Daun Deskripsi Tanaman Lada

dan bagian bawah pucuk dengan titik-titik kelenjar. Berdasarkan letak tumbuhnya bentuk daun lada beraneka ragam, daun pada batang bagian atas berbeda dengan daun pada batang bagian bawah Wahid 1996. Warna daun tua pada lada varietas Ciinten yaitu Hijau tua YGG 147 A, warna daun muda yaitu Hijau muda YGG 145 A, dan warna seludang yaitu hijau kemerahan Bermawie et al. 2015b.

2.3.4 Bunga

Bunga organum reproductivum berbentuk malai, agak menggelantung, panjang malai bervariasi dari 3-25 cm, tergantung varietas. Panjang malai varietas Ciinten sebesar 11.44 1.11 cm, bobot malai masak 10.912.01 gram. Malai tidak bercabang, berporos tunggal, dan terdapat sekitar 150 bunga kecil. Malai tumbuh berhadapan dengan daun dari cabang atau ranting plagiotropis. Bunga lada dapat berupa uniseksual, yaitu monoecious berumah satu dan dioecious berumah dua. Monoecious yaitu pada satu tanaman terbentuk bunga betina dan bunga jantan secara terpisah. Bila bunga jantan dan bunga betina berada dalam satu bunga sehingga disebut tanaman hermaphrodit. Tanaman dioecious yaitu masing-masing bunga jantan dan bunga betina berada terpisah pada pohon yang berlainan. Bunga lada tumbuh dalam ketiak, kelopak berdaging, tidak bermahkota, benang sari sebanyak 2 - 4 helai, berukuran panjang 1 mm, dan terletak di kanan dan kiri bakal buah Wahid 1996. Bunga lada varietas Ciinten memiliki warna malai krem kehijauan YGG 149 A dan arah malai yang menggantung Bermawie et al. 2015b.

2.3.5 Buah

Buah lada tidak bertangkai, berbenih tunggal, berbentuk bulat, berdiameter 4 –6 mm, dan berdaging. Buah lada berukuran rata-rata 3-4 mm. Embrionya sangat kecil. Berat 100 benih lada sekitar 3-8 gram dengan rata-rata berat normal buah 4.5 gram Wahid 1996. Jumlah buah per malai bervariasi, pada varietas lada Ciinten 79.23 14.47, ukuran buahnya besar dan aromanya kuat. Berat 1000 butir buah segar g sebesar 155.2  9.66 gram. Kulit buah lada berwarna hijau saat masih muda dan akan berubah warna menjadi kuning orange atau merah setelah masak. Buah yang berkulit hijau akan menjadi kehitaman setelah dijemur dibawah terik sinar matahari, dan disebut lada hitam. Buah yang dipanen setelah masak, direndam kemudian dikupas kulitnya lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, dan disebut lada putih Bermawie et al. 2015b.

2.4 Pemuliaan Mutasi

Mutasi merupakan perubahan pada materi genetik suatu organisme yang terjadi secara acak, dan merupakan dasar bagi sumber variasi organisme hidup yang bersifat terwariskan heritable. Teknik mutasi merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan keragaman genetik suatu tanaman Ahloowalia et al. 2004, karena dengan mutasi dapat memunculkan fenotipe mutan yang berbeda dengan fenotipe tetuanya dan bersifat mewaris heritable Nasir 2002. Mutasi dapat terjadi pada setiap bagian tanaman dan fase pertumbuhan tanaman, namun lebih banyak terjadi pada bagian yang sedang aktif mengalami pembelahan sel, misalnya pada tunas, biji, dan bagian tanaman yang lain. Secara molekuler mutasi terjadi karena adanya perubahan urutan sequence nukleotida DNA kromosom yang menyebabkan terjadinya perubahan pada protein yang dihasilkan Poespodarsono 1988. Mutasi dapat terjadi secara alami spontan dan secara buataninduksi. Mutasi alami berasal dari radioaktif dan sinar kosmik serta pengaruh temperatur. Peluang terjadi mutasi alami di alam sangat kecil yaitu sekitar 10 -7 -10 -6 IAEA 1997. Mutasi induksi merupakan mutasi buatan yang terjadi melalui campur tangan manusia. Mutasi ini dilakukan untuk meningkatkan peluang terjadinya mutasi sehingga menghasilkan perubahan sifat yang diinginkan. Agen atau bahan yang menyebabkan terjadinya mutasi induksi disebut dengan mutagen. Mekanisme mutasi induksi yaitu mutagen merusak DNA inti kemudian selama proses perbaikan, perubahan terjadi secara acak dan dapat diwariskan pada generasi berikutnya. Mutagen terdiri dari mutagen fisik dan mutagen kimia Simmonds 1979. Poespodarsono 1988 mengelompokkan mutagen dalam tiga golongan yaitu mutagen kimia, mutagen fisik iradiasi dan mutagen non radiasi.

2.4.1 Mutagen Kimia

Mutagen kimia merupakan salah satu penyebab mutasi pada makhluk hidup yang berasal dari senyawa kimia seperti etil metan sulfonat EMS, dietil sulfat DES, metil metan sulfonat MMS, natrium azida Talebi et al. 2012. Mutagen ini umumnya menghasilkan mutasi induksi yang menyebabkan substitusi pasangan basa yang mengakibatkan perubahan asam amino. Perubahan ini mengubah fungsi protein tetapi tidak menghapus fungsinya. Bidabadi et al. 2012 menyatakan bahwa perlakukan berbagai dosis 150, 200 dan 250 mM dan periode waktu 30 dan 60 menit dari EMS pada tunas pucuk dapat meningkatkan variasi pada pisang Musa spp.. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata jumlah tunas per eksplan, kelangsungan hidup , dan bobot segar tunas pucuk dipengaruhi oleh dosis EMS dan memberikan perbedaan yang signifikan pada jangka waktu perlakuan. Perlakuan 60 menit250 mM dan 30 menit200 mM menunjukkan peningkatan maksimal dalam produksi eksplan aktif. Persentase variasi fenotipe yang berasal menunjukkan peningkatan sebesar 10-14 setelah tiga bulan kultur, dengan perlakuan 60 menit200 mM dan 30 menit250 mM perlakuan EMS dibandingkan dengan kontrol. Talebi et al. 2012 menyatakan nilai LD 25 dan LD 50 diamati berdasarkan pada pengurangan pertumbuhan benih setelah perlakuan konsentrasi EMS 0.25 dan 0.50 untuk variasi padi MR219. Kolkisin juga dapat menyebabkan mutasi. Kolkisin merupakan senyawa alkaloid yang diproduksi oleh Colchicum autumnale, yang mengganggu pembentukan mikrotubulus selama pembelahan sel pada fase metafase dan menghambat anafase, sehingga mengakibatkan jumlah kromosom tidak tereduksi sebelum pembelahan sel. Penggunaan kolkisin dewasa ini sering digunakan untuk mendorong terjadinya mutasi, sehingga terjadi perubahan bentuk, ukuran, dan jumlah kromosom, baik pengurangan maupun penambahan jumlah kromosom. Untuk menginduksi mutasi, maka dibutuhkan konsentrasi kolkisin yang sesuai agar peluang terjadinya mutasi semakin besar Suminah et al. 2002. Perendaman jahe putih besar dengan kolkisin 0.25-0.50 selama 3-6 jam dapat mengubah jumlah kromosom menjadi poliploid dengan jumlah kromosom yang bervariasi,