Simpulan Peningkatan Keragaman Genetik Lada (Piper Nigrum L) Varietas Ciinten Melalui Iradiasi Sinar Gamma Dan Seleksi Terhadap Penyakit Busuk Pangkal Batang (Bpb)

5 SELEKSI TANAMAN LADA Piper nigrum L. VARIETAS CIINTEN HASIL IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG BPB Abstrak Lada merupakan tanaman introduksi dan selalu diperbanyak secara vegetatif, sehingga keragaman genetiknya sempit. Salah satu cara untuk meningkatkan keragaman genetik adalah melalui iradiasi sinar gamma. Keragaman genetik yang tinggi penting untuk menghasilkan varietas baru, khususnya untuk pemuliaan ketahanan terhadap infeksi Phytophthora capsici. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman genetik mutan putatif lada varietas Ciinten hasil iradiasi sinar gamma terhadap penyakit busuk pangkal batang. Bahan tanaman yang digunakan adalah dua puluh tujuh mutan putatif lada dan kontrol. Daun dari masing masing mutan di inokulasi dengan P. capsici, kemudian diinkubasi selama 72 jam dalam kotak plastik. Masing-masing perlakuan terdiri dari tiga ulangan. Bercak daun yang timbul akibat inokulasi di ukur menggunakan Leaf Areameter. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL dengan satu faktor yaitu mutan putatif lada, hasil uji F adalah berbeda nyata, sehingga diuji lanjut dengan uji Dunnet pada taraf 5. Terdapat 14 mutan yang memiliki luas bercak 1 mm 2 , tetapi hanya 10 mutan yang memiliki nilai luas bercak daun yang berbeda nyata dengan kontrol. Sembilan mutan memiliki nilai luas bercak daun lebih rendah dibandingkan kontrol pada kisaran 0.17-0.60 mm 2 yaitu MP11, MP16, MP17, MP18, MP19, MP20, MP23, MP25, MP26 sehingga termasuk kategori sangat tahan, sedangkan satu mutan putatif memiliki nilai luas daun lebih tinggi dibandingkan kontrol yaitu MP 2 6.34 mm 2 termasuk kategori sangat peka. Berdasarkan klasifikasi terdapat 14 mutan putatif bersifat sangat tahan, 6 mutan putatif bersifat tahan, 5 mutan putatif yang bersifat moderat tahan seperti kontrol, serta dua individu lainnya bersifat sangat peka terhadap P.capsici. Iradiasi sinar gamma dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit yaitu busuk pangkal batang. Kata kunci: Luas bercak, Ciinten, ketahanan, P. capsici Abstract Black pepper is an introduced and has always been propagated vegetatively, so has narrow genetic base. One way to increase the genetic diversity was through gamma ray irradiation. High genetic diversity necessary to generate new varieties, especially for resistance breeding to foot rot disease This study aims to determine the genetic diversity of the putative mutant black pepper varieties Ciinten resulted from gamma ray irradiation against foot rot diseases. The plant material used was twenty-seven black pepper putative mutants and control. Leaves of each mutant was inoculated with P. capsici, then incubated for 72 hours in a plastic box. Each treatment consisted of three replicates. Leaf spots caused by the inoculation is measured using Areameter Leaf. The experimental design used a completely randomized design CRD with one factor,i.e. black pepper putative mutants. If F test were significantly different, further testing will be carried out using Dunnet test at 5 level. There were 14 mutants that have leaf necroselesion area 1 mm 2 , but only 10 mutants that have broad leaf necrose area and significantly different from control. Nine mutants possessed leaf necrose size lower than the control, in the range of 0.17-0.60 mm 2 that MP11, MP16, MP17, MP18, MP19, MP20, MP23, MP25, MP26 thus categorized as highly resistant. One putative mutant has leaf necrose area higher than the control, namely MP 2 6.34 mm 2 and was indicated as highly sensitive category. Based on the classification, there were 14 putative mutants highly resistant, six putative mutants resistant, and five putative mutants were moderately resistant such as control, while two other individuals were very sensitive to P.capsici. Gamma ray irradiation can increase plant resistance to foot rot disease. Keywords: Necrose leaf size, Ciinten, Resistance, P. capsici

5.1 Pendahuluan

Lada Piper nigrum L. merupakan tanaman yang buahnya berfungsi sebagai bumbu masakan, obat herbal, anti bakteri, dan anti oksidan. Kebutuhan lada dunia mencapai 350 ribu tontahun. Kontribusi Indonesia sebagai pengekspor lada mencapai 29 dari kebutuhan dunia, terbesar kedua setelah Vietnam. Produksi lada putih dan hitam di Indonesia tahun 2012 mencapai 72.000 ton, 87 diekspor IPC 2013. Salah satu kendala dalam budidaya lada adalah penyakit busuk pangkal batang BPB yang disebabkan oleh Phytophthora capcisi Muller 1937. Serangan pada daun akan menimbulkan bercak yang meluas keseluruh permukaan daun, sedangkan serangan pada pangkal batang dan akar dapat menyebabkan tanaman mati Manohara et al. 2005, sehingga menyebabkan kehilangan hasil yang cukup besar. Usaha pengendalian penyakit pada pertanaman lada banyak ditekankan pada pengaturan kondisi lingkungan, khususnya tanah, agar tidak sesuai bagi perkembangan P. capsici, secara kimia, penggunaan agensia hayati Wahyuno et al. 2003, 2007b; dan pengaturan kultur teknis dengan pemberian bahan organik dan nutrisi yang cukup pada tanaman lada untuk meningkatkan ketahanan tanaman Manohara et al. 2005. Cara pengendalian tersebut belum cukup efektif untuk mengendalikan BPB di lapang. Sebagian besar petani lada mempunyai keterbatasan modal, sehingga tidak dapat merawat kebunnya dengan baik apabila harga lada rendah. Oleh karena itu, diperlukan usaha pengendalian tambahan agar kerusakan yang disebabkan oleh P. capsici dapat diminimalisasi. Ada tiga faktor yang menentukan perkembangan penyakit tanaman, yaitu lingkungan yang mendukung, patogen, dan tanaman inang Lucas 2004. Dari ketiga faktor tersebut, tanaman inang perlu mendapat perhatian yang lebih besar seiring dengan usaha pelepasan varietas lada yang berproduksi tinggi dan tahan penyakit BPB Setiyono et al. 2005. Ciinten adalah salah satu varietas unggul lada yang telah dilepas Balittro Bermawie et al. 2015b, mempunyai malai panjang dan ukuran biji lebih besar Setiyono Udarno 2011, hasil per pohon, malai per tanaman, jumlah biji per malai, bobot dan panjang tangkai malai lebih tinggi dibanding lada varietas Petaling-1 Bermawie et al. 2013. Namun hasil pengujian secara in vitro varietas Ciinten ini termasuk moderat tahan terhadap penyakit BPB sehingga diperlukan perbaikan varietas untuk meningkatkan karakter tersebut. Lada diperbanyak secara vegetatif sehingga keragaman genetiknya sempit. Salah satu cara untuk meningkatkannya adalah dengan induksi mutasi. Pemuliaan mutasi telah berhasil meningkatkan keragaman genetik pada tanaman yang diperbanyak dengan biji maupun vegetatif seperti nilam Kadir et al. 2007, tebu Suhesti 2013, rimpang jahe Bermawie et al. 2015a. Induksi mutasi telah dilakukan pada lada varietas Ciinten baik pada fase benih maupun fase benih dengan radikula. Dua puluh tujuh mutan putatif telah diperoleh yang menunjukkan perbedaan pada karakter morfologi dan molekuler dengan varietas asal, sehingga diharapkan memiliki respon yang berbeda terhadap serangan penyakit busuk pangkal batang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat ketahanan mutan putatif terhadap penyakit busuk pangkal batang melalui inokulasi secara in vitro.

5.2 Bahan Dan Metode

5.2.1 Tempat dan Waktu

Kegiatan dilakukan sejak bulan September-Desember 2015. Pengujian ketahanan daun mutan lada terhadap infeksi P. capsici dilakukan di laboratorium Proteksi, Balittro. 5.2.2 Bahan dan Alat Bahan tanaman yang digunakan adalah daun dari mutan tanaman lada varietas Ciinten hasil iradiasi sinar gamma. Daun yang digunakan yaitu daun ketiga, keempat dan kelima pada fase benih dan fase benih dengan radikula hasil iradiasi sinar gamma Tabel 5.1. Tabel 5.1 Populasi mutan putatif lada varietas Ciinten hasil iradiasi sinar gamma Dosis Iradiasi Kode Mutan putatif lolos seleksi morfologi Jumlah Fase Benih 0 Gy Kontrol I.0.18 1 Fase Benih 25 Gy MP10B.I.25.14, MP11B.I.25.16, MP20B.II.25.1, MP21B.II.25.2, MP22B.II.25.6, MP23B.II.25.26, MP24B.III.25.6, MP25B.III.25.9, MP26B.III.25.17, MP27B.III.25.28 10 Fase Benih 50 Gy MP12B.I.50.1, MP13B.I.50.2, MP14B.I.50.7, MP15B.I.50.10, MP16B.I.50.13, MP17B.I.50.16, MP18B.I.50.17, MP19B.I.50.18 8 Fase Benih dengan radikula 25 Gy MP1R.I.D1.3, MP2R.I.D1.4, MP3R.I.D1.5, MP4R.I.D1.13, MP5R.II.D1.3, MP6R.II.D1.5, MP7R.II.D1.11, MP8R.III.D1.8, MP9R.III.D1.12 9 Total 28 Keterangan: MP Mutan Putatif, B =fase benih, R =fase benih dengan radikula