misalnya pada tunas, biji, dan bagian tanaman yang lain. Secara molekuler mutasi terjadi karena adanya perubahan urutan sequence nukleotida DNA kromosom
yang menyebabkan terjadinya perubahan pada protein yang dihasilkan Poespodarsono 1988.
Mutasi dapat terjadi secara alami spontan dan secara buataninduksi. Mutasi alami berasal dari radioaktif dan sinar kosmik serta pengaruh temperatur.
Peluang terjadi mutasi alami di alam sangat kecil yaitu sekitar 10
-7
-10
-6
IAEA 1997. Mutasi induksi merupakan mutasi buatan yang terjadi melalui campur
tangan manusia. Mutasi ini dilakukan untuk meningkatkan peluang terjadinya mutasi sehingga menghasilkan perubahan sifat yang diinginkan. Agen atau bahan
yang menyebabkan terjadinya mutasi induksi disebut dengan mutagen. Mekanisme mutasi induksi yaitu mutagen merusak DNA inti kemudian selama
proses perbaikan, perubahan terjadi secara acak dan dapat diwariskan pada generasi berikutnya. Mutagen terdiri dari mutagen fisik dan mutagen kimia
Simmonds 1979. Poespodarsono 1988 mengelompokkan mutagen dalam tiga golongan yaitu mutagen kimia, mutagen fisik iradiasi dan mutagen non radiasi.
2.4.1 Mutagen Kimia
Mutagen kimia merupakan salah satu penyebab mutasi pada makhluk hidup yang berasal dari senyawa kimia seperti etil metan sulfonat EMS, dietil
sulfat DES, metil metan sulfonat MMS, natrium azida Talebi et al. 2012. Mutagen ini umumnya menghasilkan mutasi induksi yang menyebabkan substitusi
pasangan basa yang mengakibatkan perubahan asam amino. Perubahan ini mengubah fungsi protein tetapi tidak menghapus fungsinya.
Bidabadi et al. 2012 menyatakan bahwa perlakukan berbagai dosis 150, 200 dan 250 mM dan periode waktu 30 dan 60 menit dari EMS pada tunas
pucuk dapat meningkatkan variasi pada pisang Musa spp.. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata jumlah tunas per eksplan, kelangsungan hidup ,
dan bobot segar tunas pucuk dipengaruhi oleh dosis EMS dan memberikan perbedaan yang signifikan pada jangka waktu perlakuan. Perlakuan 60 menit250
mM dan 30 menit200 mM menunjukkan peningkatan maksimal dalam produksi eksplan aktif. Persentase variasi fenotipe yang berasal menunjukkan peningkatan
sebesar 10-14 setelah tiga bulan kultur, dengan perlakuan 60 menit200 mM dan 30 menit250 mM perlakuan EMS dibandingkan dengan kontrol. Talebi et al.
2012 menyatakan nilai LD
25
dan LD
50
diamati berdasarkan pada pengurangan pertumbuhan benih setelah perlakuan konsentrasi EMS 0.25 dan 0.50 untuk
variasi padi MR219. Kolkisin juga dapat menyebabkan mutasi. Kolkisin merupakan senyawa
alkaloid yang diproduksi oleh Colchicum autumnale, yang mengganggu pembentukan mikrotubulus selama pembelahan sel pada fase metafase dan
menghambat anafase, sehingga mengakibatkan jumlah kromosom tidak tereduksi sebelum pembelahan sel. Penggunaan kolkisin dewasa ini sering digunakan untuk
mendorong terjadinya mutasi, sehingga terjadi perubahan bentuk, ukuran, dan jumlah kromosom, baik pengurangan maupun penambahan jumlah kromosom.
Untuk menginduksi mutasi, maka dibutuhkan konsentrasi kolkisin yang sesuai agar peluang terjadinya mutasi semakin besar Suminah et al. 2002.
Perendaman jahe putih besar dengan kolkisin 0.25-0.50 selama 3-6 jam dapat mengubah
jumlah kromosom menjadi poliploid dengan jumlah kromosom yang bervariasi,