Sokabana 114 10’ 114 30’ 6 40’ 6 50’ Pulau Sepudi 114 30’ 115 00’ 6 30’ 6 40’ Pulau Raas 115 10’ 116 00’ 6 20’ 6 30’ Kangean 112 50’ 113 10’ 6 30’ 6 50’ Pasongsongan 113 20’ 113 50’ 6 20’ 6 50’ Sokabana 113 00’ 114 10’ 6 20’ 7 00’ Karanglanggar 114 30’ 115 00’ 6 30’ 6 50’ Pulau Raas Maret 115 20’ 115 40’ 6 30’ 6 50’ Pulau Kangean 115 00’ 115 20’ 7 30’ 7 50’ Singaraja 113 10’ 113 40’ 6 30’ 6 40’ Sokabana 113 50’ 114 10’ 6 20’ 7 10 Karanglanggar April 114 30’ 115 10’ 6 20’ 7 10 Pulau Raas 113 10’ 113 40’ 7 30’ 7 40’ Sokabana 113 50’ 114 00’ 6 20’ 6 50’ Pasongsongan 113 50’ 114 00’ 6 20’ 6 50’ Sumenep 114 10’ 114 30’ 6 30’ 7 00’ Pulau Raas Mei 115 10’ 115 30’ 6 00’ 6 30’ Kalisangka 113 20’ 113 40’ 6 20’ 6 40’ Sokabana 113 50’ 114 10’ 6 30’ 6 40’ Karanglanggar Juni 115 00’ 115 10’ 6 20’ 6 50’ Kangean 113 00’ 113 30’ 6 20’ 6 40’ Sokabana 113 30’ 113 50’ 6 20’ 6 40’ Pasongsongan Juli 114 00’ 114 30’ 6 30’ 6 40’ Karanglanggar 113 20’ 113 30’ 6 20’ 6 40’ Sokabana 113 40’ 113 50’ 6 30’ 6 50’ Pasongsongan 114 00’ 114 20’ 6 30’ 6 50’ Karanglanggar Agustus 114 40’ 115 00’ 6 30’ 6 50’ Pulau Raas 113 30’ 113 40’ 6 30’ 6 50’ Sokabana 113 50’ 114 00’ 6 20’ 6 50’ Pasongsongan September 114 20’ 114 30’ 6 30’ 7 00’ Karanglanggar 113 00’ 113 20’ 6 10’ 6 30’ Sokabana 113 30’ 113 50’ 6 00’ 6 40’ Pasongsongan Oktober 114 10’ 114 40’ 6 20’ 6 40’ Pulau Sepudi 113 00’ 113 20’ 6 10’ 6 40’ Sokabana 113 20’ 113 40’ 6 10’ 6 40’ Pasongsongan 114 10’ 114 30’ 6 20’ 6 50’ Pulau Sapudi 114 30’ 114 50’ 6 20’ 6 40’ Pulau Raas November 115 00’ 115 10’ 6 30’ 6 50’ Pulau Kangean 99 6 PEMBAHASAN

6.1 Kondisi Selat Madura dan Perairan Sekitarnya

Faktor kondisi perairan yang menjadi perhatian utama dalam penelitian tentang penentuan ZPPI dan kegiatan penangkapan ikan ini adalah SPL, kandungan klorofil-a, angin dan gelombang, serta kedalaman perairan bathymetry. Wilayah perairan yang menjadi titik berat bahasan adalah Selat Madura dan sekitarnya yang meliputi Laut Bali bagian barat, Selat Bali bagian utara, dan Laut Jawa bagian timur sebelah utara kepulauan Madura. Selat Madura bagian timur berhadapan langsung dengan perairan Laut Bali bagian barat dan Selat Bali bagian utara. Selat Madura bagian timur juga dipengaruhi oleh kondisi perairan Laut Jawa melalui selat-selat sempit di antara Pulau Madura dengan Pulau Sepudi, Pulau Raas dan Pulau Kangean, serta perairan yang terbuka di sebelah timur Pulau Kangean. Sebaran SPL dan konsentrasi klorofil-a yang berubah-ubah menyebabkan perubahan lokasi dan waktu terjadinya thermal front yang merupakan indikator utama dalam penentuan ZPPI. Selat Madura termasuk dalam kategori perairan dangkal dan semi tertutup sehingga perbedaan suhu baik secara horizontal pada kawasan yang agak luas maupun vertikal sampai kedalaman tertentu bahkan dasar perairan tidak terlalu besar. Hal ini dibuktikan dengan pengukuran langsung yang menunjukkan bahwa kisaran suhu di Selat Madura mendatar 26,5 – 30 o C Bintoro, 2005. Selama ini sudah menjadi istilah umum bahwa musim barat adalah “neraka” bagi kegiatan penangkapan ikan, namun Selat Madura berada dalam kondisi yang sebaliknya. Angin yang datang dari arah barat dan barat laut terhalang oleh dataran kabupaten Surabaya dan Gresik di Pulau Jawa serta kabupaten Bangkalan di Pulau Madura, sehingga Selat Madura berada dalam kondisi tenang dan sangat kondusif bagi kegiatan penangkapan ikan. Karena posisi geografisnya maka perairan Selat Madura tidak banyak dipengaruhi oleh angin yang datang dari arah selatan dan barat daya karena terhalang oleh pegunungan dan dataran tinggi di bagian tengah yang terdapat di Jawa Timur Pegunungan Semeru, Bromo, Argopuro dan Raung. Angin yang datang dari arah utara terhalang oleh daratan Format t ed: Swedish Sweden 100 Pulau Madura, sedangkan yang datang dari arah timur laut pengaruhnya menjadi berkurang karena terhalang oleh dataran kepulauan di sebelah timur Pulau Madura Sumenep, Raas, Sepudi dan Kangean. Angin yang besar pengaruhnya terhadap Selat Madura datang dari arah timur, berlangsung pada periode mulai dari bulan Juni hingga September. Gelombang di Selat Madura pada musim timur lebih tinggi dari gelombang pada periode waktu lainnya Santos, 2005. Tinggi gelombang di selat ini sangat tergantung pada perbedaan tekanan udara dan jarak tempuh angin Nontji, 2002. Kegiatan penangkapan ikan di Selat Madura bagian timur terutama antara timur laut sampai tenggara Pondok Mimbo selama musim angin dari timur mengalami hambatan paling tinggi. Sedangkan angin dari arah tenggara yang kecepatannya dapat mencapai di atas 17 knot, terhalang oleh pegunungan antara Situbondo dan Banyuwangi serta daratan dan pegunungan di Pulau Bali sehingga pengaruhnya bagi Selat Madura menjadi sangat berkurang.

6.1.1 SPL, klorofil-a, angin, gelombang, dan arus

Kondisi oseanografi pada bulan Desember yang merupakan awal musim barat tergolong sangat baik untuk kegiatan penangkapan ikan di Selat Madura. Pada bulan tersebut thermal front terjadi pada pertemuan antara massa air dalam kisaran SPL 26 o - 30 o C. Kandungan klorofil dalam kisaran 0,1 – 0,8 mgm 3 , angin dominan dari arah barat dengan kecepatan maksimum 7 – 10 knot dan tinggi gelombang rata-rata kurang dari 0,5 m. Kondisi umum tersebut sesuai dengan hasil pengamatan lapangan pada bulan Desember 2003 pada beberapa stasiun di Oyong sebelah tenggara Sampang, bahwa suhu permukaan dalam kisaran 27,0 o – 27,5 o C. Arus laut mayoritas dari arah barat dan kadang-kadang dari utara dengan kecepatan maksimum 0,18 mdetik dan rata-rata 0,08 mdetik Santos, 2005. Kisaran SPL tersebut juga masih sesuai dengan hasil pengukuran suhu permukaan laut pada kawasan yang dangkal di bagian barat menunjukkan kisaran 28,0 o – 28,82 o C Bintoro, 2002. Kondisi lingkungan Selat Madura bagian timur dengan SPL yang memungkinkan adanya thermal front dan kandungan klorofil-a dalam kisaran tersebut sesuai untuk habitat ikan pelagis kecil, seperti layang dan kembung Widodo, 2003. Kondisi oseanografi Selat Madura selama bulan Desember tersebut sangat menguntungkan bagi kegiatan