Manfaat Penelitian Kerangka Penelitian

Gambar 1.1 Bagan alir penelitian Keragaman genetik lada varietas Ciinten rendah Induksi keragaman pada benih lada melalui iradiasi sinar gamma Penentuan LD 20 dan LD 50 Mengetahui respon radiosensitivitas, morfologi dan anatomi Analisis keragaman secara morfologi dan anatomi Kandidat mutan putatif MP Analisis keragaman dengan penanda morfologi dan SSR Keragaman genetik lada meningkat Induksi keragaman pada benih lada fase benih dengan radikula melalui iradiasi sinar gamma Penentuan LD 20 dan LD 50 Mengetahui respon radiosensitivitas, morfologi dan anatomi Kandidat mutan putatif MP Seleksi ketahanan terhadap busuk pangkal batang Tanaman tahan Analisis keragaman secara morfologi dan anatomi 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tumbuhan Klasifikasi tanaman lada menurut taksonomi secara rinci adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Class : Dicotyledoneae Ordo : Piperales Familia : Piperaceae Genus : Piper Spesies : Piper nigrum L. Genus Piper ditemukan oleh Linnaeus dan memiliki banyak spesies. Sekitar 600 –2.000 spesies di antaranya tersebar di daerah tropis. Dari jumlah tersebut, terdapat beberapa spesies yang telah dibudidayakan Rukmana 2003 dan memiliki nilai ekonomi tinggi, antara lain lada Piper nigrum L. Beberapa varietas lada yang dikembangkan di Indonesia antara lain Petaling 1, Petaling 2, Natar 1, Natar 2, Chunuk, Lampung Daun Kecil LDK Nuryani et al. 1993, Bengkayang, Malonan1 Rostiana et al. 2015 dan Ciinten Bermawie et al. 2015b.

2.2 Syarat Tumbuh

Lada merupakan jenis tanaman tropis sehingga hanya dapat dikembangkan di daerah tropis. Faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan lada harus diketahui supaya berhasil dalam pengembangannya. Persyaratan tumbuh yang cocok untuk tanaman lada adalah sebagai berikut : 2.2.1 Iklim Tanaman lada dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah yang memiliki tipe iklim A, B dan C. Menurut Schmidt Ferguson, tipe A merupakan iklim amat basah 0 –1.5 bulan kering, tipe B merupakan iklim basah 1.5 –3 bulan kering dan tipe C iklim agak basah 3-4.5 bulan kering. Dengan Curah hujan 2.000-3.000 mmtahun. Suhu udara 20 o C minimum hingga 34 o C maksimum dengan kisaran suhu terbaik antara 20-27 o C pada pagi hari, 26-32 o C pada siang hari dan 24-30 o C pada sore hari, dan kelembaban udara 50 - 100 Syakir 2002.

2.2.2 Lahan

Tekstur tanah yang sesuai untuk tanaman lada adalah liat berpasir. Penanaman lada masih terpusat di daerah Lampung, Pulau Bangka, dan Kalimantan Barat dengan jenis dan sifat tanah yang berlainan. Lada umumnya tumbuh baik pada tanah podsolik, andosol, latosol, dan granosol dengan tingkat kesuburan dan drainase yang baik. Drainase yang kurang baik dapat mengakibatkan jamur tumbuh dan berkembang lebih cepat. Jenis dan sifat tanah, pertumbuhan dan produktivitas lada dipengaruhi oleh kedalaman air tanah Rismunandar Riski 2007.

2.3 Deskripsi Tanaman Lada

Lada secara morfologi tergolong tanaman dimorfik yang memiliki dua macam sulur yaitu sulur panjat Orthotropic climbing shoot dan sulur buah Axillary plagiotropic fruiting branches, sedangkan pada lada perdu hanya memiliki sulur buah saja. Berdasarkan morfologinya perbedaan yang jelas antara sulur panjat dan sulur buah yaitu sulur panjat memiliki akar lekat hold fast, sedangkan sulur buah tidak memilikinya. Sulur panjat secara fisiologi memiliki sifat negatif fototrof, sedangkan sulur buah bersifat fototrof Syakir 2002.

2.3.1 Akar

Lada termasuk anggota tanaman dikotil. Benihnya akan tumbuh membentuk akar lembaga dan berkembang menjadi akar tunggang. Akar lada akan terbentuk pada buku-buku di ruas batang pokok dan cabang. Berdasarkan peranannya, akar lada dibagi menjadi dua jenis walaupun pada dasarnya hanya satu jenis. Kedua akar tersebut ialah akar yang tumbuh dari buku didalam tanah dan di atas tanah. Akar yang tumbuh dari buku didalam tanah akan membentuk akar lateral dan berfungsi sebagai pengisap zat makanan feeding roots. Akar yang tumbuh dari buku di atas tanah berfungsi sebagai pelekat untuk menopang batang pokok dan menjalar pada tiang atau pohon penunjang. Akar lateral dengan akar serabut yang tebalnya sekitar 30 cm berada di dalam lapisan tanah bagian atas top soil dan dapat masuk kedalam tanah 1 –2 meter. Jumlah akar lateral rata-rata 10 –20 buah dengan panjang 3–4 meter, tergantung kesuburan tanah. Perakaran lada sangat sensitif terhadap genangan air yang berkepanjangan Wahid 1996. Menurut Bermawie et al. 2015b akar lada pada varietas Ciinten memiliki jumlah akar banyak dan daya lekat tinggi.

2.3.2 Batang

Tanaman lada memiliki satu batang pokok dengan dua macam cabang dimorphicy. Cabang tersebut ialah cabang orthotropis vertikal dan cabang plagiotropis horisontal. Cabang orthotropis tumbuh membentuk kerangka dasar pohon lada hingga berdiameter 4 - 6 cm, mengayu dan beruas dengan panjang rata-rata 5 - 12 cm. Cabang plagiotropis dengan akar pelekat terbentuk dari buku antar ruas yang pertumbuhannya agak membengkak. Dari buku tersebut tumbuh sehelai daun dan kuntum yang selanjutnya tumbuh menjadi cabang. Kedua jenis cabang tersebut akan membentuk percabangan Wahid 1996. Bermawie et al. 2015b menyatakan bahwa lada Ciinten memiliki batang tua berwarna coklat, warna batang muda berwarna hijau, panjang ruas 7.63  1.32 cm, percabangan polimorfik, diameter ruas 10.00  3.56 mm, memiliki sulur gantung serta sulur cacing yang sedikit.

2.3.3 Daun

Daun lada bervariasi bentuknya tergantung varietasnya. Umumnya berbentuk bulat telur dengan pucuk meruncing, tunggal, bertangkai panjang, dan membentuk aluran dibagian atasnya, berwarna hijau tua, bagian atas berkilauan,