Unit penangkapan ikan Kondisi Umum Daerah Penelitian

2.6.2 Keadaan iklim dan musim

Binuangeun terletak pada wilayah beriklim tropis. Curah hujan rata-rata per tahun berkisar antara 2000 - 3000 mm dengan jumlah hari hujan 122 - 130 hari per tahun. Berdasarkan keadaan curah hujannya menurut Schmidt-Ferguson termasuk pada iklim basah BBPD lebak 2006. Musim di Binuangeun dipengaruhi oleh angin laut yang bertiup dari dua arah yang umumnya dikenal dengan angin barat dan angin timur. Nelayan Binuangeun mengelompokan musim berdasarkan arah angin menjadi 3 tiga musim yaitu, musim barat, musim timur dan musim paliwungan peralihan. Musim barat berlangsung pada Bulan Desember - Februari, musim timur berlangsung pada Bulan Mei - September, dan musim peralihan pada Bulan Maret - April dan Oktober - Nopember. Pada musim barat, angin beritup dari arah barat Ujung Kulon, curah hujan tinggi dan sering terjadi angin kencang yang dapat memicu timbulnya gelombang yang besar. Pada musim timur, angin bertiup dari arah timur Ujung Genteng, angin relatif tenang sehingga tidak menimbulkan gelombang yang besar. Pada musim paliwungan peralihan, arah pergerakan angin tidak menentu, tetapi pada umumnya angin bertiup dari arah selatan samudera.

2.6.3 Unit penangkapan ikan

Unit penangkapan ikan merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari alat penangkapan ikan, kapal, dan nelayan. 1 Alat penangkapan ikan Alat penangkapan ikan adalah sarana dan perlengkapan atau benda-benda lainnya yang dipergunakan untuk menangkap ikan. Alat penangkapan ikan yang dioperasikan oleh nelayan bervariasi baik dari bentuk maupun ukurannya. Adapun jenis alat tangkap yang dominan dioperasikan di perairan Binuangeun adalah jaring rampus, purse seine, gillnet, pancing rawai, payang, bagan perahu, dan alat pengumpul rumput laut. Jenis dan jumlah alat tangkap yang dioperasikan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Jenis dan jumlah alat penangkap ikan di PPI Binuangeun tahun 2003 – 2007 Tahun No Jenis 2003 2004 2005 2006 2007 1 Jaring rampus 154 154 147 150 170 2 Purse seine 9 12 12 11 11 3 Gillnet 116 116 118 123 118 4 Pancing rawai 128 128 120 128 138 5 Payang 8 8 23 23 18 6 Bagan perahu 48 48 48 54 54 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Lebak, 2007 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa alat tangkap yang paling banyak dioperasikan adalah jaring rampus dan jaring insang gillnet. Hal ini sesuai dengan keaadaan ekonomi nelayan yang umumnya adalah nelayan kecil. Alat tangkap purse seine dan payang mulai dioperasikan tahun 1993 dan umumnya berasal daerah di luar Binuangeun. Purse seine berasal dari Laut Jawa dan payang berasal dari Palabuhanratu. Secara umum jumlah alat penangkap ikan cenderung meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya aktivitas penangkapan ikan oleh nelayan. Pada tahun 2005 terjadi penurunan jumlah alat penangkap ikan karena kenaikan harga bahan bakar minyak BBM dan adanya bencana tsunami pada bulan Desember 2004. Menurut laporan PPI Binuangeun, alat tangkap yang dioperasikan oleh nelayan Binuangeun pada Bulan Januari dan Februari 2008 mengalami penurunan. Tabel 4 empat memperlihatkan besarnya effort dan produksi masing- masing alat tangkap yang dioperasikan di Binuangeun pada bulan Februari 2008. Alat tangkap yang memiliki produktivitas paling besar adalah purse seine. Tabel 4 Jenis, trip dan produksi alat penangkap ikan di PPI Binuangeun Bulan Februari 2008 No Jenis Jumlah Trip Produksi kg CPUE 1 Jaring rampus 125 2625 53903 431.22 2 Purse seine 10 210 17025 1702.50 3 Gillnet 106 2120 40786 384.77 4 Pancing rawai 72 1360 11169 155.13 5 Bagan perahu 48 750 899 18.73 Sumber : PPI Binuangeun 2008. 2 Kapal penangkap ikan Kapal penangkap ikan yang dioperasikan di perairan Binuangeun yaitu kapal motor in board dan kapal motor tempel out board. Kapal motor memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari 5 GT samapai 30 GT. Kapal motor umumnya digunakan untuk mengoperasikan alat tangkap purse seine, jaring rampus dan jaring insang gillnet. Kapal yang mengoperasikan alat tangkap purse seine memiliki bobot 15 - 20 GT , jaring rampus dan jaring insang dioperasikan dengan kapal berbobot 5 - 10 GT dengan kekuatan mesi 20 - 33 PK. Kapal motor tempel digunakan umtuk mengoperasikan alat tangkap payang, pancing, gilnet dan rampus. Jumlah unit dari masing-masing ukuran kapal yang diopeasikan di Binuangeun dapat dilihat pada Tabel 3 tiga. Selain kapal-kapal lokal terdapat juga kapal-kapal dari daerah lain yang beroperasi di perairan Binuangeun dan mendaratkan hasil tangkapannya di PPI Binuangeun. Kapal-kapal tersebut berasal dari Palabuhanratu, Jampang Kulon, dan Labuan. Intensitas kedatangan kapal-kapal tersebut tidak menentu dan cenderung berkurang dari tahun ke tahun. Tabel 5. Ukuran dan jumlah kapal penangkap ikan di PPI Binuangeun No Jenis Kapal Jumlah unit 1 Motor tempel 39 2 Kapal motor: 5 GT 89 5 - 10 GT 105 10 - 20 GT 10 20 - 30 GT 3 Sumber : PPI Binuangeun, 2008. 3 Nelayan Nelayan yang beroperasi di perairan Binuangeun terdiri dari nelayan asli lokal dan nelayan pendatang. Nelayan pendatang umumnya berasal dari Palabuhanratu, Sukabumi, Cirebon, dan daerah lainnya. Pada bulan Februari 2008, nelayan asli ada sebanyak 1889 orang dan nelayan pendatang sebanyak 205 orang PPI Binuangeun 2008. Berdasarkan aktifitas yang dilakukan nelayan di Binuangeun dibagi menjadi 3 tiga kelompok, yaitu nelayan penuh, nelayan sambilan utama, dan nelayan sambilan tambahan. Nelayan penuh ada sebanyak 2200 orang, nelayan sambilan utama sebanyak 118 orang dan nelayan sambilan tambahan sebanya 205 orang PPI Binuangeun 2008.

2.6.4 Daerah penangkapan ikan